3 Alasan Nyamil Sangat Tidak Disarankan


 

Di meja kerja ada camilan, di rumah ada camilan, di mobil ada camilan, dan di tas juga ada camilan. Salah satu alasan Anda nyamil umumnya adalah untuk mengganjal rasa lapar. Iya, sering kali Anda nyamil tiap 3 atau 4 jam lantaran waktu makan besar belum tiba. Misal, nyamil pada pukul 10.00 di kantor sembari menunggu waktu makan siang, atau nyamil pukul 18.00 saat di perjalanan pulang dari kantor.
 
Aduh ternyata, tahukah Anda, alasan tersebut sama sekali tidak bisa dibenarkan.
 
Kelly LeVeque, nutrisionis dan penulis buku Body Love: Live in Balance, Weigh What You Want, and Free Yourself from Food Drama Forever, mengatakan bahwa alih-alih menahan rasa lapar, nyamil justru dapat membuat Anda merasa lebih lapar kemudian.
 
Banyak orang mengambil camilan tanpa memeriksa kandungan mikronutriennya. Makanan dengan kandungan makronutrien tinggi dapat mematikan hormon kelaparan. Menurut Kelly, nyamil dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko peningkatan gula darah Anda.
 
Ia memaparkan beberapa alasan mengapa nyamil sangat tidak disarankan:
 
1. Pencernaan Butuh Waktu
Tubuh memerlukan banyak waktu dan energi untuk memecah makanan menjadi molekul yang bisa diserap dan dimanfaatkan. Proses pencernaan yang lengkap umumnya membutuhkan waktu selama 6 jam atau lebih.
 
Ketika Anda makan makanan ringan di sela-sela waktu makan, Anda membebani tubuh Anda untuk menjalankan fungsi pencernaan. Tubuh akan mengulang kembali proses yang bahkan belum selesai sejak terakhir kali Anda makan. Untuk melakukan itu semua, tubuh juga perlu energi. Ketika tubuh tak lagi dapat menyerap dan memanfaatkan makanan, maka ia akan disimpan sebagai lemak.
 
2. Tidak Lebih Baik dari “Makan Besar”
Sebaiknya Anda fokus pada jadwal “makan besar” ketimbang nyamil. Dua kali makan besar dibandingkan 5 sampai 6 kali nyamil dengan jumlah kalori yang sama, punya manfaat biologis yang berbeda. Makan besar yang hanya 2 kali dapat mengurangi berat badan secara lebih efektif, kadar lemak hati, glukosa, C-petida, dan glukagon. Di samping itu juga dapat meningkatkan sensitivitas insulin glukosa oral.
 
3. Menghambat Proses Pembakaran
Rata-rata camilan mengandung karbohidrat yang tinggi kalori serta dapat meningkatkan gula darah Anda dan menyebabkan pelepasan insulin. Insulin bertugas mengambil glukosa (gula darah) dan memindahkannya dari aliran darah ke sel-sel sehingga sistem saraf, otot, dan jaringan serta organ lainnya dapat memanfaatkan glukosa agar berfungsi dengan baik.
Setelah insulin melakukan tugasnya, insulin dapat bertahan dalam aliran darah Anda selama 6 hingga 8 jam. Sementara itu, ia dapat menghambat proses pembakaran lemak.
 
Kelly menyarankan, “Jika Anda lapar, makanlah makanan yang nyata untuk menenangkan rasa lapar secara biologis. Saat Anda mematikan rasa lapar dengan cukup makanan yang tepat, Anda belajar mengatur ulang sinyal kenyang tubuh dan otak Anda.” Ia merekomendasikan agar Anda mengonsumsi protein, lemak, serat, atau sayuran hijau untuk mengatasi lapar.
 
 
Baca juga:
Camilan oke untuk mama (150 kalori atau kurang)
Cara Kontrol Hasrat Ngemil
Anak Suka Ngemil? Perhatikan Ini Agar Tidak Berakibat Buruk
Waktu Terbaik Anak Ngemil
3 Larangan Soal Kebiasaan Ngemil pada Anak
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK

 
 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia