6 Tip Mewujudkan Cita-cita Anda Menjadi Mompreneur


 

Sebagai seorang ibu, pilihan antara bekerja penuh waktu atau berada sepenuhnya di rumah menjadi sangat dilematis. Bekerja mungkin membuat Anda merasa lebih bahagia karena bisa mengaktualisasikan diri.
 
Akan tetapi, tak dapat dipungkiri walaupun keluarga dan lingkungan mendukung Anda untuk kembali bekerja di luar rumah, selalu muncul perasaan bimbang ketika harus meninggalkan anak di rumah. Belum lagi risiko stres yang lebih tinggi terkait peran yang harus tetap aktif di luar dan tidak mengabaikan kebutuhan anak serta urusan rumah. 
 
Nah, kini makin banyak ibu yang menceburkan diri menjadi Mompreneur. Sebab, usaha ini memberikan kesempatan bagi para ibu untuk mengejar tujuan karier dan terus mengembangkan cita-cita personalnya tanpa banyak mengorbankan waktu bersama keluarga mereka. Jam kerja yang fleksibel memungkinkan Anda untuk bisa mengurus kebutuhan anak-anak dengan optimal. Apa ini juga cita-cita Anda?
 
Lantas bagaimana mewujudkannya? Purusha Rivera, seorang ibu sekaligus pemilik My Baby's Heartbeat Bear, kit yang dapat merekam detak jantung janin memberikan tip bagi para Mama untuk mulai mewujudkan cita-citanya menjadi mompreneur:

1. Perjelas Komitmen Keuangan Anda

Selain menentukan produk atau jasa apa yang akan Anda jual dan pasarkan, di tahap awal perencanaan bisnis, Anda juga harus menentukan prioritas terlebih dahulu. Mulailah dengan pertanyaan, "Berapa banyak uang yang dapat saya investasikan dalam usaha ini?"
 
Perkirakan biaya awal yang Anda butuhkan dan tinjau kondisi keuangan rumah tangga Anda. Lakukan analisis soal kecukupannya dan berapa lama bisa bertahan. Bersikap realistis dan tegas untuk mencari tahu apakah ada biaya yang bisa dikurangi, apa yang harus dibelanjakan, dan target pendapatan yang dibutuhkan untuk mencapai bisnis yang menghasilkan.

2. Disiplin Soal Waktu

Nah, banyak juga yang mengeluhkan bekerja dari rumah ternyata tidak semudah bekerja di luar rumah. Sebab, ada banyak distraksi yang bisa mengganggu Anda. Misal, anak-anak yang meminta bermain, jadwal mengantar les, dan lain sebagainya.
 
Maka, buatlah komitmen Anda soal waktu. Ciptakan “Jam Kerja” Anda sendiri. Jika pagi hari Anda khususkan untuk bekerja, maka sore hari bisa Anda habiskan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak, dan begitu juga sebaliknya.  Memulai bisnis membutuhkan energi, disiplin, dan motivasi.

3. Cari Jaringan Potensial

Anda memerlukan jaringan pendukung yang bisa memberikan Anda jaringan lainnya, bantuan praktis, atau bahkan suntikkan dana. Jangkau teman-teman kreatif yang terlibat di berbagai proyek DIY di media sosial, atau tetangga yang telah menjalankan bisnis kecil dari dapurnya selama bertahun-tahun.
 
Pertemuan dan obrolan santai dengan orang-orang di lingkaran Anda dapat menghasilkan umpan balik yang bermanfaat atau keahlian yang sangat dibutuhkan. Anda bahkan juga bisa mencari profesional atau sesama mompreneur yang dapat mengisi kesenjangan di bagian-bagian bisnis yang mungkin kurang Anda kuasai seperti akuntansi.

4. Temukan Ceruk dari Ide Bisnis Anda

Anda bisa menggunakan pengalaman Anda sebagai ide bisnis Anda. Dengan pengalaman sebagai seorang ibu misalnya, Anda punya pengetahuan tentang apa yang membuat hidup orang tua jadi lebih mudah. Lakukan riset apakah sudah ada orang yang menjalankan bisnis yang sama dengan ide Anda. Temukan ceruk dari ide bisnis Anda.
 
Anda bisa juga melibatkan orang-orang di sekitar Anda untuk melakukan survei, apakah produk/jasa Anda adalah sesuatu yang ingin mereka beli dan di harga berapa mereka akan membelinya. Ini berfungsi untuk menentukan lebih detail target pasar dan pelanggan ideal Anda.

5. Kecil Sebelum Besar

Tahan untuk ambisius melakukan ekspansi. Anda perlu realistis dulu untuk memasarkan barang dalam skala kecil, mulai dari ke teman dan kerabat, ikut pameran, atau mempromosikan di media sosial, sebelum ekspansi lebih besar lagi.
 
Membangun fondasi dalam skala kecil dulu membantu Anda untuk mengasah kerajinan Anda, menyempurnakan model bisnis dan mendapatkan visibilitas maupun awareness dari pelanggan. Setelah orang-orang memiliki kesadaran akan produk/jasa Anda, ini saatnya untuk secara bertahap membuka pasar yang lebih besar.

6. Berhenti Menunggu “Momen Sempurna”

Beberapa ibu terhambat untuk memulai usahanya lantaran pemikiran umum seperti, “Aku akan mulai saat semua anak sudah masuk sekolah,” atau “saat mereka sudah tidak terlalu banyak kegiatan di luar rumah.” Percayalah, kesibukan menjadi ibu tak akan pernah ada habisnya. Jika Anda mengharapkan semua bagian yang bergerak dalam hidup Anda, termasuk momen sempurna bagi diri Anda, maka momen yang sempurna itu tak pernah datang. Anda sendirilah yang harus menciptakan “momen sempurna” untuk memulai cita-cita Anda.
 
Rivera juga berpesan bahwa memulai mompreneurship juga tak mudah. “Terimalah kenyataan, bahwa menyeimbangkan peran ibu dengan kewirausahaan itu sulit, bisa berantakan, bahkan kacau,” ujarnya. Kesalahan tak berarti membuat Anda gagal. Belajar dan terus mencoba menjadi kuncinya! “Kecenderungan perfeksionis dapat menghalangi Anda untuk tumbuh dan berkembang sebagai pemilik bisnis. Jadi beri diri Anda izin untuk tidak takut mengambil langkah pertama. Bagaimanapun, ide Anda bisa menjadi kesempatan seumur hidup,” pesan Rivera.
 
Baca juga:
Ciptakan Personal Branding untuk Tingkatkan Bisnis
Raih Keuntungan Lewat Bisnis Online
Cara Memulai Bisnis Online
Aturan Berbisnis dengan Teman
Bertahan dalam Bisnis Online
 
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK

 
 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia