5 Mainan Anak Ini Paling Sering Dikoleksi Ayah



Para ayah ini ada yang hobi mengoleksi Lego, Hot Wheels, action figure, Star Wars, dan banyak lagi.

Hmmm, bolehkah koleksi mereka dimainkan anak-anak mereka?

Hot Wheels dan Tomica
“Saya mengoleksi Tomica dari sebelum menikah. Gara-garanya, saya melihat teman yang mengoleksi itu, lalu ikutan tertarik ngumpulin.

Koleksi Tomica saya mula-mula berupa kendaraan niaga. Kemudian anak saya, Sam, koleksi Hot Wheels. Sejak itu saya mulai ‘teracuni’ Hot Wheels,  setelah menemukan nikmatnya koleksi Hot Wheels dan harganya lebih ekonomis dibandingkan Tomica.

Akhirnya kami berdua koleksi bareng-bareng. Istri kebetulan tidak keberatan dengan hobi saya.  

Saya juga nggak ada budget khusus untuk ini. Biasanya kalau kami pergi ke toko mainan, super market, atau bahkan mini market, kemudian ada koleksi Hot Wheels yang jarang ada atau kami belum punya, saya dan Sam akan membelinya.

Kami juga punya yang disebut Hari Membeli Mainan. Di hari itu, saya dan anak-anak akan berburu mainan. Buat saya, koleksi Hot Wheels dan Tomica selain untuk kepuasan, juga bisa untuk mengenalkan pada anak soal tanggung jawab, bahwa barang-barang yang mereka koleksi harus dijaga dan dirawat baik-baik.” - Sogi Indra Dhuaja, Aktor dan Penyiar
 
Mainan Star Wars
“Dari dulu saya sudah menggemari film Star Wars dan tertarik mengoleksi segala pernak-pernik Star Wars.

Setelah itu, saya bergabung dengan Komunitas pencinta Star Wars, 501st Legion Indonesia. Berhubung komunitas ini fokus pada kostum Star Wars, jadilah saya mulai ‘teracuni’ mengoleksi kostum-kostum Star Wars, seperti Emperor’s Royal Guard, Rebel Pilot, dan Biker Scout.

Anak saya, Rey, masih berumur setahun, jadi dia belum paham tentang koleksi saya. Tapi, saya akan tularkan kegemaran ini kepadanya dan membuatkan kostum Star Wars supaya lebih mudah di-approve oleh istri kalau saya mau tambah koleksi yang baru, hahaha.…

Kostum Star Wars berikut helm atau topengnya memang cukup makan tempat di rumah, jadi istri kadang suka kesal dan tanya-tanya, tapi saya beri dia pengertian mengenai kegemaran saya ini.

Untuk budget khusus,  sih,  tidak ada, pintar-pintar saja mengatur keuangan. Buat saya, hobi ini selain memberi kepuasan juga untuk mengisi waktu dengan sesuatu yang positif. Daripada uangnya habis untuk sesuatu yang nggak jelas, kan? Hahaha...” - Kevin Soeharli, Entrepreneur

Baca juga: Nilai Positif Anak Puya Benda Koleksi
 
Action Figure
“Koleksi action figure saya sebagian besar berupa Gundam dan Kamen Rider. Masa kecil saya sering diisi dengan nonton anime, jadi dari situ saya mulai tertarik untuk mengumpulkan action figure.

Semua koleksi saya taruh dan pajang dalam sebuah lemari. Berhubung anak saya, Daffa, masih kecil dan belum mengerti, jadi saya belum bisa memainkan koleksi ini bersama anak. Pelan, tapi pasti, saya bakal tularkan hobi saya ini kepadanya.

Dulu, saya punya budget khusus untuk membeli action figure karena kadang ada koleksi yang langka dan dijual mahal, dan saya pengin sekali memilikinya. Tapi kalau sekarang saya lebih suka ikut lelang online.

Selain itu, saya sering ajak istri ke pameran mainan untuk berburu action figure. Istri juga kebetulan hobi koleksi Lego. Nah, jika di sana ada action figure yang diskon dan langka, langsung saya beli.

Buat saya, hobi ini lebih bersifat investasi. Kadang ada orang yang berminat dan menawar koleksi action figure saya. Tidak ada masalah dengan istri soal kegemaran saya ini, tapi dia lebih suka kalau saya beli action figure Gundam dibandingkan Kamen Rider, karena Gundam terlihat lebih keren katanya, hahaha….” - Lanang Bona Prihatos, Sales Manager
 
Die Cast
Saya penggemar BMW, jadi semua koleksi die cast saya berupa mobil-mobilan BMW. Semua koleksi saya pajang di sebuah kamar.

Buat saya, koleksi die cast ini selain untuk hiburan juga bisa menghilangkan stres. Anak-anak, Darrel dan Rafa, saya beri tahu bahwa ini adalah koleksi ayah, jadi mereka tidak boleh sembarang memainkannya.

Tapi mereka tetap saya izinkan bermain dengan koleksi tersebut, asalkan mereka izin dan berjanji tidak merusaknya. Jadi mereka sekalian belajar tanggung jawab.

Tidak ada budget khusus buat membelinya. Biasanya saya beli lewat e-Bay, atau bila bepergian ke luar negeri, saya akan browsing dulu tempat yang menjual die cast di kota yang akan saya singgahi.

Istri juga tidak pernah protes hobi saya ini. Dia bahkan ikut membantu. Kalau kami sedang jalan-jalan, dia sering memberitahukan saya die cast BMW yang mungkin saya belum punya. Semua koleksi saya foto pakai HP, jadi saya tahu mana yang sudah saya miliki dan mana yang belum. - Deden Purnamahadi, Business Director
 
Lego
“Awalnya mengoleksi Lego karena saya dan istri memang suka dengan Lego dan dulu waktu kecil main Lego.

Waktu itu, sepulang dari AS, saya belikan satu set Lego untuk istri. Setelah itu kami mulai keranjingan dan koleksinya semakin bertambah.

Saat Sissy hamil, kita berdua punya banyak waktu luang di rumah dan mulai membangun ‘kota’ Lego yang kita taruh dalam satu ruangan. Konsepnya seperti kota beneran, ada gedung-gedung, kafe, taman, danau, alat transportasi, jalanan, dan orang-orangnya.

Harga Lego memang mahal, tapi saya anggap ini investasi, karena biasanya koleksi-koleksi yang bersifat series seperti yang saya punya ini harganya semakin lama semakin naik. Setelah disusun, Lego saya taruh di tempat yang lebih tinggi agar tidak ‘diberantakin’ Mayka.

Saya dan istri coba menularkan hobi ini kepada Mayka and Mikkairo. Mereka tampak antusias sekali setipa melihat kami membuka kotak Lego.  - Rifat Sungkar, Pebalap Mobil


Baca juga: 6 Keuntungan Anak Suka Koleksi Barang

Foto Pixabay

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia