Kenali Kadar Stres Anak

Anak usia balita bisa alami stres. Penyebabnya seperti berhenti minum dari sippy cup atau kedatangan adik bayi.

Memang, stres anak kecil tidaklah seperti drama di kantor. Meski begitu, bagi si 3 tahun, stresnya bisa sangat intens. Stres yang dialaminya bisa membuat orang dewasa ikut stres juga. Dan sebenarnya, tidak apa-apa kalau anak memiliki rasa tidak nyaman seperti ini.
“Stres bisa menjadi bagian yang menyehatkan dalam perkembangan anak, sebab stres bisa membantu membentuk koneksi-koneksi baru dalam otak,” kata Rebecca Baum, M.D., asisten profesor pediatri klinis pada Nationwide Children’s Hospital di Columbus, Ohio.

Bantulah batita Anda mengubah stres menjadi kekuatannya:
 

Situasi

Kadar Stres

Solusi

Dia dihukum karena nakal.

Ini adalah sesuatu yang rutin dilakukan anak dan ia hanya sedikit stres.

Konsistensi adalah kunci dari terbentuknya disiplin. Jadi, Mama perlu selalu memberi respon yang sama. Nantinya kenakalan anak akan berkurang seiring berjalannya waktu.

Ia didorong anak lain di tempat bermain.

Ini bisa sedikit menakutkan karena merupakan sesuatu yang baru (dan agak membuatnya shock); perasaan marah bisa saja muncul.

Ucapan “maaf” dari si pendorong bisa membantu, namun pelukan atau suara menenangkan Mama, “Kamu nggak apa-apa, kan?” lebih berarti baginya.

Adik bayi baru mencuri semua perhatian.

Ini adalah masalah cukup pelik jika si kecil berusia 2 – 3 tahun. Selain itu, biasanya ia akan sukar berpisah, susah tidur, serta marahnya meledak-ledak.

Setiap harinya, luangkan waktu untuk memusatkan perhatian pada si kakak. Jika perlu, siapkan acara jalan-jalan setiap minggunya bersamanya.

Mama bertengkar dengan Papa – sambil berteriak.

Pertengkaran seperti ini bisa membuat si kecil benar-benar kecewa. Akibatnya? Ia merasa takut, rewel, atau matanya berkaca-kaca.

Tenangkan anak dengan mengatakan, “Papa dan Mama minta maaf karena membuat kamu ketakutan—kami saling sayang, kok, dan sayang banget sama kamu.”

 


 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia