Obsesi pada Garam, Gula dan Lemak

“Penduduk dunia saat ini sedang terobsesi pada garam, gula, dan lemak!” Ini adalah pernyataan Michael Moss, jurnalis peraih penghargaan Pulitzer asal Amerika yang juga penulis buku berjudul Salt Sugar Fat.

Dalam proses penulisan bukunya, Moss menemukan fakta mengejutkan bahwa rata-rata penduduk Amerika menyantap sekitar 16 kg keju, dan 35 kg gula dalam setahun! Yang lebih meresahkan lagi, kebiasaan makan seperti ini tidak hanya dilakukan orang dewasa, melainkan juga anak-anak.

Menurut Moss, keju—yang notabene tinggi kandungan garam dan lemaknya, adalah satu komponen yang paling sering diandalkan dalam proses pembuatan makanan siap santap. “Coba saja lihat, sekarang produk makanan apa pun diberi keju untuk meningkatkan keinginan orang menyantapnya.

Pinggiran pizza diberi tambahan keju, pasta jenis apa pun diberi taburan keju ekstra, biskuit dan cookies yang disukai adalah yang memiliki cita rasa keju. Padahal, seberapa banyak, sih, sebenarnya konsumsi keju yang diperlukan tubuh kita dalam sehari?” ujar Moss.
   
Bukan hanya di negeri Paman Sam, fenomena meningkatnya konsumsi garam, gula, dan lemak juga melanda penduduk di berbagai belahan dunia. Dr. Kirsten Rennie dari Centre for Lifespan and Chronic Illness Research, University of Hertfordshire, Inggris, bahkan menyatakan bahwa anak-anak terutama lebih berisiko terpapar konsumsi garam, gula, dan lemak yang berlebihan karena—berbeda dengan anggapan kita selama ini, produk makanan siap santap untuk anak-anak yang dijual di supermarket ternyata lebih tidak sehat kandungannya dibandingkan produk makanan yang ditujukan bagi orang dewasa!

“Dengan tujuan memperkaya cita rasa dan meningkatkan apresiasi konsumen terhadap produk yang dijualnya, tak sedikit produsen makanan yang menambahkan dosis ekstra dari ketiga komponen tadi - garam, gula, dan lemak, ke dalam produk makanan untuk anak-anak. Targetnya mungkin tercapai. Angka penjualan mungkin memang mengalami peningkatan. Tetapi bersamaan dengan itu, konsumsi garam, gula, dan lemak pada anak-anak juga mengalami peningkatan dalam kecepatan yang mengkhawatirkan,” ungkap Dr. Rennie.

Bagaimana dengan di negara kita? Setali tiga uang, pakar nutrisi
Emilia E. Achmadi, MS, RD, mengkritisi betapa akrabnya anak-anak zaman sekarang dengan beraneka jenis makanan siap saji. Padahal, makanan siap saji adalah sumbernya garam, gula, dan lemak. “Bukan hanya itu, di sini juga banyak orang yang hobi menyantap makanan dengan tambahan saus tomat, saus sambal, dan kecap di Indonesia.

“Mau makan apa pun, mulai dari lauk hingga kerupuk, pasti dibubuhi saus ataupun kecap di atas makanannya. Padahal, beraneka saus siap santap itu kandungan garam dan gulanya tinggi sekali, lho!” ujar Emilia.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia