Bila Anak Belum Bisa Duduk

Duduk merupakan salah satu aspek perkembangan pada anak. Perkembangan adalah aspek kualitatif anak, sedangkan pertumbuhan adalah aspek kuantitatif (misalnya, berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dll).


Nah, perkembangan bukan sekadar tengkurap, duduk, atau berdiri dan berjalan, yakni perkembangan motorik kasar. Perkembangan mencakup pula motorik halus, kognitif, dan sosial - emosi. Jadi, bagaimana anak bermain, ‘belajar’, bicara, dan bergerak, merupakan petunjuk penting perihal perkembangannya.


Dalam dunia kedokteran, ada istilah developmental milestones atau hal-hal yang bisa dikerjakan anak pada usia tertentu. Status perkembangan tersebut bisa dinilai dengan suatu checklist. Anda bisa memeriksa dan mencocokkan apa saja pencapaian perkembangan anak di akhir usia 9 bulan (milestones ini tidak ada untuk usia 10 bulan tetapi Anda bisa memakai patokan pencapaian di akhir usia 9 bulan).


Apa yang sudah bisa dilakukan bayi di akhir usia 9 bulan? Banyak sekali. Misalnya, sosial dan emosional (merasa takut pada orang asing, tidak mau lepas dari pada orang dewasa yang dia kenal, dan mulai memiliki mainan favorit), bahasa/komunikasi (mengetahui arti kata tidak boleh, mengucapkan berbagai suara yang berbeda, meniru suara dan gerak gerik orang sekitar, danmenggunakan telunjuk untuk menunjuk sesuatu), kognitif (memperhatikan arah benda yang jatuh, bermain cilukba, memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain, dll), serta fisik (berpegangan pada suatu benda sambil berdiri, bisa mengubah posisi dari tidur atau telungkup ke posisi duduk, bisa duduk tanpa harus ditopang, dll).
 

Berkonsultasilah dengan dokter anak langganan bila anak belum bisa: menapak dan menanggung berat tubuhnya saat diberdirikan sambil dipegangi, duduk dengan bantuan, belum mengoceh (“mama”, “baba”, “dada”), terlibat dalam permainan yang sifatnya interaktif (misalnya, melempar bola dan menerima bola yang digelindingkan), bereaksi saat namanya dipanggil, mengenali wajah-wajah yang familiar, menengok ke benda/orang yang Anda tunjuk, atau memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan lain.


Bila banyak tahapan perkembangan yang belum dilampaui anak, Anda bisa juga berkonsultasi dengan dokter anak subspesialisasi neurologi. Sebaiknya, anak secara rutin diskrining tahapan perkembangannya dpada usia 9, 18, 24, dan 30 bulan; atau di usia di mana orang tua merasa ada sesuatu yang dikhawatirkan. 


 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia