15 Cara Agar Anak Mau Mendengarkan Anda


 

Diminta begini, malah begitu. Diarahkan untuk melakukan ini, malah melakukan itu. Begitulah anak-anak. Apa yang mereka kerjakan kerap kali berlawanan dengan apa yang Anda harapkan. Tak jarang, hal tersebut mengundang emosi Anda. Anda pun siap untuk berteriak.
 
Apakah teriakan selalu berhasil? Tidak juga. Sama dengan memukul, teriakan selain membuat si kecil semakin agresif, juga dapat menyebabkan timbulnya jarak emosional antara Anda dengannya. 
 
Berikut ini adalah cara yang dibagikan oleh Dr. William Sears, dokter anak dari AS sekaligus penulis The Attachment Parenting Book:
 
1. Sejajar dengan Matanya
Sebelum memberi arahan kepada si kecil, berjongkoklah sehingga wajah Anda dapat sejajar dengan matanya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan perhatiannya. Ketika Anda berdiri, Anda terkesan lebih superior sehingga anak-anak juga akan reaktif. Katakan padanya, “Sayang, tolong lihat Mama,” atau “Sayang, Mama butuh didengarkan.” Di saat yang bersamaan, berikan gestur lembut dan tetap pertahankan saat gilirannya berbicara sehingga anak-anak tak menganggapnya sebagai kontrol, melainkan sebagai relasi.
 
2. Sebut Namanya
Buka permintaan Anda dengan menyebut nama si kecil, misalnya, “Icha, tolong…” Penyebutan nama dapat membuat si kecil merasa lebih “terpanggil.”

3. Singkat
Masukkan arahan utama Anda dalam satu kalimat pembuka. Semakin lama Anda mengoceh, semakin besar kemungkinan anak Anda mengabaikan. Terlalu banyak bicara adalah kesalahan umum yang terjadi ketika berdialog dengan anak. Sebab, fokus anak-anak belum bisa bertahan lama.
 
4. Gunakan Kalimat Sederhana
Pakailah kalimat sederhana yang bisa dipahami oleh anak-anak. Misal, alih-alih mengatakan, “rapikan kamarmu!” lebih baik mengatakan, “letakkan mainan di tempatnya kembali dan tata buku di rak, ya!”
 
5. Minta Anak untuk Mengulang
Pastikan anak mengetahui apa yang Anda inginkan dengan memintanya mengulang. Bila ia tak bisa mengulang, artinya arahan Anda terlalu panjang atau rumit.
 
6. Buat Penawaran yang Tak Dapat Ditolak
Untuk menghindari konflik saat memberi perintah pada anak-anak, Anda bisa memberi penawaran yang tidak mungkin mereka tolak. Misal, “Mandi dulu, ya. Habis itu, adik bisa main di luar.
 
7. Gunakan Kalimat Positif
Cobalah untuk selalu menggunakan kalimat positif, misal, alih-alih mengatakan “Kalau makan jangan diemut terus. Jadi lama kan, makannya.”
sebaiknya ganti dengan, “Makanannya dikunyah dan ditelan, ya. Kalau makannya cepat selesai, sisa waktunya bisa dipakai untuk bermain.”
 
8. “Mama Ingin…”
Percayalah, tidak ada yang lebih ingin menyenangkan Anda ketimbang anak-anak. Mereka ingin membuat Anda senang, akan tetapi mereka tidak suka diperintah. Oleh karenanya, alih-alih mengatakan “Ganti baju!” cobalah untuk mengatakan, “Mama ingin kamu ganti baju.”
 
9. “Ketika …. Maka…
Anda mungkin sudah pernah mengetahui strategi “jika… maka…” Penggunaan kata “jika” menunjukkan bahwa anak-anak memiliki pilihan untuk tidak mematuhi Anda. Penggunaan kata “ketika” dianggap lebih bisa memenuhi harapan Anda. Misal, “Ketika kamu sudah selesai gosok gigi, maka kita akan segera mulai baca dongeng.”
 
10. Mengikutinya Dulu
Alih-alih berteriak, “Hentikan main, waktunya makan!”, lebih baik berjalanlah ke arahnya dan katakan bahwa waktu makan hampir tiba. Kemudian, bergabunglah dengannya sebentar dan sampaikan kembali permintaan Anda.
 
11. Beri Pilihan
Lagi-lagi, anak-anak tidak suka diperintah. Anda bisa memberi mereka pilihan, misal, “Kamu mau main, setelah atau sebelum mandi?” Anak akan merasa mereka punya otoritas untuk memilih.
 
12. Sesuai dengan Usianya
Pertimbangkan tingkat pemahaman anak Anda ketika berbicara dengannya. Semakin muda usia anak, semakin jelas arahan yang seharusnya Anda berikan. Ketimbang menanyakan pada mereka, “Kenapa kamu melakukannya?” sebaiknya ganti dengan, “Kamu melakukannya karena kesal?”
 
13. Sopan
Berbicaralah kepada anak-anak Anda sebagaimana Anda ingin mereka berbicara kepada Anda. Gunakan kata “tolong” untuk meminta pada mereka.
 
14. Hindari Bertanya
Sebaiknya hindari pertanyaan yang bukan pilihan lantaran berpotensi mengundang respon negatif. Misal, “maukah kamu bantu Mama menyapu?” Ada baiknya langsung saja katakan, “Tolong Mama menyapu, ya.”
 
15. Tuliskan
Mendengar tak harus selalu dengan telinga. Untuk anak-anak yang sudah bisa membaca, Anda bisa meninggalkan catatan lucu agar ia mengikutinya. Misal, tempelkan tulisan dengan kertas warna-warni yang berisi ucapan selamat pagi dan permintaan agar ia merapikan tempat tidurnya saat bangun nanti.
 

Baca juga:
5 Mantra Agar Anak Mau Mendengarkan Perkataan Anda
Agar Anak Mendengarkan Orang Lain
Belajar Jadi Pendengar yang Baik
Agar Anak Mau Mendengarkan Anda
Jadi Pendengar Efektif untuk Anak
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO: DOK. AYAHBUNDA
 
 

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia