Mengenali Tanda Autisme pada Anak



Apa itu autisme? Autis diambil dari bahasa Yunani ‘autos’ yang berarti self atau sendiri. Penyebabnya adalah adanya gangguan pada otak. Menurut psikolog, Roslina Verauli, M.Psi, autisme adalah gangguan neurodevelopmental, yang baru disebut gangguan autisme ketika memenuhi gejala-gejala autisme. Jadi, ketika kita menyebut autisme, ini berarti kita sedang mengacu kepada gejala-gejalanya, dan bukan mengacu kepada si kecil. Itu sebabnya mengapa kita seharusnya menyebut sebagai anak dengan autisme, karena gejala-gejala tersebut menyertai anak. Gejala-gejala yang ditampilkan tidak selamanya ‘menempel’ pada si kecil. Begitu ia menjalani perawatan dan terapi yang pada akhirnya gejalanya bisa diatasi, maka anak tidak layak diberi label anak dengan autisme.

APA GEJALANYA?
Menurut DSM (Diagnostic and Statistical Manual) 5, ada 2 gejala dasar autisme:

1.HAMBATAN DALAM INTERAKSI DAN KOMUNIKASI SOSIAL.
- Tidak ada timbal balik dalam emosi sosial
- Komunikasi nonverbal tidak berkembang.
- Tidak memiliki kemampuan dan mengembangkan suatu hubungan dengan orang lain.

2. ADANYA PERILAKU YANG BERULANG.
- Perilaku yang stereotipe.
- Mengulangi bunyi-bunyi tertentu.
- Memiliki ritual ‘baku’.

PADA UMUR BERAPA ANAK BISA DIPASTIKAN DENGAN AUTISME?
Menurut Vera, sebenarnya tanda-tanda autisme sudah bisa terlihat dari awal, yakni 1 tahun pertama kehidupan anak. Ia sering kali terlambat perkembangan bahasanya dan memiliki gangguan perilaku. Orang tua juga bisa mengamatinya dari refleks dan pola tidur bayi. Pada bayi dengan autisme, biasanya refleksnya tidak berkembang secara optimal. Misalnya, refleks terkaget akibat bunyi suara yang keras. Pada anak dengan autisme, refleks tersebut bisa tidak ada. Atau, bisa juga sebaliknya, bayi mudah terbangun saat tidur. Selain itu, pada anak dengan autisme, babbling (ngoceh) tidak berkembang menjadi kata. Umumnya, babbling yang ‘diucapkan’ bayi pada usia 8–9 bulan akan berkembang menjadi kata saat

SEGERA PERIKSAKAN
Bawa si kecil ke dokter anak, begitu Anda melihat ada tanda-tanda autisme. Anda akan dirujuk ke dokter THT anak untuk menjalani tes BERA, yakni tes untuk melihat apakah ia mempunyai gangguan pendengaran atau tidak. Jika tes BERA tidak menunjukkan masalah dengan si kecil, bawalah ia ke klinik tumbuh kembang. Di sana, anak akan dipantau oleh psikolog anak dan juga psikiater anak, untuk merumuskan lebih detail gangguan tumbuh kembang seperti apa yang sebenarnya dialami si kecil. Mereka akan memeriksa kualitas fungsi sensomotor anak, bahasa yang dikeluarkan anak, kualitas kecerdasan anak, dll. Perlu diperhatikan, kadang kala anak dengan autisme disertai gangguan pada fungsi tubuhnya. Misalnya, mungkin saja, ia alergi terhadap zat-zat tertentu atau punya masalah dengan ususnya, yang tidak mampu menyaring zat-zat tertentu karena tidak berkembang secara optimal.

Baca juga: Anak Penyandang Autisme Juga Bisa Sukses Seperti 5 Tokoh Ini

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia