Ini Alasan Jangan Larang Anak Bermain Kotor


Rasanya Anda sudah membereskan rumah tetapi anak berhasil membuatnya sepuluh kali lipat lebih berantakan dengan krayon, kertas, dan mainan lainnya yang berserakan. Belum lagi cat, lem, dan glitter yang menempel di mana-mana. Selamat datang di dunia messy play, Ma! Permainan yang terlihat kotor dan berantakan ini berperan penting bagi tumbuh kembang anak, lho.

Messy play adalah aktivitas bermain secara aktif dengan mengeksplorasi beragam bahan dan alat. Ada banyak bahan yang aman digunakan anak: air, cat, lilin atau tepung adonan mainan, pasir, pasta, beras, busa sabun, jelly, kertas, dan masih banyak lagi. Messy play merupakan bekal penting di tahap awal pertumbuhan anak. Seluruh panca indra anak terstimulasi saat sedang bermain dengan bahan-bahan tersebut. Ia bisa meraba tekstur, membaui, melihat, mendengar, dan bahkan mencicipi rasa dari mainan yang sedang dimainkannya. Dari semua bahan-bahan tersebut, anak bisa meniru cara membuat sebuah benda, seperti kue ulang tahun dari pasir, atau menciptakan sendiri benda sesuai kreasinya. Dalam messy play, fokus utamanya bukan menghasilkan sesuatu, melainkan proses bermain (sekaligus belajar!) dengan cara menyenangkan.

Baca juga: Latih Motorik Halus Anak lewat Melukis dengan Sidik Jari
 
Tahap-Tahap Messy Play
Ingatkah Anda saat anak pertama kali belajar mengenal MPASI? Makanan yang Anda berikan pada anak mungkin disembur, ditumpahkan, atau bahkan dilempar. Itulah tahap awal ia belajar main kotor-kotoran meskipun belum benar-benar mengerti saat melakukannya. Namun, menurut psikolog Nessi Purnomomessy play bisa dipahami anak saat berusia 3 tahun. Pada saat itu, ia tak sekadar bermain, tetapi juga bisa belajar banyak hal. Ajarkan messy play secara bertahap sesuai tingkatan usianya.
 
Bikin Mainan Sendiri
Setelah anak mengenal berbagai bahan dalam messy play, maka ia mulai mencoba menciptakan sesuatu. Misalnya, membuat kalung dari adonan tepung atau lilin mainan. Mungkin pada awalnya benda yang dibuat masih berantakan dan bentuknya abstrak. Namun, jika diberi apresiasi, anak akan merasa dihargai. Ia merasa bangga akan kemampuan dirinya dan lama kelamaan rasa percaya dirinya muncul. Bukan tidak mungkin dari benda-benda atau lukisan abstrak yang sering dibuatnya, anak kelak menciptakan suatu karya hebat. Jika dia mulai bosan mencorat-coret dengan cat, atau bermain adonan bukan lagi sebuah permainan seru, ajak ia mencoba berbagai eksperimen yang cool. Siapa tahu suatu saat ia menjadi ilmuwan hebat.

Baca juga: Hak Anak Bermain Kotor-kotoran 

 
Berikan Dukungan
Saat anak bermain messy play, Anda cukup menemani dan mengawasinya selama proses eksplorasi, bahkan jika perlu, ikut main bersamanya. Menurut Nessi, kehadiran Anda tetap diperlukan meskipun kelihatannya ia sudah asyik bermain sendiri. Nikmati waktu bersama anak karena proses ini tak akan berlangsung lama. Setelah besar nanti, si kecil mungkin sudah tak berminat lagi main kotor-kotoran.

Ajak anak membereskan mainannya begitu usai bermain. Messy play juga membuatnya mengerti bahwa terkadang ada hal-hal yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dan jadi kacau, namun jika dibereskan satu per satu (dan dengan sendikit bantuan dari orang lain) maka segalanya akan kembali lancar. Ini manfaat lainnya dari messy play: keterampilan mengatasi suatu masalah.
 
“Aku Nggak Suka Kotor-Kotoran!”
Ada anak-anak yang tidak menyukai messy play, bahkan menolak sebelum mencobanya. Ini terjadi karena mungkin ia kaget saat merasakan tekstur yang aneh dari bahan-bahan yang ada. Mungkin juga dia memiliki pengalaman kurang menyenangkan, misalnya ia merasa tak nyaman saat kakinya menyentuh pasir di pantai, sehingga menjadi lebih waspada saat Anda mengajaknya bermain pasir di kesempatan lain.

Jika ini terjadi, perkenalkan messy play padanya secara bertahap. Jangan langsung memaksanya melakukan berbagai kegiatan atau terburu-buru memperkenalkannya pada berbagai macam bahan. Mungkin si kecil butuh waktu untuk mengenali dan merasakan tekstur setiap bahan. Anda juga harus memberi contoh padanya. Anak-anak biasanya menjadikan orang tua sebagai role model. Jika ia melihat Anda senang bermain pasir, mungkin ia akan lebih percaya untuk mencobanya. Lakukan messy play dalam kegiatan sehari-hari (memasak, berkebun, mandi), agar dia terbiasa dan tidak lagi kaget jika Anda mengajaknya bermain kotor-kotoran.

Baca juga:
6 Jenis Bermain pada Anak-anak
Yuk, Ajak Anak Bermain Sesuai Usianya!
Cara Ini Bantu Anak Mengembangkan Kemampuan Motorik

Updated: 2021


Topic

#usiasekolah #parenting #pendidikan #sekolah #belajardarirumah

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia