Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum Anak Bermain Pokemon GO



Pokemon tentu tidak asing lagi buat Anda, terutama yang melewati masa kecil di tahun '90-an. Ya, serial kartun Jepang (anime) itu memang punya banyak penggemar dari berbagai usia di era itu. Salah satu karakter Pokemon yang paling populer adalah Pikachu. Nah, beberapa minggu terakhir, Pokemon kembali banyak dibicarakan orang, tetapi bukan dalam bentuk serial kartun, melainkan berupa aplikasi game berjudul Pokemon GO. Cara bermainnya yang simpel, membuat para penikmat game pun semakin meningkat jumlahnya di dunia. Dan meski belum resmi dirilis di negara ini, sudah banyak pengguna Android di Indonesia yang mengunduh aplikasi melalui apk ataupun situs game tidak resmi lain. Sementara pengguna iPhone juga dapat menggunakan apk, tetapi dengan membuat akun baru terlebih dahulu dan mengganti lokasi 'tempat tinggal' mereka. Jangan-jangan, anak Anda termasuk salah satu pemburu Pokemon juga!

Pokemon GO sendiri sudah resmi dirilis oleh Nintendo dan Niantis di 27 negara. Game itu memang menawarkan sensasi bermain yang berbeda dari game-game yang pernah ada. Jika selama ini game gadget dimainkan di dalam ruangan, sambil duduk, dan hanya mengandalkan kerja jari-jari tangan, Pokemon GO mengajak pemainnya keluar ruangan, menjelajah halaman, jalan, taman milik tetangga, bahkan tempat-tempat umum, seperti rumah ibadah, museum, bahkan rumah sakit, untuk menangkap Pokemon dengan memasukkannya ke bola.

Lebih seru lagi, permainan ini bersifat augmented reality, maksudnya Pokemon dihadirkan nyata di lokasi sekitar gadget pemain. Bukan berarti wujudnya bisa dilihat begitu saja, ya, Ma. Tetapi, wujud Pokemon akan terlihat di layar gadget, berikut area yang digunakan bermain pada saat itu. Jadi, terkesan real, dengan syarat pengaktifan GPS dan kamera. Misalnya, dimainkan di halaman rumah, layar gadget akan menampilkan halaman rumah, dan akan terlihat Pokemon di sekitar tampilan itu.

Namun, ada kabar kurang menyenangkan seiring kemunculan Pokemon GO. Disebutkan di www.gamerant.com, pemuda 21 tahun, Mike Shultz harus rela tangannya diamputasi karena cedera serius setelah jatuh dari skateboard, mengejar Pokemon. Tidak hanya itu, kecelakaan-kecelakaan lain juga terjadi akibat terlalu serius menangkap Pokemon.

Menurut Lucky Palupi, pengajar Sekolah Kembang sekaligus pemerhati teknologi, "Seperti umumnya game lain, Pokemon GO memiliki manfaat dan bahaya.” Salah satu manfaatnya adalah anak akan mendapatkan manfaat terekspos alam sekitar. Jika sebelumnya ia lebih banyak berdiam di rumah, sehingga kurang terpapar sinar matahari, dengan bermain Pokemon GO, anak jadi terkena sinar matahari dan menghirup udara segar. Sedangkan bahayanya, ketika anak berburu di mal, misalnya, dan ia tidak menyadari lingkungan sekelilingnya, bisa saja ia tergelincir di lantai atau eskalator. Atau, menabrak orang lain, lalu terjatuh.”

Selain itu, Lucky juga menambahkan beberapa hal berikut yang perlu Anda perhatikan saat anak bermain Pokemon GO:

  • Demi keamanan, anak harus didampingi oleh orang dewasa (orang tua, kakak, atau sepupu yang lebih tua adalah kemungkinan terbaik!). Sebelum pergi keluar rumah atau menjelajah tempat-tempat umum, orang tua harus membuat kesepakatan dengan anak. Misalnya, waktu bermain (kapan dan berapa lama), di mana boleh bermain (tempat umum, di rumah, atau di lingkungan yang sudah dikenal).
  • Beri penjelasan kepada anak atau orang dewasa yang mendampingi. Sebelum memasuki tempat baru, pelajari terlebih dahulu. Gunakan Google Map atau Street View untuk melihat keadaan lingkungan tersebut. Jika berburu di mal, perhatikan juga letak eskalator, suasana mal, dan jalanan, letak selokan, kondisi trotoar, dan seterusnya. Sudah banyak kasus kecelakaan kecil, seperti terperosok di selokan atau salah memasuki ruangan.
  • Usahakan anak selalu berjalan di pinggir kiri dengan pendamping di sebelah kanan (jangan biarkan ia pergi sendiri!). Jelaskan kepada anak agar tidak berlari atau berjalan cepat, sehingga gerakannya tidak mengganggu orang lain di sekitarnya.
  • Orang tua perlu memberi pengertian kepada anak bahwa ada tempat-tempat umum yang tidak boleh dimasuki (dan anak harus mematuhi ini!).
  • Hentikan permainan ketika anak akan menyeberang jalan, menaiki/menuruni tangga, atau hari sudah gelap.

Niantic tidak memberi batasan minimal usia anak untuk bermain game ini. Tetapi, menurut Lucky, “Keterangan di iTunes, aplikasi ini diberi rating 9+ dengan keterangan Infrequent/Mild Cartoon or Fantasy Violence. Kalau di TV, mungkin ratingnya setara dengan PG (parental guidance) atau 13 tahun ke atas. Yang jelas, orang tua masih perlu mengawasi anak selama menggunakan permainan ini.”

Dan, yang tidak kalah penting, jika Pokemon terdapat di tempat gelap dan terpencil, sebaiknya tidak perlu didatangi untuk menghindari predator anak yang mungkin saja sengaja memancing agar pergi ke lokasi tersebut, lantas melakukan tindak kejahatan. "
Mungkin saja Pokemon akan ada di tempat yang tidak dikenal, bangunan yang sudah tutup, rumah yang terbengkalai, atau perairan darat (sungai, danau) yang berarus deras," tambah Lucky. Jangan sampai permainan yang pada awalnya bertujuan untuk hiburan, justru mendatangkan bahaya untuk anak. (Alika) 

(Foto: www.gamerant.com)
 
 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia