Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Anak

Beberapa tahun belakangan ini, pasti Anda kerap mendengar istilah 'pendidikan karakter'. Sebagai orang tua, kita tentu mengharapkan anak-anak kita memiliki karakter-karakter baik, yang tidak hanya diajarkan di rumah namun juga menjadi bagian dari pendidikan yang didapat anak dari sekolah, yang akan menjadi bekal kelak di masa depannya. Sebenarnya apa yang dimaksud pendidikan karakter?

Para pendidik dari berbagai tingkatan sekolah, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi menyadari bahwa kemampuan akademik saja tidak cukup untuk memastikan kesuksesan anak. Beragam perilaku yang kita lihat sendiri di sekitar kita, maupun melalui media sosial juga membuat banyak guru, orang tua, maupun pembuat kebijakan bertanya-tanya, apa yang kurang dalam pendidikan kita?

Maka, ketika itu, ide mengenai pendidikan karakter mulai muncul dan dipandang sebagai bagian yang penting dalam pendidikan di sekolah. Para pendidik dan sekolah menyusun daftar serangkaian karakter yang dianggap penting dimiliki oleh anak-anak didiknya untuk menjadi orang dewasa yang berhasil.
 
Baca juga: Pendidikan Anak Berawal dari Rumah 
 
Mari kita sedikit kilas balik. Pada periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo, Kemdikbud RI meluncurkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yang merupakan kebijakan pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko Widodo dalam sistem pendidikan nasional. Di laman kemdikbud.go.id disebutkan bahwa kebijakan PPK ini terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas. Nilai-nilai ini  ingin  ditanamkan  dan dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat.
 
Disebutkan pula bahwa PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan.
 
Baca juga: Mengintip Sistem Pendidikan di 5 Negara Maju

Berkarakter Tidak Berarti Selalu Benar
Apa yang Mama bayangkan tentang anak yang berkarakter baik? Perilakunya selalu terpuji, menyenangkan, mudah diasuh dan tidak pernah berbuat onar? Jika Mama mengenal teman si praremaja Anda yang selama ini bersikap dan berperilaku baik, ternyata ketahuan mencuri-curi merokok, apa yang terlintas di benak Anda?
 
Setiap perilaku memiliki konsekuensi, dan tentu saja kita harus bertanggung jawab atas keputusan salah yang kita lakukan. Namun demikian, kesalahan yang pernah dilakukan tidak serta merta membuat orang tersebut tidak berkarakter baik. Mama tentu pernah mendengar cerita tentang orang yang berhasil bangkit dari kegagalan atau masa lalu yang kelam karena ternyata ia memiliki karakter yang baik.
 
Karakter yang baik tidak membuat anak kita kebal terhadap kejadian atau keputusan yang buruk. Ada saat-saat sulit yang akan ia lalui, dan karakter yang ia miliki akan membantunya membuat keputusan yang tepat.
 
Baca juga: 10 Pedoman Pengasuhan Membesarkan Anak Tangguh

Karakter dan Kemampuan Berpikir
Karena karakter adalah bagian dari proses mengambil keputusan, maka kemampuan anak untuk menalar permasalahan dan berpikir dengan logis ikut menentukan keputusan yang ia ambil. Memisahkan pendidikan karakter, atau menganggap pendidikan karakter lebih penting daripada pendidikan intelektual menjadi tidak tepat.
 
Tokoh pendidikan nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara menekankan tentang pentingnya keseimbangan cipta, karsa dan karya dalam pendidikan. Jika salah satu diutamakan, sementara yang lain dikesampingkan, kita akan melihat orang-orang dewasa yang kehilangan kemanusiaannya.
 
Yang menarik, penelitian-penelitian terbaru menunjukkan bahwa karakter tidak dapat diajarkan seperti matematika. Paul Tough, penulis buku How Children Succeed: Grit, Curiosity and The Hidden Power or Character mengatakan bahwa karakter sebaiknya tidak dipertimbangkan sebagai bahan ajar, tetapi harus ditampilkan dalam lingkungan sehari-hari si anak. Sebagai orang dewasa di sekitarnya, kita juga merupakan teladan pertama yang akan dicontoh untuk menampilkan karakter yang dianggap penting. It takes a village to raise a child!
 
Baca juga: 
Mengenal The Resilient Kids, Si Anak Tangguh Zaman Now
3 Langkah Mengasuh Anak Tangguh
Pentingnya Pendidikan Anti-Perundungan di Sekolah
                                                                                                           
Foto: 123rf     


Topic

#usiasekolah #pendidikan #parenting #pengasuhananak

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia