Plus Minus Pemanis Buatan


Saat ini lumrah ditemukan pemanis buatan (aspartam, sakarin, sorbitol, siklamat, dll.) dalam kemasan—sebagai alternatif dari pemakaian gula asli, yang diletakkan di atas meja restoran. Tak sedikit pula orang yang memiliki riwayat diabetes dalam keluarga, memilih menggunakan pemanis buatan sebagai pengganti gula dalam campuran makanan sehari-hari. Mengingat seramnya efek negatif dari konsumsi gula berlebih, langkah tersebut tentu layak mendapatkan perhatian ekstra. Masalahnya, benarkah konsumsi pemanis buatan lebih baik ketimbang gula asli?

Sebuah studi yang dilakukan di Harvard Medical School menyatakan bahwa pemakaian aspartam sebagai pengganti gula bisa membantu wanita menurunkan berat badan dengan cara memangkas kalori. Tetapi, studi lain yang diterbitkan International Journal of Obesity tahun 2004 menyatakan bahwa ketika responden diberikan minuman dengan pemanis buatan, mereka malah mengaku semakin menginginkan konsumsi gula asli.

Menurut Lona Sandon, R.D., asisten profesor bidang nutrisi di University of Texas Southwestern Medical Center, hal ini disebabkan oleh tidak tersentuhnya sensor rasa puas di dalam otak setelah menyantap minuman dengan pemanis buatan. “Akibat belum merasa puas, keinginan responden untuk menyantap yang manis-manis malah meningkat. Kalau tidak bisa ditahan, maka ia justru berisiko menyantap makanan dan minuman manis dalam porsi lebih banyak daripada normal. Ujung-ujungnya, jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh bisa lebih banyak meskipun ia memakai pemanis buatan,” jelas Sandon.

Mengenai isu yang menyebutkan bahwa konsumsi pemanis buatan bisa menimbulkan kanker, National Cancer Institute di AS dan sejumlah badan kesehatan berskala dunia lainnya sudah merilis penyataan resmi bahwa hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa konsumsi pemanis buatan bisa memicu pertumbuhan sel kanker pada tubuh manusia. Yang perlu diperhatikan adalah setiap jenis bahan pemanis memiliki cita rasa dan efek samping berbeda-beda.

Misalnya, konsumsi pemanis buatan jenis sorbitol terlalu banyak bisa memicu munculnya diare dan perut kembung. Pada beberapa orang, konsumsi bahan pemanis jenis aspartam juga diketahui bisa memicu munculnya sakit kepala dan migren. Pada akhirnya, pakar kesehatan menyarankan setiap orang untuk memilih penggunaan gula dan pemanis buatan sesuai dengan kondisi tubuh serta kebutuhan masing-masing, dalam takaran yang tidak berlebihan. (foto: pixabay)

Baca juga: Jenis Pemanis Buatan

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia