Mengapa Anak Masih Mengompol? Ini Alasannya

mengapa anak sudah besar masih mengompol?


Saat anak Anda menginjak usia 6 tahun, ternyata Anda masih saja harus membersihkan tempat tidurnya beberapa kali dalam seminggu karena ia mengompol. Mungkin Anda kesal dan merasa itu harusnya tidak terjadi lagi. Sudah besar, masa masih ngompol, kan sejak batita sudah dilatih toilet training? Mungkin kitu yang ada dalam pikiran Anda, yang bisa menimbulkan rasa kecewa dan marah kepada anak.

Tenang, Ma.... Tidak ada yang salah, kok, dengan kondisi tersebut. Karena, ternyata, insiden mengompol pada anak-anak di usia yang sudah lebih besar, atau usia sekolah, itu tidak ada hubungannya dengan latihan bertoilet (toilet training). 
 
Organ-Organnya Masih Berkembang
Nocturnal enuresis atau inkontinensia, istilah medis untuk mengompol, memang umum terjadi pada anak usia sekolah.

Bagi kebanyakan anak, mengompol terjadi sebagai akibat dari belum berkembangnya sinyal tubuh kompleks saat anak tertidur. Anak tak mungkin mengatur sinyal biologis itu. “Secara refleks, tubuh mengosongkan kandung kemih saat ia tidur, sama seperti saat ia masih bayi,” ujar Howard Bennett, M.D., penulis buku Waking Up Dry.
 
Mengompol sering terjadi pada anak berusia 4 tahun ke atas karena kandung kemihnya belum berkembang secara sempurna, dan saraf yang mengatur hubungan kandung kemih dengan otak masih berkembang serta sedang berusaha menciptakan hubungan. Karena tiap anak tumbuh sesuai kecepatannya masing-masing, maka tak ada jadwal pasti yang menunjukkan kapan anak-anak akan berhenti mengompol. Dalam beberapa kasus, faktor genetik juga berperan.
 
Baca juga: Si Sulung Kembali Mengompol

Jangan Dimarahi dan Dipermalukan
Karena mengompol secara umum adalah masalah saraf, menghukum atau mempermalukan anak yang sedang mengalaminya tak akan membantu, malah akan memperpanjang pengobatan. Sebaiknya, awali dengan memberi penjelasan kepada anak Anda mengenai apa yang sedang terjadi dengan tubuhnya, dengan kata-kata yang bisa dipahami anak, ujar Lawrence Balter, Ph.D., psikolog di New York City, Amerika Serikat.

Jelaskan juga bahwa ada banyak anak yang mengalami hal serupa. Tunjukkan bahwa hal itu merupakan sesuatu yang normal, dan pada akhirnya, setiap anak yang mengompol akan menghentikan kegiatan tersebut.
 
Baca juga: Latih Anak Usia Sekolah Hentikan Kebiasaan Mengompol
 
Ingatkan kepada anak bahwa hal itu bukanlah kesalahannya. Lawrence menyarankan Anda untuk menjelaskan kepada anak seperti ini: “Saat kamu tidur, otakmu tidak bisa mengatur keinginanmu buang air kecil. Jadi bukan karena kamu sengaja melakukan itu, atau karena kamu masih bayi. Nanti kalau kamu sudah lebih besar, kamu pasti akan berhenti mengompol.”
Bila memungkinkan, Anda bisa menceritakan pengalaman personal (mama atau papa) mengenai hal itu, ketika Anda sendiri pernah mengompol di usia anak.

Oleh karena itu, biarkan anak Anda tahu bahwa mengompol bukanlah sesuatu yang memalukan. Jangan pula memarahi anak, bila ia mengompol. Jangan biarkan anak melihat atau merasakan rasa frustrasi Anda dengan kondisi anak yang masih suka mengompol. Semakin Anda kesal, semakin malu anak Anda, dan hal itu akan berlanjut menjadi masalah kepercayaan dirinya. Tentu Anda tidak mau, kan, hal itu terjadi.
 
Baca juga:
9 Cara Mencegah Anak Tidak Mengompol
Pengaruh Kebiasaan Mengompol pada Anak
Penyebab Anak Mengompol Lagi

Foto: FOTOSEARCH
Updated: Nov 2021


Topic

#usiasekolah #parenting #kesehatananak

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia