Apa Itu Dad Shaming?


 

Anda mungkin sudah cukup akrab dengan istilah mom shaming. Mom shaming biasanya berkisar antara isu ibu yang melahirkan normal dengan caesar, ibu yang memberi ASI ‘melawan’ ibu yang memberi anak susu formula, ibu yang bekerja versus ibu di rumah, bahkan pendidikan dan citra tubuh ibu. Belakangan makin banyak kesadaran dari masyarakat kita dan juga gerakan-gerakan yang secara khusus aktif melawan mom shaming.  
 
Tak hanya itu, ibu juga sering kali diberi standar ganda dibandingkan dengan ayah dalam hal pengasuhan. Misalnya saja, ayah yang menggendong anak sambil bermain ponsel akan tetap mendapat nilai positif di mata masyarakat (“Oh, mungkin ayahnya sambil bekerja. Hebat sekali masih mengasuh anaknya.”. Hal ini berbeda dengan ketika ibu yang melakukannya. Ibu bisa saja mendapatkan mom shaming karena dinilai tidak fokus menggendong anak dan tidak membangun interaksi positif karena mengabaikan si bayi.
 
Dialami Separuh Ayah
Namun, siapa sangka bahwa selain mom shaming yang sudah sangat umum, para ayah juga mengalami dad shaming. Hal ini diungkapkan C.S. Mott Children’s Hospital, Michigan, AS, dalam jurnal yang mereka terbitkan pada Juni 2019 lalu. Mereka melakukan penelitian terhadap 713 ayah yang memiliki setidaknya satu anak usia 0-13 tahun. Hasilnya, separuh atau sebesar 52% mengaku pernah mengalami kritik yang mempermalukan atau disebut dengan dad shaming berkaitan dengan pilihan gaya pengasuhan mereka.
 
Baca juga: Gaya Pengasuhan Papa pada Anak Laki-laki
 
Pelakunya Adalah…
Siapa, sih, yang melakukan dad shaming? Penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua anak lain menjadi sumber dad shaming paling banyak, yakni sebesar 44%. Sarah J. Clark, M.P.H., Associate Research Scientist di Department of Pediatrics. C.S. Mott Children’s Hospital, mengatakan bahwa orang tua lain kerap meluncurkan kritik yang mempermalukan seorang laki-laki karena mereka merasa lebih benar.
 
Tak hanya itu, dad shaming juga diperoleh dari orang terdekat. Dilaporkan bahwa 24% dad shaming diperoleh dari orang tua atau mertua mereka atau kakek-nenek anak mereka dan 9% berasal dari teman mereka sendiri. Para ayah juga melaporkan menerima kritik tentang pengasuhan mereka dari orang asing di tempat umum atau online sebesar 10%. Bahkan 5% dad shaming juga berasal dari tenaga profesional yang berinteraksi dengan anak mereka, seperti guru atau penyedia layanan kesehatan.
 
Baca juga: Trik Jadi Papa Andalan Si Praremaja
 
Dianggap Tidak Becus dan Dikecualikan
Seperti apa, sih, dad shaming yang dialami oleh para ayah? Beberapa laki-laki menggambarkan dad shaming secara garis besar di mana orang dewasa lain nampak mengabaikan peran mereka sebagai orang tua.
 
Sebanyak 11% dari ayah yang mengalami dad shaming merasa bahwa seorang guru menganggap mereka tidak memiliki pengetahuan tentang kebutuhan atau perilaku anak mereka. Sekira 12% dari mereka merasa bahwa seorang dokter atau perawat berasumsi bahwa mereka tidak tahu dan tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan anak mereka. Hampir seperempat atau sebesar 23% dari mereka merasa dikecualikan dan tidak dilibatkan dari komunikasi tentang aktivitas anak mereka.
 
Baca juga:
Apa Saja Contoh Dad Shaming Yang Dialami Ayah?
Tidak ada ayah
Peran Papa Membesarkan Anak
Gaya Pengasuhan Papa pada Anak Laki-laki
7 Hal Penting Ini Perlu Papa Berikan Pada Anak Laki-Laki
10 Kelebihan Anak Jika Papa Terlibat Mengasuhnya
2 Alasan Utama Seseorang Jadi Pelaku Mom Shaming

LELA LATIFA
FOTO: FREEPIK

Updated: Juni 2022


Topic

#keluarga #parentingstyle #parenting #pengasuhananak

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia