Anak Tidur Berjalan, Perlukah Khawatir?

Tanya:
Anak saya 8 tahun sering sekali tidur sambil berjalan atau sleepwalking. Apakah kebiasaan ini bisa hilang?
                                                   
Jawab:
Meskipun namanya sleepwalking alias tidur sambil berjalan, mungkin saja anak duduk, berjalannya ke luar rumah, atau bahkan berperilaku unik, seperti membuka lemari es, lalu pipis di situ.

Biasanya, yang dilakukan berkisar dari perilaku yang tidak membahayakan hingga yang cukup mengkhawatirkan. Misalnya, berjalan ke luar rumah dan menyeberang jalan. Saat bangun, anak bisa mengingat apa yang dilakukannya saat ‘sleepwalking’.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Pada saat tidur, otak akan melalui 5 fase tidur – fase 1, 2, 3, 4, dan REM (Rapid Eye Movement). Semuanya merupakan siklus tidur kita. Setiap kita menjalani siklus tersebut (sekitar 4 - 5 fase) durasinya rata-rata sekitar 90 - 100 menit.

Nah, gangguan ini umumnya terjadi pada saat kita memasuki fase tidur ke 3 dan 4. Dalam fase ini, lebih sulit membangunkan seseorang, sebab anak akan merasa limbung dan mengalami disorientasi selama beberapa menit waktu dibangunkan.

Anak cenderung mengalami sleepwalking sekitar 1 - 2 jam setelah tertidur, lalu tidur sambil berjalan tanpa arah yang jelas selama beberapa detik hingga 30 menit. Berjalan sambil tidur lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa, dan biasanya terjadi hingga ia memasuki awal masa remajanya.

Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa kasus ini sangat mungkin diturunkan di dalam keluarga. Jika orang tua yang masa kanak-kanak dan remajanya berjalan sambil tidur, anak-anaknya bisa mengalaminya hal serupa.

Sebenarnya, penyebab sleepwalking antara lain karena anak mengalami kelelahan atau kurang tidur, jadwal tidurnya tidak teratur, sakit atau saat mengalami demam, sedang dalam pengobatan medis tertentu, atau stres (kasus berjalan sambil tidur sangat jarang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, masalah emosional ataupun masalah psikis).

Penanganan khusus tidak diperlukan, kecuali jika episode ini sering terjadi (hampir setiap tidur) yang menyebabkan anak kurang tidur dan sering mengantuk atau sampai menimbulkan perilaku membahayakan. Kalau sudah begini, Anda perlu memeriksakannya ke dokter. Jika hal ini menimbulkan masalah saat anak memasuki usia pra remajanya, Anda perlu mengajaknya berkonsultasi dengan psikolog.  

Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi dan mencegah sleep walking yang berulang, yakni:

- Dampingi dia menjelang tidur (bantulah untuk rileks dan tenang)
- Bantulah mengatur jadwal istirahatnya dan menerapkannya secara konsisten, upayakan anak cukup tidur
- Minta dia menghindari minum berlebihan menjelang tidur (kandung kemih yang penuh bisa memicunya mengalami hal ini)
- Bantulah menata kamar tidurnya (untuk membangun suasana agar terasa tenang dan nyaman) sehingga membantunya beristirahat secara cukup sebagaimana yang ia butuhkan. Jika anak berjalan sambil tidur, tetap tenang dan bantu ia dengan membimbingnya kembali ke tempat tidur.

Konsultan: Drg. Wina Edriani Darwis, MDSc, Sp.KGA, Dokter Gigi Anak, Klinik Family Dentistry, Jakarta

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia