Kasus COVID-19 pada Anak Naik 10 Kali Lipat, Ketahui Penanganan dan Tata Cara Isoman

anak dengan covid-19


Kasus anak terinfeksi COVID-19 terus meningkat. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) mengungkap bahwa kasus COVID-19 pada anak per 7 Februari meningkat 1000 persen atau 10 kali lipat dari Januari 2022. Tercatat 676 kasus pada 24 Januari 2022, hanya dalam seminggu menjadi 2.775, dan meningkat tajam pada 7 Februari sebanyak 7.190 kasus anak dengan COVID-19.
 
Kita tidak perlu panik hingga tidak tahu apa yang perlu dilakukan untuk melindungi anak. Namun, kita tetap perlu waspada dan memastikan menjaga anak-anak kita dari kemungkinan paparan COVID-19 terutama varian Omicron yang penularannya sangat cepat ini dengan protokol kesehatan ketat, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan untuk anak 6 tahun ke atas pastikan sudah mendapat vaksinasi.

Lalu bagaimana jika anak terinfeksi COVID-19 dan harus menjalani isolasi mandiri? Untuk membekali orang tua, IDAI mengeluarkan Panduan bagi Keluarga dan Masyarakat, Pencegahan dan Isolasi Mandiri Anak dan Remaja dengan COVID-19, yang bisa dilihat di laman IDAI.

Beberapa poin penting tentang isoman anak dengan COVID-19 berikut ini dikutip dari panduan IDAI tersebut.

Kontak Erat
Penting untuk mengetahui apakah anak melakukan kontak erat dengan penderita COVID-19. Apa yang dimaksud dengan kontak erat? Pertama, jika seseorang berdekatan dengan kasus COVID-19 atau yang memiliki gejala COVID-19 dalam jarak 1 meter selama 15 menit atau lebih. Kedua, jika seseorang bersentuhan fisik langsung dengan kasus COVID-19 atau yang memiliki gejala COVID-19 (seperti bersalaman, berpegangan tangan, berpelukan, gendong, dan lain-lain).

Yang harus dilakukan jika anak kontak erat dengan penderita covid-19:
1. Anak segera isolasi mandiri.
2. Lapor ke Puskesmas setempat
3. Puskesmas akan menganjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan swab PCR atau swab antigen. Anda dapat juga membawa anak ke laboratorium/fasilitas yang menyediakan pemeriksaan swab PCR/swab antigen:
a. Jika hasil NEGATIF, lanjutkan isolasi mandiri. Jika timbul gejala sebelum hari ke-5, laporkan ke puskesmas agar dilakukan pemeriksaan kembal. Jika tidak timbul gejala sampai hari ke-5, lakukan kembali pemeriksaan swab PCR atau antigen. Jika hasilnya negative, isolasi mandiri selesai. Jika positif, lanjutkan isolasi mandiri.
b. Jika hasil POSITIF, lanjutkan isolasi mandiri sesuai arahan dari puskesmas/petugas kesehatan setempat.
4. Setiap hasil positif laporkan kembali ke Puskesmas dan tetap lanjutkan isolasi mandiri
 
Kapan Harus Melakukan Isoman?
  1. Anak yang masuk kriteria kontak erat.
  2. Anak positif COVID- 19 yang tidak bergejala.
  3. Anak positif COVID-19 yang bergejala ringan: demam, batuk, nyeri tenggorokkan, sakit kepala, mual muntah, diare, lemas, anosmia/kehilangan indera penciuman, ageusia / kehilangan indera pengecapan, ruam-ruam, saturasi oksigen ≥ 95%.
  4. Anak positif COVID-19 yang tidak memiliki komorbid (penyakit penyerta) seperti: obesitas, kanker, ginjal menahun, autoimun, kelainan bawaan, jantung, kencing manis/diabetes melitus, penyakit paru menahun, sesuai diagnosis tenaga kesehatan.
 
Anak dengan positif COVID-19 isolasi di sentra isolasi/RS bila:
1. ada ibu hamil
2. ada lansia
3. dengan komorbid
4. kondisi rumah tidak memungkinkan untuk isolasi mandiri
5. tidak dapat memenuhi persyaratan lainnya
6. sulit akses ke fasilitas kesehatan baik komunikasi maupun jarak tempuh
 
Orang tua dianjurkan untuk selalu komunikasikan dengan puskesmas/tenaga kesehatan setempat untuk memutuskan apakah anak layak melakukan isolasi mandiri atau isolasi di sentra isolasi/RS.
 
Apa yang Harus Disiapkan untuk Isolasi Mandiri?

1. RUANGAN ISOLASI MANDIRI
• Ventilasi atau aliran udara dan pencahayaan baik
• Kamar mandi terpisah, jika tidak memungkinkan, lakukan disinfeksi rutin
• Alat mandi tersendiri
• Alat makan tersendiri
• Tempat tidur terpisah, diberi jarak minimal 2 meter dari pengasuh yang tidak terinfeksi
• Gunakan tempat sampah tertutup
• Fasilitas cuci tangan
• Masker dalam jumlah yang cukup
 

2. ALAT KESEHATAN
• Pengukur suhu tubuh (termometer)
• Pengukur saturasi oksigen (oximeter)
• Pengukur frekuensi nafas (jam)
 

3. OBAT-OBATAN
Obat demam:
•Parasetamol 
 
Multivitamin:
• Vitamin C
• Vitamin D3
• Zinc
 
Obat-obat lain yang jenis dan dosisnya sesuai anjuran dokter.
 
Untuk mendapatkan obat-obatan isolasi mandiri hubungi Puskesmas terdekat, atau gunakan link https://farmaplus.kemkes.go.id/ untuk memantau ketersediaan obat di apotik. 
 

4. PENGASUH
- Orang tua atau pengasuh negatif COVID-19 bisa mengasuh anak dengan  memerhatikan protokol kesehatan.
- Disarankan orang tua atau pengasuh bukan kelompok lanjut usia/tidak memiliki komorbid
- Jika ada anggota keluarga yang positif, maka dapat diisolasi bersama
- Berikan dukungan psikologis pada anak
- Jika orang tua dan anak berbeda status COVID-19, disarankan berikan jarak tidur 2 meter di kasur terpisah
- Orang tua atau pengasuh ikut isolasi dan disarankan untuk tidak berganti orang 

Konsultasi Saat Isolasi Mandiri
Jika anak Anda saat ini sedang isolasi mandiri dan belum mendapatkan pengobatan, dapat melakukan telekonsultasi dengan tenaga kesehatan (Puskesmas atau RS terdekat) atau melalui layanan daring melalui https://isoman.kemkes.go.id/index.html atau link lainnya. Referensi untuk telekonsultasi dapat dilihat dalam aplikasi PeduliLindungi.
 
Peran Pengasuh Saat Anak Isolasi Mandiri
1. Pemantauan 
Pengasuh harus melakukan pemantauan suhu tubuh, frekuensi nafas, saturasi oksigen, dan gejala yang muncul serta kenali tanda bahaya saat isolasi mandiri. Jika terdapat salah satu gejala tanda bahaya segera menuju RS/pelayanan kesehatan terdekat yang menyediakan layanan untuk COVID-19 atau konsultasikan gejala tersebut melalui layanan telekonsultasi.
 
Kenali Tanda Bahaya Saat Isolasi Mandiri
1. 
Anak banyak tidur, kurang aktif seperti biasanya, kesadaran menurun, dan atau
2. Terlihat sesak/sulit bernapas: napas cepat, tersengal-sengal, hidung kembang kempis dan atau
3. Saturasi oksigen (<95%) dan atau
4. Kejang dan atau
5. Mata merah, ruam, leher bengkak dan atau
6. Demam > 39 derajat Celcius atau > 7 Hari dan atau
7. Tidak bisa makan dan minum dan atau
8. Mata cekung dan atau
9. Buang air kecil berkurang dan pekat
10. Bagi anak yang masih menyusu, anak tidak dapat menyusu/minum.
 
Jika terdapat salah satu gejala di atas, segera menuju ke RS/pelayanan kesehatan terdekat yang menyediakan layanan untuk COVID-19 atau konsultasikan gejala tersebut melalui layanan telekonsultasi.
 
2. Pemberian obat-obatan
Obat demam: Parasetamol
• Bila anak demam Parasetamol dapat diberikan dengan dosis 10-15 mg/kg/kali setiap 4-6 jam sekali, bila anak demam. Dosis maksimal 75mg/kg/hari dan tidak diberikan lebih dari 4000 mg/hari.
•Jangan lupa perhatikan bentuk sediaan obat yang ada: drop, sirup, sirup forte, dan tablet.
• Pemberian obat dapat menggunakan pipet, spuit khusus obat, sendok takar.
 
Multivitamin:
Vitamin C
•1-3 tahun: max 400 mg/ hari
•4-8 tahun: max 600 mg/ hari
•9-13 tahun: max 1200 mg/hari
•14-18 tahun: max 1800 mg/hari
•Durasi 10-14 hari
 
Vitamin D3:
•<3 tahun: 400 IU/hari
•Anak: 1000 IU/hari
•Remaja: 2000 IU/hari
•Remaja obesitas: 5000 IU/hari
•Durasi 10-14 hari
 
ZINC:
•20 mg/hari selama durasi 10-14 hari
 
Obat lain yang jenis dan dosisnya sesuai anjuran dokter.

3. Aktivitas
Tetap di rumah, memantau kondisi penderita, menyiapkan makanan sehat, membersihkan area-area yang sering dipegang penderita, dan sebagainya.  

4. Pencegahan Infeksi
Menggunakan masker, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dengan benar, etika batuk dan bersin, disinfeksi ruangan, mencuci alat makan dan pakaian penderita COVID-19 dengan benar

Untuk panduan lebih lengkap lagi termasuk cara pencegahan, vaksinasi, hingga agar anak sehat mental selama isoman, klik www.idai.o.id.
 
Baca juga:
Waspada MIS-C, Komplikasi Langka COVID-19 pada Anak-Anak
Pasien Isoman di Jabodetabek Bisa Dapatkan 2 Paket Obat Ini Gratis
Konsultasi Dokter dan Obat Gratis bagi Pasien COVID-19 di Jakarta yang Isoman
Panduan Jika Anak-Anak Harus Isolasi Mandiri (Isoman)
 

grc
Foto: ENVATO

 


Topic

#balita #kesehatananak #covid19 #omicron

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Kasus COVID-19 pada Anak Naik 10 Kali Lipat, Ketahui Penanganan dan Tata Cara Isoman

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia