Liburan Sekolah di Rumah Saja, Ya, Nak!




“Maaf, ya, Nak, liburan kali ini, sekali lagi, kita nggak bisa ke mana-mana.” Saya katakan itu kepada anak saya. Mungkin ada di antara Anda yang juga dengan berat hati mengatakan hal yang sama kepada anak-anak di masa liburan sekolahnya kali ini. Di tengah angka kasus kejadian COVID-19 yang sedang meningkat tinggi, kita tidak mau seperti bertaruh, bukan. Berdasarkan data www.covid19.go.id pada 21 Juni 2021, tercatat 1.989.909 kasus konfirmasi positif COVID19. Dari jumlah itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kasus anak-anak sebanyak 12,5%, atau 1 dari 8 pasien positif COVID-19 adalah anak-anak. Ada peningkatan signifikan.
 
Saya ingat obrolan saya dengan Prof. Dr. dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon), ketua PP Pusat IDAI di Instagram Live @ayahbunda tahun lalu. Saya bertanya tentang angka yang kecil pada data kasus anak saat itu, apakah itu berarti anak tidak terlalu rentan terhadap COVID-19? Dengan tegas, Prof. Aman mengatakan sebetulnya kita underestimate untuk kasus COVID-19 pada anak di Indonesia. Saat itu, diungkap bahwa angka kematian anak dengan COVID-19 paling tinggi di Asia. Dan, kini, setahun berlalu, Prof. Aman menyampaikan bahwa data dari IDAI menunjukkan case fatality rate atau tingkat kematian anak 3-5%. “Jadi (negara) kita ini kematian paling banyak di dunia,” ungkapnya.
 
Berkaitan dengan kondisi yang belum membaik saat ini, IDAI sudah memberikan peringatan dan sederet imbauan untuk menyelamatkan anak-anak dari infeksi COVID-19. Salah satu imbauannya adalah hindari membawa anak ke luar rumah, kecuali bila benar-benar dalam kondisi terdesak. Bila terpaksa ke luar rumah, pastikan mematuhi protokol kesehatan. Artinya, demi keselamatan anak-anak dan seluruh anggota keluarga, saat ini sebaiknya kita kembali lagi mengingat dan menerapkan anjuran ‘di rumah saja’ seperti tahun lalu di awal pandemi.
 
Sangat bisa dipahami kebosanan yang dirasakan anak-anak dan diri kita sendiri sebagai orang dewasa (orang tua). Ya, satu setengah tahun kita didera pandemi. Keinginan untuk lepas dan menikmati liburan seperti tahun-tahun sebelumnya terasa menggebu-gebu. Apalagi foto dan cerita liburan teman hingga figur publik bertebaran di media sosial, siapa yang tidak tergiur! Anak-anak juga pasti sudah ingin menikmati liburan, merayakan kenaikan kelas dan lepas dari belajar online yang melelahkan.
 
Memang, sejak dicanangkan new normal atau adaptasi kebiasaan baru akhir tahun lalu, kita sudah tidak benar-benar hanya di rumah saja, bukan. Sedikit-sedikit kita melonggarkan kewaspadaan, mulai beraktivitas lagi di luar rumah dan banyak yang berani mengajak anak-anak bepergian jauh (walaupun sekolah online masih menjadi pilihan). Tetapi, dengan melonjaknya angka kasus sejak usai libur Lebaran ini, dan merebaknya varian COVID-19 yang lebih ‘ngegas’ penularan dan keparahannya, sebaiknya tahan diri dan pikirkan lagi, jika Anda ingin membawa anak-anak berlibur ke tempat rekreasi, mal, atau bahkan ke luar kota.
 
Jika Anda berpikir Anda bisa menjamin keselamatan keluarga saat bepergian atau liburan karena Anda dan pasangan sudah mendapat vaksinasi, dan akan taat protokol kesehatan, coba diingat lagi, bahwa vaksinasi bukan berarti membuat Anda kebal 100% dari kemungkinan terinfeksi COVID-19. Di laman www.covid19.go.id dijelaskan bahwa vaksinasi adalah pemberian vaksin dalam rangka menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber penularan. Jadi, kemungkinan untuk tertular dan sakit masih ada, bukan. Dan, yakinkah Anda bisa terus menerus ketat menjalankan protokol kesehatan, terutama pada anak? Sedikit saja protokol kesehatan dilanggar, penularan mengintai. Anak-anak rentan tertular, karena mereka tidak kebal dari COVID-19 (dan belum divaksin), sudah terbukti dengan meningkatnya kasus pada anak belakangan ini. 

“Jangan karena kita sudah divaksin, jadi seperti superman, ke mana-mana tidak pakai masker,”  ujar Dr. Sonny Harry B Harmadi, SE., ME, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19. Walau sudah divaksin, tetap ada kemungkinan virus dapat masuk ke tubuh kita. “Bedanya, bagi orang yang sudah terbentuk imunitasnya, maka tidak akan mengalami reaksi yang buruk. Kalau imunitas sudah terbentuk, kita jadi seperti OTG, orang tanpa gejala, yang bawa virus ke mana-mana, tapi di kita tidak masalah. Anak-anak kita, keluarga yang kita cintai yang belum divaksin akhirnya bisa tertular virus,” lanjutnya.

Dalam obrolan saya dengan dr. Reisa Broto Asmoro, juru bicara pemerintah untuk COVID-19, pun ditegaskan bahwa virus ini akan tetap ada. "Mau tidak mau, kita hidup berdampingan dengan virus ini. Walaupun sudah ada vaksin atau obat, kita tetap harus mencegah supaya jangan sampai ketularan. Ada banyak sekali penyakit yang sudah ada vaksin dan obatnya, seperti TB (tuberkulosis). Kita sudah divaksin sejak bayi, tapi kita tetap berisiko terinfeksi, dan harus jaga-jaga supaya nggak terinfeksi TB. Nah, ketika ada vaksin COVID-19, kita harus menyadari, virus ini nggak ke mana-mana juga. Supaya nggak ketularan, selain vaksin, kita juga harus 3M sebagai ikhtiar, yakni memakai masker, menjaga jarak supaya aman, dan mencuci tangan,” papar dr. Reisa  


 


Jadi, sudahlah, kali ini, sekali lagi, kita sama-sama legowo menghadapi liburan anak. Daripada memikirkan liburan ke luar kota yang gagal lagi, yuk, kita sama-sama bergandengan tangan bertekat menekan angka penularan COVID-19 dari keluarga sendiri dulu. Tidak mengajak anak-anak bepergian, patuh protokol kesehatan, menjalani pola hidup sehat. Jika Anda belum vaksin, segera cek tempat-tempat vaksin di kota Anda dan daftarkan diri. Buat suasana rumah yang menyenangkan, ajak anak sama-sama memikirkan aktivitas-aktivitas yang ingin mereka lakukan selama liburan di rumah. Libatkan mereka pada pekerjaan rumah tangga, mungkin ini saatnya anak-anak belajar menata lemari dan kamarnya sesuai seleranya, atau bertanggung jawab pada kelangsungan hidup beberapa tanaman di beranda. Cari tempat-tempat kursus virtual pengisi liburan untuk anak, sesuaikan dengan minat-bakatnya. Berselancarlah di internet, ada banyak museum dan kota di dunia yang menawarkan tur menarik secara virtual.
 
Jangan lupa selalu penuhi gizinya dan ajak berolahraga di rumah. Pasang musik kesukaannya, joget-jogetlah bersamanya, tubuh bugar dan hati pun gembira. Biarpun libur, tetap usahakan bangun pagi, sehingga bisa mengajak anak berjemur dan merasakan hangatnya sinar matahari menelusup di pori-pori.
 
Semoga liburan sekolah berikutnya kita sudah bisa jalan-jalan, ya…. Saya juga kangen, kok, bertualang dengan anak saya ke tempat-tempat baru. Tapi, saat ini kita terapkan lagi ‘di rumah saja’, tidak ajak anak ke mana-mana dulu, adalah untuk melindungi keselamatannya. Terngiang ucapan tegas Prof. Aman, dalam konferensi pers Perhimpunan 5 Profesi Dokter pada 18 Juni lalu, “Hidup kita untuk apa, bila bukan untuk anak? Jaga anak kita! Jaga anak kita! Jangan sampai anak kita ada yang sakit!”
 
Baca juga:
23 Ide Aktivitas Seru Agar Si Kecil Tak Bosan Selama #diRumahSaja
5 Aktivitas Seru di Rumah Perkuat Ikatan Anda dengan Si Kecil
Bonding Keluarga Lewat Sarapan

Gracia Danarti
Foto: Freepik


 


Topic

#corona #coronavirus #viruscorona #covid19 #dirumahsaja #dirumahaja #belajardirumah #workfromhome

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia