10 Cara Stimulasi Keterampilan Pra Membaca Anak



Tidak sedikit orang tua yang mengartikan belajar membaca dengan belajar mengeja. Sebetulnya, belajar membaca tidak bisa serta merta dimulai dengan latihan mengeja, Ma, Pa. Ada keterampilan yang harus dikembangkan terlebih dahulu sebelum anak belajar membaca, yakni keterampilan pra membaca.
 
Keterampilan pra membaca dapat membantu anak lebih siap untuk belajar membaca saat ia memasuki sekolah nanti. Di samping itu keterampilan pra membaca yang baik juga akan meminimalkan risiko anak mengalami stres saat belajar membaca kelak.
 
Tanya Mcilroy, mantan guru prasekolah dan pendiri Empowered Parents mengatakan bahwa keterampilan pra membaca adalah bagian penting dari kesiapan sekolah anak dan pengembangan literasi dini.
 
Apa saja sepuluh cara membangun keterampilan ini, antara lain:
 

1. Bacakan Buku untuk Anak Setiap Hari
“Tidak pernah terlalu dini untuk mulai membacakan untuk anak-anak Anda,” ujar Tanya. Tidak ada cara yang lebih mujarab dalam memperkenalkan anak-anak pada kata, rima, dan urutan selain membacakan buku untuk mereka setiap hari.
 
Dengan membacakan buku sambil menunjuk kata per kata dari apa yang Anda ucapkan, anak-anak akan merekam kata tersebut sebagai sebuah gambar di otaknya. Bacakan buku sebelum tidur atau bahkan kapan pun saat Anda sedang santai berdua.
 
Jika Anda terbiasa membacakan buku sejak anak masih kecil, maka ia akan membaca karena ia menyukainya. Akan tetapi, ketika ia baru memperkenalkan buku saat ia sudah duduk di bangku sekolah, ia akan membaca karena terpaksa. Itu tidak akan menyenangkan dan terasa tidak mudah untuknya.
 
Baca juga: 10 Manfaat Membacakan Buku untuk Anak Sejak Dini
 

2. Ajukan Pertanyaan saat Membaca
Salah satu keterampilan pra membaca adalah keterampilan bercerita. Oleh karenanya, setiap membacakan buku, tanyakan sesuatu pada anak. Dari sini, ia juga bisa memanggil ulang memori di otaknya mengenai buku tersebut. Pertanyaannya bisa dimulai dari hal yang sederhana seperti, “Apa warna langitnya?” “Ada berapa buku?” dan lainnya. Ini juga membantu meningkatkan kosa katanya.
 

3. Baca Apa pun di Sekitar Anda
Sebutkan apa pun tanda atau simbol yang ada di sekitar Anda. Misalnya papan bergambar kaki dan rumput yang dicoret. Diskusikan dengan mereka apa artinya tanda tersebut.
 
Anda juga bisa mengajak anak untuk selalu membaca tanggal kedaluwarsa di kemasan makanan atau melihat kandungannya. Anda bahkan juga bisa sering-sering membaca papan nama restoran di sepanjang jalan yang Anda lewati bersama anak. Hal ini akan membuatnya memahami bahwa setiap tulisan punya makna.
 

4. Main Magnet Alfabet atau Flashcard
Ajak anak bermain mengelompokkan huruf yang sama ke dalam mangkuk-mangkuk kecil. Kemudian, minta mereka menunjukkan huruf yang Anda sebutkan.
 

5. Nyanyikan Lagu
Lagu adalah cara yang bagus untuk mulai memperkenalkan kata-kata berima. Ini juga merupakan keterampilan penting untuk membaca. Tunjukkan rangkaian kata-kata yang berima saat Anda menyanyikannya, misalnya saja pada lagu Balonku. Ada juga lho, manfaat lain anak belajar lewat lagu selain untuk mengenal kata.
 

6. Permainan Kata Berima
Ajak anak menemukan kata yang berima atau memiliki akhiran huruf yang sama, misalnya saja meja-kerja-saja. Lalu tantang anak menemukan kata yang tidak memiliki rima yang sama misalnya bisa-bulu-busa.
 

7. Cari Huruf Depan
Anda bisa menyebut satu kata dan kemudian meminta anak mengidentifikasi huruf depannya. Misalnya saja Anda menyebut, “Makan”, maka jawabannya adalah “M”.

8. Cari Huruf yang Berbeda
Sebutkan dua kata yang berbeda, misalnya ‘kuda’ dan ‘kura’ atau ‘kupu’ dan ‘kutu’. Kemudian, minta anak mencari tahu huruf apa yang berbeda. Agar lebih mudah, tuliskan atau gunakan magnet alfabet.
 

9. Mengganti Huruf
Sebutkan satu kata dan kemudian ganti huruf depannya. Misalnya ‘buku’. Tanyakan pada anak, bila ‘b’ diganti dengan ‘d’, apa bacanya?
 

10Menggabungkan Huruf Menjadi Suku Kata
Secara bertahap, bila anak dirasa sudah mengenal alfabet dengan baik dan mengetahui suaranya atau bunyinya, Anda bisa ke level berikutnya yakni menyambungkan dua huruf menjadi suku kata. Misalnya saja menggabungkan ‘b’ dengan ‘o’ maka terbaca ‘bo’. Melakukannya dengan magnet alfabetjuga bisa membantu.
 
Perlu diingat bahwa untuk melakukan semua ini, anak harus bahagia dan tanpa terpaksa. Kemas semua aktivitas ini semenarik mungkin dan amati tanda apakah anak tampak lelah atau bosan.
 
Sebab, belajar membaca bukan hanya soal bisa mengeja atau bisa melafalkan huruf saja, melainkan juga soal pemahaman terhadap kata serta kegunaannya. Sehingga, memang butuh kesiapan dari sang anak sebelum benar-benar belajar membaca. Seperti yang dikatakan oleh Dorothy S. Strickland, Ph.D., profesor pendidikan yang fokus pada studi membaca dalam Emergent Literacy: How Young Children Learn to Read and Write mengatakan bahwa literasi bukan hanya keterampilan akademis tetapi kemampuan multifaset dengan komponen psikologis, sosial, dan linguistik.
 
 
Baca juga:
Cara Latih Anak Suka Membaca Sesuai Usia
Si Kecil Siap Masuk Prasekolah?
5 Manfaat Menarik Mengikutkan Anak ke Preschool
5 Materi Preschool Yang Bisa Dipelajari Sendiri di Rumah (PART 2)
7 Tahapan Mengembangkan Kemampuan Literasi Dasar bagi Anak dengan Autisme
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 


Topic

#balita #pendidikanusiadini

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia