5 Pertanyaan Seputar Mata Minus pada Anak


Begitu mendapatkan informasi bahwa mata si kecil minus atau mengalami rabun jauh, hal yang pertama orang tua lakukan adalah mencari kacamata yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Satu kebutuhan untuk membantu masalah penglihatan jarak jauhnya pun terpenuhi.

Namun, Anda mungkin masih bertanya-tanya, mengapa si kecil bisa sampai harus mengenakan kacamata padahal kedua orang tuanya memiliki mata yang normal? Tak berhenti di situ, banyak pertanyaan lain muncul, seperti apakah kacamata harus dipakai terus-menerus, apa dampaknya bila si kecil tidak mau pakai kacamata, serta apakah mata minus bisa disembuhkan.

Berikut ini rangkuman dialog Parenting Indonesia dengan dr. Adhi Wicaksono, SpM., Pediatric Ophtamomogy and Strabismus dari Rumah Sakit Mata Aini, Jakarta, perihal mata minus dan pemakaian kacamata pada anak.

1. Apa, sih yang menyebabkan anak-anak mengalami mata minus?
“Kelainan refraksi di antaranya rabun jauh atau myopia yang sering dikenal dengan mata minus terjadi karena beberapa hal, yakni, pertama, genetik atau keturunan. Seorang anak dengan orang tua yang memiliki histori sebagai pengguna kacamata maka memiliki kemungkinan 50% untuk mengalami kelainan refraksi dan harus memakai kacamata pula. Kedua, gaya hidup anak-anak seperti terlalu banyak screen time, terlalu banyak melihat dengan jarak dekat menjadi penyebab myopia sebesar 45%. Terakhir, 5% penyebab mata minus adalah karena riwayat kelainan seperti terlahir prematur, kelainan mata seperti katarak, glukoma, atau kerusakan kornea.”

2. Apakah solusinya harus menggunakan kacamata?
“Anak yang mengalami myopia tidak bisa melihat dengan jelas objek yang berada pada jarak jauh. Kelainan refraksi ini terjadi lantaran bola mata mereka berbentuk lebih lonjong atau terlalu panjang. Sehingga, mata tidak memiliki kemampuan untuk memfokuskan cahaya yang masuk tepat di retina. Akhirnya, bayangan objek yang masuk ke mata jatuh di depan retina. Kacamata lensa cekung akan membantu anak agar bisa melihat jarak jauh dengan lebih jelas.”

3. 
Apakah kacamata harus dipakai terus?
“Pada anak pemakaian kacamata sangat dianjurkan untuk dipakai full time, kecuali saat mandi atau tidur. Bila tidak, kemungkinan minus bertambah akan lebih besar 30%. Perlu diingat bahwa sampai usia 18 tahun, pertumbuhan bola mata masih pesat dan hal ini juga mengakibatkan ukuran minus akan lebih mudah untuk mengalami kenaikan.”

4. Bagaimana bila kacamata diganti dengan lensa kontak?
“Penggunaan kontak lensa baik jenis soft lens ataupun hard lens memang dari segi penampilan terlihat lebih baik dibandingkan dengan kacamata. Akan tetapi, lensa kontak tidak bisa dipakai terus menerus. Pemakaian maksimum soft lens adalah 8 jam, sedangkan hard lens bisa dipakai maksimum 12 jam. Yang lebih penting, harus diingat bahwa, pertama penggunaan lensa kontak yang kurang tepat sangat berisiko untuk menyebabkan infeksi kornea yang akan mengakibatkan kebutaan. Terlebih, anak-anak masih cenderung sembrono dalam merawat lensa kontak.

5. Apakah mata minus bisa disembuhkan? Di pasaran ada banyak obat tetes mata yang diklaim bisa menghilangkan minus.
“Kelainan mata hingga saat ini tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya. Adapun terapi yang dapat mengurangi atau menghilangkan ukuran kacamata adalah dengan operasi bedah refraktif seperti lasik.

Nah, jika anak Anda harus mengenakan kacamata, sebaiknya arahkan agar rutin memakai kacamatanya untuk meminimalisir bertambahnya ukuran kacamatanya. Selain itu, berikan konsumsi makanan sehat seperti wortel, tomat, atau pepaya yang baik untuk kesehatan mata. Dan tidak kalah penting, batasi penggunaan gadget-nya.
 

Baca juga:
Anak Perlu Pakai Kacamata, Ini 6 Tandanya!
Kenali Tanda Anak Perlu Pakai Kacamata
Bayi Berkacamata
Ajak Anak Main di Luar agar Tidak Perlu Pakai Kacamata Minus
Penyebab Mata Minus
 

(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK
 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia