Mengenal Ragam Tes Masuk Sekolah


Tes masuk sekolah, yang biasanya diterapkan sekolah swasta, kerap kali membuat orang tua 'mulas'. Berbeda dengan sekolah swasta, sekolah dasar negeri tidak memberlakukan tes masuk. Anak Anda akan diurutkan berdasarkan usia ketika mendaftar. Anak yang usianya lebih tua akan ditempatkan di prioritas atas untuk diterima. Sementara itu, sekolah-sekolah swasta memiliki ‘keleluasaan’ untuk memilih murid-murid yang akan diterima. Umumnya mereka melakukan seleksi dalam berbagai rupa dan bentuk. Satu panduan dari pemerintah, semua sekolah dasar dilarang melakukan tes masuk dalam bentuk tes membaca, menulis, dan berhitung, sesuai PP No. 17 tahun 2010 pasal 69 ayat 4 dan 5 dan pasal 70.

Apa saja bentuk-bentuk seleksi masuk sekolah?
1. OBSERVASI
Biasanya sekolah akan mengundang calon murid untuk diobservasi, baik secara individu maupun dalam setting kelas. Sekolah akan melihat bagaimana si kecil menyesuaikan diri dalam situasi baru, menerima dan melakukan instruksi, berinteraksi dengan orang dewasa dan anak-anak sebaya, serta melihat kemampuan dasar untuk mulai membaca, menulis, berhitung dan beraktivitas di kelas 1 SD.

2. WAWANCARA
Beberapa sekolah melakukan wawancara kepada anak dan orang tua atau hanya kepada anak atau orang tua. Tujuan wawancara kepada anak tak jauh berbeda dengan observasi. Wawancara kepada orang tua biasanya dilakukan untuk menggali lebih dalam mengenai gaya pengasuhan dan orientasi pendidikan. Sekolah sering kali ingin mendapatkan informasi apakah orang tua memiliki visi dan misi yang sama dengan sekolah.

3. PSIKOTES
Ada sekolah yang mensyaratkan psikotes atau penilaian khusus oleh psikolog anak. Tes ini biasanya bertujuan untuk melihat apakah calon murid memiliki tumbuh kembang yang sesuai dengan usia, atau menyisir adanya kemungkinan kesulitan belajar sehingga sekolah dapat menentukan apakah dapat melayani anak tersebut atau tidak.

“Sebaiknya psikotes untuk tujuan pemetaan dilakukan setelah anak diterima,” tutur Lita Patricia Lunanta, Psi. “Psikotes untuk anak usia dini harus dilakukan hati-hati dan secara individual oleh psikolog yang kompeten. Sekolah dapat melakukan psikotes untuk pemetaan, supaya bisa menentukan strategi yang tepat dalam menyusun pelajaran di sekolah. Hasilnya pun perlu diketahui oleh orang tua.”

Bagaimana persiapannya?
Mama tidak perlu cemas. Perhatikan apakah si kecil memang cukup matang dan memiliki kesiapan sekolah. Kesiapan sekolah tidak sama dengan kemampuan baca, tulis, dan hitung. Pelajari tentang kesiapan sekolah dan dukung si kecil untuk mengembangkan ketrampilan yang ia perlukan agar siap sekolah. Pelajari juga tugas-tugas perkembangan pada usia anak Anda. Amati apakah ia tumbuh dan berkembang dalam semua area sesuai dengan usianya. Jika ya, tidak perlu khawatir. Jika tidak, mungkin Anda perlu mencari tahu cara-cara yang tepat untuk memberi stimulasi.

Saat menghadapi wawancara orang tua, mama dan papa perlu berdiskusi dulu untuk menyamakan persepsi tentang pengasuhan dan pendidikan si kecil. Pada hari H, mama dan papa justru harus tampil apa adanya. Dengan demikian, Anda justru dapat melihat dengan jernih kesesuaian cara pendidikan sekolah pilihan Anda dengan cara pengasuhan Anda sehari-hari. Gunakan pula kesempatan wawancara untuk menggali lebih banyak informasi tentang calon sekolah si kecil.

Bentuk tes masuk serta kualifikasi yang ingin disaring oleh sekolah sebenarnya menunjukkan hal-hal yang dianggap penting oleh sekolah, iklim sekolah, serta cara belajar dan tujuan belajar yang ditetapkan. Sebagai orang tua, Anda dapat memanfaatkannya sebagai refleksi mengenai apa yang benar-benar Anda inginkan untuk pendidikan si kecil.

Foto : 123rf

Baca juga: Jenis Tes Diterapkan Sekolah Anak

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia