Waspada MIS-C, Komplikasi Langka COVID-19 pada Anak-Anak

MIS-C komplikasi langka Covid-19 pada anak-anak


Kerap kali, kita mendengar bahwa anak-anak tidak mengalami gejala COVID-19 seburuk orang dewasa. Namun, di tengah merebaknya varian Omicron kali ini, pandangan itu perlu dibuang jauh dan kita perlu lebih waspada.
 
Salah satu alasan kita tidak boleh meremehkan anak-anak dalam pandemi ini, disampaikan dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), ketua umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berdasarkan laporan dari beberapa negara, proporsi anak yang dirawat di rumah sakit akibat terinfeksi COVID-19 varian Omicron lebih banyak dibandingkan varian-varian sebelumnya. Anak-anak juga potensial mengalami komplikasi berat, yaitu MIS-C (multisystem inflammatory syndrome in children), yang terkait dengan COVID-19 dan komplikasi Long COVID sebagaimana orang dewasa.
 
“Jadi, walaupun proporsinya sedikit, anak bisa mengalami MIS-C dan Long COVID. Kondisi pasien kasihan sekali. Saya di bagian kardiologi anak, menemukan bahwa anak-anak dengan MIS-C kontraksi jantungnya sangat lemah. Anak bisa mengalami gagal jantung,” papar dr. Piprim, pada webinar, 14/01/2022.
 
Memang gejala infeksi akut bisa ringan. Tapi kita harus tahu bahwa pada anak, bukan hanya pada saat infeksi akut saja yang perlu diperhatikan. Ada beberapa kondisi pada saat infeksi akut gejalanya ringan atau tanpa gejala, tapi dalam kurun waktu 2-6 minggu kemudian timbul gejala peradangan atau inflamasi hebat.
 
“Baru kemudian timbul demam, ruam-ruam, benjolan di leher, kondisi shock, beberapa muntah-muntah. Ini namanya MIS-C. Karena itu, kami advokasi dari awal untuk berhati-hati. Karena kalau MIS-C bisa dideteksi dan ditangani dengan cepat, itu hampir tidak ada gejala sisa. Kesembuhannya hampir 100%. Tapi seandainya kita tidak tahu status anak ini pernah terinfeksi atau tidak, lalu ternyata timbul gejala seperti tadi dan missed (tidak ditangani), maka bisa mengalami gangguan yang sifatnya bahkan menetap,” papar dr. Piprim.
 
Baca juga: Benarkah Anak-Anak Sekarang Lebih Kebal COVID-19?

Dalam laman www.hopkinsmedicine.org disebutkan bahwa multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) pertama kali diidentifikasi pada bulan April 2020 oleh dokter-dokter di rumah sakit anak di Amerika Serikat dan Inggris. Kondisi ini juga disebut pediatric inflammatory multisystem syndrome (PIMS). MIS-C adalah penyakit yang bisa terjadi setelah anak terinfeksi COVID-19 dan kebanyakan dari kasus yang ada mengenai anak-anak usia sekolah. Sindrom ini, walaupun jarang atau langka, bisa berdampak serius pada anak-anak.
 
Beberapa hal berikut ini merupakan informasi penting seputar MIS-C, menurut dokter anak Anna Sick-Samuels, M.D., M.P.H
 
Apa yang dimaksud dengan MIS-C?
MIS-C atau PIMS memiliki karakteristik yang mirip dengan toxic shock syndrome dan penyakit Kawasaki, yang keduanya menyebabkan inflamasi di seluruh tubuh. “Sindrom ini adalah reaksi inflamasi di tubuh yang muncul sekitar 4 minggu setelah infeksi virus SARS-CoV-2. Gejala awalnya kerap kali adalah demam, ruam-ruam, mata merah, diare dan muntah. Gejala-gejala itu bisa memburuk dalam beberapa hari. Inflamasi bisa berpengaruh pada jantung, pembuluh darah, dan organ-organ lainnya, yang menyebabkan anak berada dalam kondisi sangat sakit dan perlu penanganan segera,” kata Sick-Samuels.
 
Apa Gejala MIS-C?
Segera kontak dokter anak Anda jika ia mengalami demam tinggi terus menerus dengan suhu konstan 38 derajat Celsius atau lebih, selama 3 atau 4 hari, atau jika anak Anda mengalami demam diikuti beberapa gejala berikut ini:
- merasa lemas dan pusing yang tidak biasanya.
- mata merah.
- ruam (spot merah, bercak-bercak, atau bengkak).
- rasa sakit area perut yang semakin memburuk, diare, muntah-muntah.
- terlihat selalu mengantuk dan bingung.
 
Walaupun masih terus dipelajari, dijelaskan Sick-Samuels, sejauh ini, yang ditemukan para dokter dan peneliti adalah sebagai berikut:

  • MIS-C adalah komplikasi langka dari COVID-19, namun bisa berbahaya. Gejala-gejalanya bisa tumpang tindih dengan infeksi-infeksi dan penyakit-penyakit lainnya. Anak-anak yang sudah menunjukkan gejala-gejala itu harus ditangani oleh dokter.
  • MIS-C biasanya dialami anak-anak usia sekolah, kebanyakan usia 8-9 tahun, namun sindrom ini juga bisa dialami bayi atau anak-anak besar atau remaja.
  • MIS-C memiliki gejala-gejala yang muncul antara 2-6 minggu (rata-rata 4 minggu) setelah kinfeksi COVID-19. Sebagian besar anak-anak dengan MIS-C memiliki antibodi untuk SARS-CoV-2 virus.
  • MIS-C adalah kondisi yang bisa disembuhkan, dan sebagian besar anak pulih kembali. Dengan perhatian lebih awal, obat-obatan dapat mengontrol inflamasi dan mencegah kerusakan organ, terutama jantung.
 
Baca juga: Terbaru, Rekomendasi IDAI Tentang Pembelajaran Tatap Muka Di Masa Pandemi COVID-19
 
Penanganan MIS-C
“MIS-C bisa disembuhkan jika terdeteksi,” kata Sick-Samuels. Dokter bisa menggunakan obat-obatan seperti intravenous immunoglobulin, steroid, dan antiinflamasi untuk mengurangi inflamasi dan melindungi jantung, ginjal, dan organ-organ lainnya dari kerusakan yang lebih parah.
 
Apa kaitan MIS-C dengan COVID-19?
Sick-Samuels menjelaskan bahwa MIS-C dipicu oleh virus yang menyebabkan COVID-19. Ini bisa terjadi pada anak-anak yang belum memiliki gejala-gejala COVID-19, seperti demam,sakit tenggorokan, atau batuk.
 
“Sebagian besar anak-anak dengan MIS-C akan memiliki antibodi terhadap virus SARS-CoV-2, yang menunjukkan bahwa tubuh mereka telah terinfeksi sebelumnya,” katanya.
 
Diungkap Sick-Samuels, jumlah kasus MIS-C meningkat dalam 4 minggu setelah gelombang COVID-19 terjadi di kelompok tersebut (yang diteliti). Dokter dan peneliti masih mempelajari mengapa sebagian anak mengalami penyakit ini setelah terinfeksi COVID-19 dan sebagian tidak.”
 
Segera Kontak Dokter
Dokter dan peneliti masih melakukan observasi, mengapa sebagian besar anak-anak tidak mengalami gejala-gejala parah infeksi COVID-19 dibandingkan orang dewasa. Namun, kata Sick-Samuels, jika orang tua menyadari bahwa anaknya terinfeksi COVID-19 atau berada di sekitar orang yang mengalami COVID-19 dan anak mengalami demam beberapa minggu setelahnya, segera kontak dokter. Jika Anda memiliki pertanyaan-pertanyaan seputar kesehatan anak saat ini atau jika sesuatu yang terjadi pada anak terlihat tidak seperti biasanya atau mencurigakan, percaya pada insting Anda dan segera kontak dokter.
 
Baca juga:
Anak Positif COVID-19, Ini Panduan Isolasi Mandiri di Rumah
Imbauan dan Rekomendasi PAPDI tentang Pemberian Vaksinasi Booster COVID-19
22 Tanya-Jawab Seputar Vaksin Booster COVID-19
 
grc
Foto: ENVATO

 


Topic

#usiasekolah #kesehatananak #omicron #covid19

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Waspada MIS-C, Komplikasi Langka COVID-19 pada Anak-Anak

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia