Jelang Anak Pubertas. Orang Tua Perlu Tahu Ini!




Pubertas adalah bagian dari pertumbuhan anak, peralihan masa anak-anak menjadi dewasa. Menurut dr. Aditya Suryansyah, Sp.A(K), dokter spesialis anak dari Klinik Remaja, RS Harapan Kita, Jakarta, peralihan ini terjadi secara bertahap, diawali dengan perubahan hormonal. Maksudnya, tidak mungkin terjadi, pada hari ini anak masih anak-anak, lalu tiba-tiba besok dia menjadi dewasa, mengalami menstruasi untuk anak perempuan atau langsung mimpi basah pada anak laki-laki. Akan selalu ada perubahan-perubahan beberapa bagian tubuh yang menandakan adanya perubahan hormonal.

Semua hormon, baik hormon pertumbuhan maupun hormon seks (progesteron dan testosteron) berkembang pesat pada masa peralihan ini, menyebabkan munculnya bermacam tanda. Tanda-tanda anak memasuki masa pubertas sangat khas. Normalnya, tanda-tanda awal pubertas anak perempuan muncul di rentang usia 8-13 tahun, sementara anak laki-laki pada usia 9-14 tahun.
 
Baca juga: Pengaruh Pubertas pada Perkembangan Anak
 
Anak Perempuan 'Lebih Cepat' Puber
Apakah tanda pubertas paling awal yang akan muncul? Pada anak perempuan, ovariumnya akan mulai membesar. Dan, pembesaran ovarium itu otomatis diikuti dengan payudara yang mulai membesar juga. Sementara, pada anak laki-laki, hormon yang tumbuh ditandai dengan pembesaran testis.

“Ketika payudara membesar, tubuh anak perempuan juga ikut membesar. Makanya, ketika memasuki masa puber, anak perempuan yang tadinya imut-imut jadi terlihat bongsor. Sementara, pada anak laki-laki, 2-3 tahun setelah testisnya membesar, barulah tubuhnya mulai meninggi dan membesar. Oleh karena itu, sering kali dikatakan puber pada anak laki-laki lebih terlambat dibandingkan anak-anak perempuan. Padahal sebenarnya bersamaan,” kata dr. Aditya.
 
Baca juga: Anak Perempuan Mulai Pubertas
 
Dua-tiga tahun setelah payudaranya tumbuh, anak perempuan akan mengalami menstruasi. “Menstruasi adalah tanda akhir, tapi bukan berarti kesempurnaan pubertas. Karena biasanya terjadinya belum rutin, kadang datang setiap bulan, bisa juga 2 bulan tidak datang, atau malah sebulan 2 kali datang. Pada usia 18-19 tahun, barulah mencapai kesempurnaan,” kata dr. Aditya.

Ketika menstruasi sudah muncul, maka tanda-tanda pubertas lainnya akan muncul juga, seperti tumbuh rambut kemaluan dan ketiak, bau badan, jerawatan, pinggul membesar, namun pertumbuhan tinggi badannya mulai melambat, rata-rata di usia 16-17 tahun akan berhenti.
 
Sementara, pada anak laki-laki, dia juga akan mengalami pertumbuhan rambut kemaluan dan ketiak, bau badan yang menyengat, jerawat bermunculan di wajahnya. Dan, ketika suaranya pecah, diiringi dengan mimpi basah, maka itu artinya dia sudah masuk ke fase akhir pubertas anak laki-laki (terjadi kira-kira 2-3 tahun setelah tanda awal pubertasnya muncul).
 
Tetapi, berbeda dari anak-anak perempuan, pertumbuhan (tinggi badan) anak laki-laki akan lebih konstan, dan baru berhenti pada usia sekitar 18 tahun.
 
Baca juga: Tips Hadapi Pubertas Anak Laki-laki


Pubertas Lebih Cepat atau Lambat, Apa Pemicunya?
Tidak ada yang bisa memastikan kapan seorang anak akan mengalami tanda-tanda pubertas. Yang pasti, tanda-tanda pubertas akan muncul di rentang usia yang sudah disebutkan di atas tadi. Ada anak perempuan yang mulai tumbuh payudara di usia 8 tahun, tetapi ada juga di usia 10 tahun. Jadi, tidak ada yang sama persis. Selama masih dalam rentang usia pubertas, itu tidak menjadi masalah.
 
Menurut dr. Aditya, beberapa faktor memang memengaruhi seberapa cepat pubertas terjadi pada seorang anak, di antaranya genetis keluarga, lingkungan, adat istiadat, dan kesehatannya. Anak yang orang tuanya mengalami pubertas lebih cepat mungkin akan mengalami hal yang sama.

Hal-hal lain yang juga relatif membuat pubertas lebih cepat terjadi, misalnya, adalah jika anak terlibat dalam pergaulan orang dewasa atau terlalu banyak mendapat paparan pornografi . Faktor nutrisi atau jenis makanan tertentu, misalnya junk food, juga kerap dituding menyebabkan pubertas relatif terjadi lebih cepat, karena hormon-hormon banyak dipakai untuk makanan-makanan jenis ini.
 
Baca juga: Rangsang Audio Visual Picu Pubertas Dini
 
Sementara, pubertas akan lebih lambat terjadi antara lain pada anak yang mengalami penyakit kronis tertentu. Namun, jika pubertas terjadi terlalu dini atau justru sangat lambat (di luar rentang usia tanda-tanda pubertas), menurut dr. Aditya, ini bisa dikatakan sebagai kelainan. Misalnya, anak mengalami menstruasi yang merupakan tanda akhir pubertas di usia 8 tahun, maka kalau dihitung mundur 2 tahun, berarti payudaranya yang menjadi tanda awal pubertas sudah tumbuh di usia 6 tahun. Bisa dibayangkan, tubuhnya akan menjadi lebih cepat seperti orang dewasa, sementara usianya masih kecil.

Waspada Jika Pubertas Terlalu Dini
Pubertas dini bisa berbahaya, karena bisa jadi menunjukkan adanya gangguan penyakit. Selain itu, pertumbuhan yang cepat akan berhenti dengan cepat pula. Misalnya, tulangnya cepat tumbuh, tetapi juga akan cepat berhenti, sehingga tubuhnya akan menjadi pendek dan kekar.
 
“Karena itu, pubertas dini harus dihentikan. Pertama, tentu harus dicari dulu pencetusnya. Kalau sudah ketemu, misalnya ada tumor di ovariumnya, maka itu harus diangkat. Jika berkaitan dengan hormon, maka harus dihentikan siklus hormonnya. Penghentian ini dilakukan hingga muncul tanda-tanda pubertas di usia yang semestinya,” papar dr. Aditya.
 
Baca juga:
Tanda-Tanda Pubertas Anak
Dampingi Anak di Masa Pubertas
Anak Perempuan Lebih Cepat Pubertas?

Edukasi Seks Saat Anak Pubertas

grc
Foto: 123rf
Updated: Januari 2022

 


Topic

#usiasekolah #kesehatananak #pubertas #tumbuhkembang

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia