Fakta Tentang Minuman Kemasan

Saat ini, begitu mudahnya Anda menemukan minuman kemasan siap minum. Tak hanya di supermarket atau minimarket, tapi juga di warung dan pedagang asongan pinggir jalan. Belum lagi, tayangan iklannya yang terus-menerus muncul di sela-sela acara favorit anak. Jangan heran kalau minuman-minuman tersebut akhirnya menjadi favorit anak, plus membuat Anda harus memasukkannya ke dalam daftar belanjaan wajib setiap minggu.

Kenapa, sih, anak suka sekali minuman kemasan? Alasan utama adalah rasanya yang manis, tak peduli apa pun jenis minumannya, yakni teh, jus, susu, yogurt, bahkan kopi. Rasa manis gula membuat minuman kemasan menjadi jauh lebih nikmat. Namun, rasa manis gula ini juga bisa membuat tubuh kecanduan untuk terus mengonsumsinya dalam jumlah banyak. Itulah sebabnya mengapa sekali Anda mulai mengizinkan anak mencicipi minuman dalam kemasan, ia akan terus dan terus memintanya.

Nah, begitu ia mulai ketagihan, akan sulit bagi Anda untuk menghentikan atau melarangnya. Padahal, minuman kemasan dengan kandungan gula yang tinggi menjadi salah satu penyebab berbagai masalah kesehatan pada anak. Salah satunya adalah obesitas. Para ahli menyebut minuman dalam kemasan ini sebagai liquid candy atau permen dalam bentuk cair. Dan, mengeliminasi minuman manis dalam kemasan merupakan cara terbaik mengatasi masalah obesitas pada anak, menurut Goutham Rao, MD, direktur klinis Weight Management and Wellness Center di Children’s Hospital of Pittsburgh yang juga sekaligus penulis buku Child Obesity: A Parent’s Guide to a Fit, Trim, and Happy Child. Sebelum berdampak lebih jauh pada kesehatan anak, ada baiknya Anda mulai ‘mengintip’ isi minuman kemasan yang sering jadi favoritnya.

Teh Dalam Kemasan
1. Daun teh atau disubstitusi dengan ekstrak teh.
2. Polifenol, salah satu jenis antioksidan dalam teh yang bisa mengurangi risiko terkena penyakit jantung, kanker, dll. Tapi, menurut American Chemical Society, teh dalam kemasan mengandung kadar polifenol yang sangat rendah dibandingkan teh yang diseduh di rumah.
2. Gula dalam minuman teh berukuran 250 ml rata-rata adalah 21 g. Ini setara dengan 5,25 sendok teh gula.
3. Natrium benzoat dan kalium sorbat kerap digunakan sebagai pengawet pada minuman teh dalam kemasan.

Minuman Bersoda
1. Air karbonasi merupakan kandungan utama minuman bersoda. Ini adalah sebutan untuk air yang mengandung gas CO2 (karbondioksida). Gas inilah yang menyebabkan timbulnya sentuhan khas soda di mulut (mouthfeel) dan perasaan menggigit (bite) saat diminum.
2. Pewarna. Bisa digunakan zat pewarna alamiah (seperti karamel) atau pewarna sintetis (seperti karmoisin dan tartrazin).
3. Gula tebu (sukrosa) dan high fructose corn syrup (sirup jagung tinggi fruktosa) biasa digunakan pada minuman soda reguler, sedangkan pemanis buatan (misalnya, aspartam) biasa digunakan pada minuman soda diet. Itu sebabnya, soda diet sama sekali tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh anak di bawah usia 5 tahun karena aspartam dicurigai bisa mengganggu kerja hormon endokrin.
4. Fosfor dalam minuman bersoda dipakai dalam bentuk asam fosfat, dan digunakan untuk mempertajam rasa pada minuman kola. Satu kaleng minuman bersoda ukuran 240 ml, misalnya, mengandung 41 mg fosfor.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia