Penyebab Mata Minus

Menurut dr. Retno Sasanti Wulandari, SpM, dari RS Premier Bintaro, faktor genetik memang berpengaruh terhadap kemungkinan seorang anak akan mengalami rabun jauh alias mata minus atau tidak. “Penyebabnya multifaktor: faktor genetik, pertumbuhan, gaya hidup, juga nutrisi. Sampai usia 18 tahun, anak berada di masa pertumbuhan dan perkembangan, bola matanya pun berkembang. Makanya, ada anak-anak yang cepat sekali minusnya bertambah, baru 6 bulan sudah harus ganti kacamata.
 
Sedangkan pada faktor gaya hidup, bisa terjadi pada anak yang terlalu banyak menggunakan gadget dari kecil. Memang, sih, zaman sekarang gadget bukan benda asing buat anak. Tapi kalau tidak bijak penggunaannya, bisa timbul masalah baru seperti gangguan refraksi. Nah, dari kombinasi semua faktor itu, tidak bisa diketahui faktor mana yang lebih dominan menyebabkan anak berkacamata.”
 
Rabun jauh atau myopia--atau bahasa awamnya mata minus--berarti anak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang berada pada jarak dekat namun benda-benda yang berada pada jarak jauh akan terlihat kabur atau buram. Gangguan refraksi ini disebabkan oleh bentuk bola mata yang terlalu panjang atau melonjong, sehingga mata tidak bisa memfokuskan cahaya yang masuk tepat di retina. Bayangan benda yang masuk jadi jatuh di depan retina.

Foto: Getty Images

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia