Kok, saingan terus?

Anak saya yang berusia 10 tahun selalu menjadikan segala hal sebagai ajang kompetisi. Bukan hanya permainan, tapi juga tugas di rumah dan di sekolah. Kenapa dia seperti itu?

Kalau anak yang lebih kecil masih sibuk mengetes kemampuan mereka, anak-anak praremaja sudah lebih perduli akan kemampuan dan keberhasilan orang lain. Menurut Audrey Nathan, pekerja sosial di Wellesley, MA, anak-anak di usia ini juga sudah lebih berpengalaman dengan kesenangan jadi pemenang. Tak heran kalau mereka menganggap serius setiap lomba, atau malah menciptakan ‘lomba’ itu dari hal-hal biasa, seperti: adu cepat cuci piring, atau adu cepat bikin PR.
    Sedikit kompetisi masih sehat, kok. Anak-anak bisa berlatih sesuatu yang baru, dan memberikan perhatian yang lebih fokus.  Tapi, anak yang selalu ingin menang dengan cara apapun, atau anak yang tak senang kalau orang lain lebih baik, bisa merasa sangat tidak nyaman. Dia juga bisa kehilangan kesenangan dari apa yang dia lakukan, karena terlalu fokus pada hasil akhirnya.
    Bantu anak Anda mendapatkan keseimbangan dengan kemampuan yang dia miliki. Daripada mendorong dia untuk selalu menang atau unggul di sekolah, lebih baik dukung dia untuk memunculkan sisi terbaik dirinya.

PAR 0208

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia