Angka Kematian Anak Indonesia Positif COVID-19 Tertinggi di Asia


Banyak kabar berseliweran bahwa anak-anak memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap virus corona serta risiko terpapar COVID-19 yang lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Dr. dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), secara tegas menyanggahnya. “Kalau dikatakan anak tidak dapat terinfeksi, anak tidak dapat fatal itu tidak benar,” ujarnya.
 
Dokter yang juga anggota Asia Pacific Pediatric Association ini mengungkap bahwa angka kematian anak dengan COVID-19 di Indonesia ini justru tinggi. “Angka kematian anak kita (positif COVID-19) paling tinggi, bahkan di Asia,” tegasnya. “Kita melihat bahwa seperti negara lain di ASEAN misalnya, Malaysia, Singapura, dan Filipina yang kasus anaknya memang tidak banyak dan yang meninggal juga tidak ada,” ujar Aman membandingkan kondisi pasien COVID-19 anak di Indonesia dengan beberapa negara lain.
 
“Kita terlalu underestimate untuk (angka) anak-anak di Indonesia ini,” ujarnya. Di Instagram Live bersama Ayahbunda pada 20 Mei lalu, dr. Aman mengatakan bahwa PDP anak mencapai angka hampir 3400 dan yang meninggal sejumlah 129 orang. “Kita bilang, hampir tiap minggu ada tambahan kasus PDP anak yang meninggal,” imbuhnya.
 
dr. Aman juga menyebut bahwa kasus terkonfirmasi yang dimiliki IDAI dari dokter yang langsung merawat yakni pasien anak positif sejumlah 584 dan 14 anak meninggal. “Ini masih tinggi, lho, kalau anak meninggal 14 orang. Saya merasa sebagai dokter anak, tanggung jawab kami harusnya anak ini satu pun tidak ada yang boleh meninggal,” ujarnya.
 
Rendahnya Skrining Anak
dr. Aman menjelaskan kekhawatirannya bahwa angka anak-anak yang positif COVID-19 atau PDP sesungguhnya lebih tinggi dari data yang ada sekarang. “Kenapa hasil (terdeteksi) anak kita sedikit? Karena yang diskrining cuma yang di pasar, di mal, di bandara. Yang diskrining ini pekerja aktif, bukan anak,” tuturnya.
 
“Jumlah (anak) yang kita periksa itu 1/5 dari Pakistan, 1/28 dari yang di Malaysia. Jadi, kita sedikit sekali,” ungkapnya. dr. Aman berharap pemerintah bisa segera melakukan tes yang masif dan sungguh-sungguh, bahkan termasuk untuk anak-anak yang saat ini mayoritas berada di rumah. “Saya tidak mengatakan rapid test ya, (harus) PCR,” tandasnya. dr. Aman menyebut bahwa bila terdeteksi lebih dini, maka penanganannya akan lebih mudah.
 
 
Baca juga:
Cara Mencegah Anak-anak Tertular COVID-19
Anak-anak Rentan Terpapar Covid-19, Jangan Mudik!
Kasus Virus Corona dalam Angka
Cara Mencegah Tertular Virus Corona
Mengenal Gejala Virus Corona
 
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO: PIXABAY
 
 


Topic

#corona #coronavirus #covid19 #covid-19

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Angka Kematian Anak Indonesia Positif COVID-19 Tertinggi di Asia

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia