Tanyakan 5 Hal ini Pada Diri Sendiri Sebelum Mengoreksi Anak




“Eh, bukan gitu cara pakai sepatu. Gini, nih.”
“Aduh, kalau Adik nuang susunya dengan cara ini, nanti bisa tumpah.”
“Kok, beresin mainannya gitu? Harusnya gini, lho.”
“Kayaknya baju kamu miring, lho. Makanya dibenerin Mama/Papa saja.”
“Nyendoknya begini, lho. Kalau begitu, makanan yang terambil cuma sedikit. Lihat, kan?”
“Kalau main ini, caranya gini.”
 
Saat anak-anak masih bayi, kita melakukan semua hal untuk mereka. Saat usia mereka bertambah, mereka mulai mencoba melakukan beberapa hal sendiri. Sebagai orang tua, wajar saja bila kita langsung tergerak begitu melihat mereka melakukan kesalahan atau ada hal yang kurang tepat dari apa yang mereka lakukan. Oleh karenanya, tak jarang kita langsung mengoreksi apa yang menurut kita kurang tepat tersebut.
 
Anak-Anak Tidak Selalu Butuh Dikoreksi
Sayangnya, terlalu bermulut lebar untuk sebentar-sebentar mengoreksi anak membuat orang tua bisa terjebak ke dalam mode over correcting, over protective, dan over critical. Itulah yang disebutkan oleh Nicole Schwarz, MA, LMFT, terapis anak dan keluarga di Missouri, AS.
 
Nicole mengatakan, “Sering kali, orang tua ingin mengajar atau membantu, tetapi seorang anak tidak membutuhkan atau menginginkan instruksi atau bantuan.” Misalnya saat susunan lego anak tampak sedikit goyah, tetapi mereka tetap bermain dengan gembira. Jadi, alih-alih mengoreksi hasil karya mereka, simpan saja istruksi Anda untuk lain waktu.
 
Sebab, bila terlalu sering dikoreksi, pada akhirnya, yang dikhawatirkan adalah orang tua justru membuat anak selalu ragu untuk mencoba lagi karena selalu mendapatkan respons yang membuat mereka merasa dirinya tidak baik.
 
Coba Pikirkan Dulu
Untuk itu, sebelum melontarkan koreksi pada anak, sebaiknya tanyakan lima hal ini pada diri Anda sendiri dulu:


1. “Kenapa, ya?”
Apakah anak saya tidak melakukan apa yang harusnya ia lakukan dengan tepat karena yakin bahwa Anda akan membantunya? Apakah mereka hanya mencari cara untuk caper pada Anda? Apakah anak memang sedang ingin membuat tantangan baru untuk dirinya sendiri?
 

2. Sesuai, nggak, ya, dengan perkembangannya?
Apakah anak saya cukup besar untuk menyelesaikan tugas ini? Sudahkah mereka memenuhi tonggak perkembangan yang diperlukan untuk melakukan ini dengan baik?
 
“Banyak orang tua yang meremehkan kemampuan anak mereka, percaya bahwa mereka terlalu muda atau tidak mampu, padahal sebenarnya jika diberi kesempatan, mereka mampu,” ujar Nicole.
 

3. Perlu diajarin, nggak, ya?
Beberapa tugas memerlukan sedikit instruksi sebelum dapat dilakukan dengan tepat. Bila sudah, apakah anak saya butuh orang tua mempraktikkan langsung? Atau, anak hanya butuh lebih banyak latihan saja?
 

4. Perlu bantuan, nggak, ya?
Nicole mengatakan banyak orang tua merasa sulit untuk melihat perjuangan anak mereka. “Perasaan cemas atau takut mendorong banyak orang tua untuk terjun dan menyelamatkan anak mereka dari tantangan,” ujarnya. Padahal, hal ini bisa menghambat keberhasilan anak. Bantulah anak saat mereka meminta bantuan.
 

5. Aman, nggak, ya?
Jika anak membuat pilihan yang berbahaya bagi dirinya sendiri atau orang lain, jelas saya perlu ikut campur.
 
Tip untuk Koreksi yang Membangun
Bila memang Anda perlu mengoreksi anak, cobalah bertanya balik mengenai pendapatnya. Nicole mengatakan, “Anak-anak sering datang dengan solusi kreatif ketika diberi kesempatan.” Ia menambahkan,  “Alih-alih memberi mereka jawaban, lihat apakah anak dapat melakukan brainstorming ide terlebih dahulu.” Bila idenya tepat, biarkan mereka mencoba caranya sendiri. Bila tidak berhasil, baru evaluasilah dan biarkan mencoba kembali.
 
Gunakan kata-kata yang singkat alih-alih ceramah panjang atau omelan. Langsung saja pada poin yang Anda tuju. Misalnya, saat anak sedang menutup botolnya sendiri dan miring, cukup katakan, “Botolnya...” Atau saat anak menumpuk terlalu banyak buku di satu rak sehingga terlalu kepenuhan, katakan, “Apa itu terasa kepenuhan?” Selebihnya, serahkan pada mereka.
 
Baca juga:
Hati-hati, Kritik pada Anak Bisa Akibatkan Stres
4 Penghambat Kemandirian Balita
Cara Mendidik Anak Mandiri
11 Hal Ini Latih Anak Mandiri Tanpa Bantuan Pengasuh
 
LTF
FOTO: FREEPIK
 
 

 

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Tanyakan 5 Hal ini Pada Diri Sendiri Sebelum Mengoreksi Anak

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia