Alasan Balita Berbohong


 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak usia sekolah melakukan kebohongan karena menghindari hukuman atau hal yang tidak menyenangkan. Lalu bagaimana dengan anak-anak yang lebih kecil? Apakah balita juga berbohong karena alasan tersebut?
 
Ada berbagai pendapat tentang alasan anak-anak berbohong:
 
Tidak Bisa Membedakan Kenyataan dan Fantasi
Balita belum memahami sepenuhnya konsep berbohong. Sussane Ayers Denham, Ph.D., dosen psikologi di George Mason University di Fairfax, Virginia, AS, mengatakan, “Balita Anda berbohong karena pada usia ini ia belum dapat membedakan antara kenyataan dan fantasi.” Menurutnya, anak-anak belum memahami gagasan tentang kebenaran obyektif berdasarkan fakta.
 
Menurut Sussane, balita punya ‘pemikiran ajaib’ untuk menjelaskan suatu kenyataan. Misal, saat Anda mengetahui bahwa celananya basah karena air kencing, ia bisa saja mengatakan bahwa itu bukanlah air kencing melainkan air minum yang tumpah. Saat Anda mengatakan bahwa ia mengompol, balita Anda mungkin berbohong dengan ‘mengarang bebas’ bahwa boneka kelincinyalah yang mengompol. Alih-alih marah, kebohongan ini tentu saja lucu untuk didengar
 
Ingin Tetap Terlihat Baik
Penelope Leach, Ph.D., dosen sekaligus pakar pengasuhan dari The University of Winchester, Inggris, mengatakan, “Balita dirancang untuk menyenangkan.” Konsekuensinya adalah begitu mereka melihat Anda tidak senang dengan perilaku mereka, mereka akan berusaha untuk ‘membatalkan’ kesalahan mereka dengan menyangkalnya. Mereka ingin tetap terlihat baik di depan orang tuanya.
 
Misal, ia menyangkal bahwa ia telah memecahkan piring dan mengatakan bahwa bukan ia yang melakukannya. Menurut Leach, menyangkal kesalahan adalah jenis kebohongan mereka yang paling umum dilakukan balita. Sayangnya, ini juga merupakan hal yang paling sering membuat mereka kesulitan. Pasalnya, orang tua umumnya lebih marah karena kebohongan mereka daripada kesalahan yang telah mereka lakukan.
 
Kognitifnya Masih Berkembang
Kemampuan anak-anak berpikir dan mengingat belum sematang orang dewasa. Kognitif balita masih terus berkembang. Dr. Carol Newall, psikolog klinis sekaligus dosen pendidikan anak usia dini di Macquaire University, Sydney, Australia, mengatakan bahwa saat si kecil berbohong bahwa kakaknya lah yang memulai pertengkaran, ia barangkali hanya benar-benar lupa bahwa ia lah yang meluncurkan pukulan pertama dan memicu pertengakaran.
 
Untuk Melihat Reaksi Orang Lain
Penasaran. Ini adalah salah satu alasan balita berbohong. Matthew Rouse, Ph.D., psikolog klinis di New York, AS, mengatakan bahwa anak-anak berbohong karena ingin tahu reaksi orang lain. Misal, “Apa yang akan terjadi jika saya berbohong?”, “Apa yang akan ia lakukan untuk saya?”, atau “Apa yang akan saya dapatkan?”
 
Misalnya saja saat ia mengatakan bahwa mainan saudaranya hilang, padahal ia menyembunyikannya. Di saat seperti ini, ia ingin tahu bagaimana reaksi Anda.
 
Anda tidak perlu terlalu keras saat si kecil berbohong. Mulai ajarkan apa itu yang dimaksud dengan kebenaran dan kebohongan padanya. Hal ini akan membantunya menghindari, menjadikan berbohong sebagai kebiasaan.
 
 
Baca juga:
Lakukan Ini Jika Anak Berbohong
Berbohong dan mencuri
Ketika anak berbohong
Bolehkah Berbohong pada Anak?
Penyebab Balita Berbohong
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO FREEPIK

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia