Cara Lindungi Anak dari Pengaruh Negatif

Bagaimana cara orang tua untuk melindungi anak dari pengaruh negatif teman-temannya?


Menurut Alzena Masykouri, M.Psi., psikolog dari Sekolah Bestariku, Anda tak perlu mensterilkan anak dari teman-teman nakalnya, tapi buatlah anak menjadi anak yang kebal dari pengaruh negatif teman-temannya. 


“Yang penting, anak harus memiliki konsep diri yang baik, mampu mempertahankan diri, dan mampu menyelesaikan konflik. Tiga hal ini adalah kemampuan dasar agar anak dapat melakukan 'seleksi' internal, mana yang akan diambilnya sebagai ciri dirinya, atau hanya pengetahuan,” jelas Alzena.


Hal ini juga bisa menjadi bekal Anda untuk mencegah anak meniru perilaku tak baik temannya. Seperti pengalaman Yenni Arfah, mama Mala (6). Suatu hari, ia memergoki putrinya memukul pengasuhnya gara-gara tidak diizinkan makan cokelat. Tentu saja Yenni kaget, dan berpikir darimana putrinya meniru perilaku tersebut. “Setelah diselidiki, ternyata Mala sering melihat Badi (4), tetangganya, suka memukul pengasuhnya saat menolak disuruh makan,” cerita Yenni yang tinggal di Bandung ini.


Alih-alih memarahi Mala karena perilakunya tersebut, Yenni memilih untuk mengatakan bahwa perilakunya itu adalah tindakan yang tidak baik. “Saya katakan, Badi mungkin masih kecil, sehingga ia tidak mengerti kalau perilakunya itu tidak baik. Tapi, kamu, kan, sudah besar. Jadi, tak perlu meniru perilaku Badi lagi, ya,” cerita Yenni. 


Alzena menambahkan bahwa Anda juga bisa memberikan penjelasan atau informasi mengenai perilaku-perilaku teman yang sebaiknya tidak dilakukan melalui bacaan atau cerita. “Atau, lakukan role play pada saat anak dalam keadaan tenang. Jadi, hindari memarahi anak pada saat kejadian.”


Tapi, jangan lupa, Ma. Dalam keseharian, Anda juga harus membiasakan diri untuk membuka diskusi dengan anak agar ia selalu menyampaikan perasaannya kepada Anda. Tanyakan pada anak bagaimana tanggapan atau pendapatnya mengenai teman yang Anda anggap nakal. Perhatikan apakah anak memiliki trik untuk menghadapi temannya tersebut. Sampaikan juga nilai (value) yang dianut keluarga Anda setiap saat.


Misalnya, "Mama bangga, deh, bila anak Mama selalu sigap menolong orang lain," atau "Terima kasih, ya, Kak, karena Kakak selalu menggunakan kata-kata yang baik setiap berbicara dengan teman."


Baca juga: 4 Tipe Teman Ini Dibutuhkan Balita



 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia