4 Hal Yang Bisa Papa Lakukan Bila Anak Menangis

Siapa bilang hanya Mama yang akan bisa menenangkan anak yang sedang menangis? Papa juga bisa menenangkan anak yang sedang sedih, ngambek, menangis, bahkan tantrum, lho. Kabar baiknya, Michael Gurian, peneliti neurobiologi yang fokus pada perbedaan kerja otak laki-laki dan perempuan serta penulis Boys and Girls Learn Differently menyampaikan hasil penelitian dari empat benua yang berbeda bahwa orang tua laki-laki (ayah) pada umumnya cenderung lebih cepat mengakhiri tangisan anak daripada ibu. 
 
Salah satu cara efektif menenangkan anak yang sedang ngambek atau menangis adalah dengan memberikan pelukan erat. Dekapan erat dan hangat dari papa tentu dapat memberikan rasa tenteram pada anak-anak.
 
Apakah anak memerlukan pelukan hanya saat ia menangis dan di usia kecil (balita) saja? Tentu saja tidak. Memberikan pelukan kepada anak tidak mengenal usia, karena kehangatan orang tua dapat dirasakan sejak bayi hingga anak beranjak dewasa.

Menurut psikolog Melly Puspita Sari, S.Psi., MT, NLP, pelukan yang penuh kelembutan merupakan salah satu cara untuk membantu menyelesaikan masalah karena manusia membutuhkan sentuhan fisik. Pelukan memiliki dampak yang luar biasa dalam memberi ketenangan dan perasaan disayang.

Penulis buku The Miracle of Hug ini juga menyarankan bukan hanya saat anak menangis saja, berikan pelukan pada anak minimal 8 kali sehari untuk memberikan energi positif sehingga anak bisa beraktivitas dan mengoptimalkan potensinya. 

Baca juga: Cara Terbaik Memeluk Anak

Lakukan Ini Bila Si Kecil Menangis Ya, Pa!
 
1.Berikan pelukan hangat sehingga  anak merasa nyaman. Seperti saat bayi, skin-to-skin contact tetap dapat menenangkan perasaan anak-anak yang lebih besar. Jangan ragu untuk mendekap anak, dan biarkan ia menikmatinya hingga rasa sedih atau marahnya mereda.
 
2. Gendong anak, dekap, dan ayun-ayun secara perlahan. Lakukan sambil menyanyikan lagu kesayangannya. Suara Anda fals? Biar saja, karena anak-anak tidak peduli itu! Atau bisa juga dengan membisikkan kata-kata lembut yang menghibur hatinya, tapi bukan nasihat atau menyuruh anak untuk menghentikan tangisannya atau mengabaikan perasaannya, ya. Walaupun anak  sudah bukan bayi lagi, suara ayah yang lembut secara otomatis dapat membuatnya jauh lebih tenang.
 
3. Untuk anak-anak lebih kecil, perdengarkan white noise atau bunyi yang dapat menghentikan tangisan anak sama seperti waktu ia masih bayi. Ketika bayi masih berada di dalam rahim, ia dikelilingi oleh cairan ketuban. Suara-suara yang ada di luar rahim, terdengar  mirip dengan white noise. Lakukan ‘shushing’, yaitu membuat suara ‘Sus… sus… sus’ di telinga anak sama seperti waktu bayi dulu karena cara ini tetap masih ampuh. Shushing adalah salah satu cara untuk menenangkan tangisan bayi yang direkomendasikan oleh dokter anak dan parenting expert, Dr. Harvey Karp, MD.
 
4. Anda bisa mengalihkan perhatiannya, misalnya dengan cara menunjuk sesuatu yang menarik dan berceritalah perlahan tentang hal yang menarik tersebut. Setelah anak sudah tenang, ajak bicara apa yang membuatnya menangis, dan dengarkan keluhannya. Atau, bisa juga lakukan sebaliknya. Biarkan dulu dia mengungkapkan kemarahan atau kesedihannya. Dengarkan keluhan-keluhannya dengan empati. Setelah keluar semua dan dia merasa tenang, ajak ia melakukan sesuatu yang membuat hatinya menjadi makin nyaman.  Dengan cara terakhir ini, anak tidak merasa diabaikan perasaannya, dan dia belajar untuk melihat masalah dan menenangkan diri sendiri dengan lebih baik.  

Baca juga:
Anak Laki-laki yang Menangis Bukan ‘Cemen’, Jangan Dilarang!
Menghadapi Anak Sensitif yang Mudah Menangis

YENNY GLENNY
FOTO: PIXABAY
Updated: 2021


Topic

#balita #pengasuhananak #parenting #papa

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia