4 Kebiasaan Salah yang Memengaruhi Perkembangan Anak


 

Setiap orang tua tentu mengharapkan anaknya mampu melewati tugas-tugas perkembangan sesuai dengan tahapan usianya. Berbagai cara pun dilakukan, antara lain dengan memberikan stimulasi.
 
Akan tetapi, ternyata, ada beberapa kebiasaan salah dari orang tua yang bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan anak. Apa sajakah?


1. Memakai Baby Walker

Baby walker adalah salah satu alat yang masih sering digunakan oleh orang tua dengan tujuan untuk melatih anak berjalan. Baby walker kini tak lagi direkomendasikan lantaran dinilai berpotensi membuat anak mengalami cedera. Di samping itu, dr. Catharine Mayung Sambo, Sp.A(K), Konsultan Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial, dalam acara Instagram Live bersama Ayahbunda, mengatakan bahwa pemakaian baby walker meningkatkan risiko anak berjalan jinjit yang tentunya bukan merupakan tanda perkembangan yang baik.

2. Meletakkan Anak Terlalu Lama di Stroller/Bouncer

Stroller dan bouncer memang efektif untuk menenangkan anak. Akan tetapi, dr. Mayung juga menjelaskan bahwa terlalu lama meletakkan mereka di sana tanpa diajak berinteraksi bukanlah stimulasi yang baik bagi perkembangannya. Ia mengatakan bahwa bayi dan balita harus dilibatkan ke dalam aktivitas fisik, seperti mengajaknya tengkurap untuk melatih perkembangan motoriknya.

3. Membedakan Perkembangan Berdasarkan Jenis Kelamin

dr. Mayung mengatakan bahwa memang ada literature yang menghubungkan antara jenis kelamin dengan keterlambatan perkembangan tertentu. Akan tetapi, menurutnya, bukanlah hal yang tepat ketika orang tua terjebak pada mengotak-kotakkan perkembangan berdasarkan jenis kelamin. “Biasanya gini, ahh, nggak apa, memang anak laki-laki biasanya jalan dulu, ngomongnya belakangan. Ini jadi risiko keterlambatan, di perkembangan lain meningkat,” ujarnya.
 
Menurutnya, lebih tepat bila orang tua selalu berpatokan pada instrumen perkembangan yang ada di buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) untuk melakukan penilaian perkembangan anak.


4. Menyamakan dengan Masa Kecil Orang Tua

Salah satu mindset tidak tepat orang tua tentang perkembangan anak yang dikemukakan oleh dr. Mayung adalah menyamakannya dengan masa kecilnya sendiri. “Oh, dulu Papanya juga gini.” Sama seperti poin sebelumnya, kebiasaan salah ini juga bisa meningkatkan risiko keterlambatan perkembangan di salah satu bidang.
 
Oleh karenanya, dr. Mayung berpesan agar orang tua selalu memantau tugas perkembangan anak di buku KIA yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dan segera berkonsultasi ke dokter apabila mencurigai ada keterlambatan perkembangan pada anaknya. “Semakin dini diketahui ada keterlambatan, semakin cepat diberikan keputusan untuk diintervensi, maka hasilnya akan lebih baik,” pungkasnya.
 
 
Baca juga:
Dampak Negatif #dirumahsaja Bagi Perkembangan Sosial Si Kecil
Kenali Tanda Bahaya (Red Flag) Perkembangan Umum Balita Anda
Tahapan Perkembangan Motorik Kasar Anak
Hati-hati, Papa Stres Bisa Pengaruhi Perkembangan Anak
Tahap Perkembangan Sosial Anak Usia Batita
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK

 
 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia