Karena sering mengantar kedua kakaknya ke sekolah, si bungsu Trisha (9) akhirnya meminta untuk bersekolah di SD St. Bellarminus juga. Bagi saya, memilih sekolah untuk anak harus mengedepankan perasaan anak. Dulu, si sulung pun ngotot sekolah di situ. St. Bellarminus bukan sekolah yang besar, tetapi cukup nyaman. Ruang kelasnya luas, terang, dan berpendingin udara. Setiap kelas terdapat 2 orang guru, dengan jumlah murid tidak banyak.

Di kelas Trisha hanya ada 14 murid, sehingga guru bisa dengan mudah memberikan perhatian kepada setiap anak. Tidak hanya itu, hubungan antarteman pun akrab. Mereka bisa bermain dengan anak-anak dari kelas lain dengan gembira tanpa sekat. Bahkan, kakak-kakak SMP dan SMA mengenal adik-adik SD. Mereka tidak canggung main basket bersama di halaman sekolah, misalnya. Saat paduan suara anak-anak SD mendapat undangan tampil menyanyi di Jakarta Kids Festival tahun lalu, kakak-kakak SMP yang jago main musik menjadi pengiringnya. Keren, kan! Mungkin suasana kekeluargaan ini membuat anak-anak saya betah di sekolah, tidak pernah malas ke sekolah.

Sekolah ini juga berusaha menumbuhkan rasa cinta tanah air pada anakanak. Upacara bendera diadakan secara rutin. Selain itu, setiap pagi, anak-anak berbaris di aula, menyanyi lagu Indonesia Raya, lagu-lagu nasional/daerah, di samping mars St. Bellarminus. Satu lagi poin plusnya, St. Bellarminus adalah sekolah dwibahasa/bilingual. Saya merasa perkembangan Bahasa Inggris anak-anak saya cukup baik. Sekolah ini juga kerap mengirimkan murid-muridnya berkompetisi di bidang Bahasa Inggris, dan menjadi juara. (Silvia, mama dari Trisha, kelas 4 SD)