Membantu bayi melalui masa-masa kolik yang berat ini, kami melakukan investigasi tentang teknik-teknik terbaru mengatasinya.

Gonta-ganti merek susu formula sering dilakukan para mama yang memiliki bayi kolik. “Bahkan, sekitar seperempat hingga sepertiga mama di Amerika pernah berusaha mengatasi kolik dengan cara mencoba berbagai merek susu formula dalam waktu 6 - 8 minggu pertama,” kata Carol Lynn Berseth, M.D., direktur medis dari Mead Johnson Nutrition.

Bayi yang menderita kolik biasanya tidak cocok minum susu formula biasa. Sebagai pengganti, Anda bisa memilih susu yang tidak mengandung kasein (jenis protein yang ditemukan di dalam susu), susu formula rendah laktosa, atau susu formula berlabel hypoallergenic (susu yang proteinnya sudah dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana).

Mengapa bisa pas untuk Anda: Sebuah penelitian menunjukkan, sekitar 5 - 15% bayi baru lahir di Amerika menderita alergi susu sapi. Penelitian lain yang dipublikasikan dalam Clinical Pediatrics menyatakan, tangisan dan perilaku rewel pada bayi bisa jauh diredam ketika susu formula biasa diganti dengan susu soya atau susu rendah laktosa.
    
“Untuk bayi yang menunjukkan gejala alergi, seperti lendir pada rongga pernapasan, pup berdarah, atau ruam merah, upaya mengganti susu dengan susu jenis hypoallergenic bisa dicoba,” ujar Robert Baker, Jr., M.D., dokter anak subspesialis gastroenterologi dari Women & Children’s Hospital of Buffalo, New York. Sayangnya, menurut dr. Partiwi, metode gonta-ganti merek susu ini memiliki kelemahan.

“Biasanya, susu yg direkomendasikan memiliki rasa yang tidak enak, sulit dicari, dan harganya relatif mahal,” ujarnya. Sebenarnya, berapa banyak anak Indonesia yang menderita alergi susu sapi? Dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia tahun 2009 disebutkan, data pada Poliklinik Alergi Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo menunjukkan, dari seluruh penderita alergi anak, sekitar 2,4% diantaranya alergi terhadap susu sapi.