Anak Susah Tidur, Kapan Perlu Khawatir?

Anak sudah tidur siang selama dua jam. Pukul delapan malam pun ia sudah berada di tempat tidur dan siap mendengarkan dongeng yang akan Anda bacakan sebelum tidur. Tetapi mengapa pagi ini ia tampak kelelahan dan mengantuk? Berkali-kali ia terlihat menguap dan tak bersemangat.

Tidur merupakan kebutuhan penting setiap orang, terutama anak-anak. Namun, tak jarang Mama seperti kesulitan untuk membuat anak mau tidur. Berbagai alasan dan jurus dikeluarkan agar ia bisa segera terlelap. Mungkin Anda (atau bahkan ibu Anda dulu!) sering menggunakan alasan bahwa anak yang tidak mau tidur siang akan sulit tumbuh tinggi.

Memang tak sepenuhnya hal tersebut salah, sih. Menurut dr. Bernie Endyarnie Medise, Sp.A(K), MPH, dari Divisi Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, ada human growth hormone yang memang dikeluarkan saat anak tidur. Jika anak kurang tidur atau tidurnya tak berkualitas, maka proses tumbuh kembangnya terhambat.

Tidur tak hanya perkara menutup mata saja. Lama waktu tidur serta kualitasnya perlu diperhatikan. Aktivitas tidur dibagi dalam dua fase, yaitu Non-Rapid Eye Movement (NREM) alias tidur tenang dan Rapid Eye Movement. Anak dianggap tidur nyenyak atau deep sleep jika telah melalui semua fase dengan baik.

Mama perlu memperhatikan apakah gejala kurang tidur pada anak terjadi berulang-ulang. Misalnya ia selalu rewel dan tampak lelah saat dibangunkan di pagi harinya, saatnya Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mencari tahu apa penyebab anak kurang tidur. Dengan begitu, persoalan ini dapat diatasi dengan segera. Gangguan yang terlalu lama akan mempengaruhi pertumbuhan anak maupun prestasinya di sekolah.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia