Virus Pemicu Kanker Payudara


Setiap bulan Oktober, kita semua diajak untuk mengingat kembali akan bahaya dari kanker payudara. Ya, bulan Oktober yang lalu memang dicanangkan sebagai bulan Peduli Kanker Payudara sedunia. Tak salah bila kita saat ini melihat kembali apa saja terobosan yang sudah dihasilkan para ilmuwan terkait kanker payudara. Secara mengejutkan, ada beberapa temuan baru terkait kanker payudara yang selama ini lupa diwaspadai banyak orang. Salah satunya, kemungkinan kanker payudara disebabkan oleh virus.

Selama bertahun-tahun, EBV (Epstein-Barr Virus) atau virus yang masih termasuk kerabat herpes, kerap dikaitkan dengan kanker. Virus ini dikatakan sebagai pemicu sejumlah kanker, seperti limfoma Burkitt Afrika (sejenis kanker limfatik), penyakit Hodgkin (sejenis kanker darah), karsinoma nasofaring (sejenis kanker leher langka), adenokarsinoma lambung (sejenis kanker perut), dan leiomyosarcoma (tumor otot
polos).

Diperkirakan ada sekitar 200.000 keganasan pada manusia disebabkan oleh EBV tiap tahunnya. Virus ini menular melalui cairan ludah dan kelamin, kemudian menginfeksi sel pada sistem imun (sel B), juga sel epitel (termasuk pada permukaan tubuh, kapiler darah, dan organ). Virus ini dikatakan mampu mengubah karakter sel-sel menjadi seperti sel punca, sehingga tidak konsisten dan terus memperbanyak diri, layaknya sel kanker. Selain itu, virus ini juga menurunkan kemampuan tubuh dalam melawan keganasan.

Tim peneliti dari divisi Hematologi/Onkologi dari Beth Israel Deaconess Medical Center (BIDMC) - Massachusetts yang dikepalai Dr.Gerburg Wulf, berkolaborasi dengan tim peneliti Harvard Medical School – Boston baru-baru ini melakukan riset tentang pengaruh EBV terhadap sel payudara. Hasilnya, virus ini cenderung mengikat reseptor tertentu di sel payudara sehat (CD21) hingga mengakibatkan infeksi. “Menurut kesimpulan kami, jika seorang wanita terinfeksi EBV di usia remaja atau sesudahnya, epitel payudaranya akan terinfeksi virus. Bagi sebagian besar individu, infeksi tidak langsung terlihat dalam jangka panjang. Namun infeksi dapat meninggalkan luka genetik yang mengubah metabolisme sel-sel payudara. Secara perlahan atau beberapa dekade kemudian, virus dapat memicu terbentuknya kanker payudara,” ujar Dr. Wulf.

Kendati demikian, para peneliti percaya bahwa EVB bukanlah pemicu kanker payudara yang utama dan tidak memperburuk seseorang yang telah menderita kanker payudara. Temuan ini telah diterbitkan di jurnal EBioMedicine bulan Agustus 2016. (foto: 123rf)

Baca juga : Deteksi Kanker Payudara Gratis dengan Mobil Mamografi

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia