Beli Barang Secondhand? Cermati 5 Hal Ini



Cek Harga Asli dan Harga di Pasaran
Ini yang pertama kali harus Anda cari tahu. Kunjungi website dan media sosial official store produk incaran Anda untuk mengetahui harga aslinya. Anda juga perlu mencari harga jual produk itu di pasaran barang secondhand. Lakukan cek harga dengan mencari barang serupa di media sosial atau marketplace, dan lihat bagaimana penjual lain memberi harga pada barang tersebut. Gunakan hashtag atau tagar di kolom pencarian Instagram. Misalnya, jika Anda ingin mencari harga baju second label tertentu, Anda bisa menggunakan tagar #JualBajuAnakImport atau #JualBajuAnakBranded, #PreLovedBabyStuffSecond, #JualBajuBayiBrandedSecond.

Dengan mengetahui harga asli dan pasaran produk incaran, Anda juga dapat mengira-ngira kondisi fisiknya. Karena menurut Annisa Dewi, business development executive Prelo – aplikasi mobile jual-beli barang preloved secara online, semakin bagus kondisi suatu barang pre-loved, harga jualnya juga biasanya semakin tinggi.


Cermati Keaslian Produk
Apalagi, jika produk incaran Anda itu memang bermerek terkenal, dan banyak dicari orang. Untuk memastikan keaslian produk tertentu, Anda bisa meminta penjual memperlihatkan struk pembeliannya (bila masih ada). Bukti pembelian itu juga memungkinkan Anda tahu kapan barang tersebut dibeli. “Ini juga perlu karena dengan begitu kita akan tahu seberapa tuanya barang tersebut, atau sudah berapa kali barang ini pindah tangan,” tambah Ayomi. Beberapa penjual, menurut Nanda, kerap menyertakan kemasan atau boks produk yang mereka jual. Nah, Anda juga bisa menilai keaslian barang dari kecocokan kode produk dengan kode yang biasanya tertera pada boks barang tersebut. Prelo sendiri meyarankan para penjual yang tergabung di aplikasi itu memajang foto merk barang yang mereka jual untuk menandakan bahwa barang tersebut asli.
 
Kenali Reputasi Penjual
Anda bisa mengecek latar belakang penjual melalui follower akun media sosialnya, dan siapa saja yang ia follow, atau menanyakan langsung alamat lengkap dan nomor teleponnya. Pelajari juga testimoni atau review dari para pembeli sebelumnya, yang mungkin tertera di linimasa media sosialnya atau profilnya di marketplace, serta tagging orang-orang yang sudah membeli produk yang ia jual. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui apakah ia termasuk trusted seller atau bukan. Jika Anda menemukan kejanggalan, sebaiknya jangan melanjutkan belanja di penjual tersebut.

Perhatikan Kualitas dan Kondisi Produk
Harga umumnya mencerminkan kualitas. Bila kondisi barang masih baru atau 90 persen tampak seperti baru, tak menutup kemungkinan si penjual akan mematok harga yang cukup tinggi. Untuk barang-barang yang tergolong baru, misalnya, dijual oleh Nanda Djohan, mama seorang putra berumur 3 tahun yang rajin menjual barang-barang bekas pakai putranya itu untuk meluangkan ruang penyimpanan di rumahnya, dengan harga lebih rendah 50 persen dari harga belinya. Namun untuk barang-barang yang sudah terpakai, meski kondisinya masih cukup bagus, Nanda bisa membanting harga hingga 70 persen lebih rendah dari harga belinya.

Lama pemakaian produk pun akan memengaruhi harga penjualannya, termasuk sudah berapa kali barang itu dicuci – ini terutama untuk pakaian, karena menurut Nanda, “Proses pencucian akan memengaruhi tampilan maupun warnanya.” Tanyakan kepada penjual, tahun berapa ia membeli produk tersebut, sehingga Anda bisa mengetahui sudah seberapa tua barang tersebut – penting untuk mengecek juga apakah barang itu masih aman untuk digunakan oleh bayi atau anak Anda – atau sudah berapa kali barang tersebut berpindah tangan.

Penting sekali memerhatikan detail kondisi produk yang akan Anda beli. Umumnya penjual sudah mendeskripsikan produk yang mereka jual – termasuk cacat, rusak atau noda yang mungkin ada, tetapi tetap saja tak ada salahnya jika Anda meminta penjual mengirimkan foto produk yang lebih detail dari segala sisi – depan, belakang, samping, atas, bawah, hingga dalam. Dan, apabila Anda melihat ada cacat, rusak atau noda pada foto produk incaran Anda, coba tanyakan juga seberapa parah kerusakannya. Urungkan saja niat Anda membeli produk yang cukup parah kerusakannya, apalagi yang (lagi-lagi) bisa sampai mengancam keselamatan dan keamanan si kecil saat menggunakan produk itu.

“Jangan hanya melihat 2-3 foto Anda langsung percaya, kalau barangnya sebagus difoto,” saran Ayomi. Apalagi, saat ini banyak penjual pun sudah sangat memerhatikan keindahan foto barang preloved yang mereka jual untuk membuatnya tampak menonjol dan menarik perhatian calon pembeli, sehingga tak jarang justru menghilangkan keaslian kondisi barangnya sendiri. Malah, menurut salah satu artikel di blog Prelo, banyak sekali penjual yang menjual barangnya di internet dengan menggunakan foto yang tidak asli atau mengambil foto dari tempat lain, meskipun sebenarnya hal itu tidak baik dilakukan. Bukan tidak mungkin, kan, kondisi barang yang dijual sangat berbeda dengan foto barang yang diambil dari tempat lain tersebut? Jangan sampai Anda tertipu dengan tampilan barang di foto yang tidak sesuai dengan kondisi aslinya, ya. Dan, bila harga jual dirasa tidak sesuai dengan kondisi barang, sah-sah saja, kok, Anda menawar untuk mendapatkan harga yang lebih murah.

Pastikan Keamanan Bertransaksi
Hal ini sangat penting Anda perhatikan, terutama kalau pembayaran menggunakan kartu kredit. Situs resmi yang menerima pembayaran online biasanya di website-nya tertulis “secure shopping”. Pastikan juga, saat Anda melakukan transaksi online, muncul gambar gembok di browser Anda (bisa juga di bagian bawah kanan, bila Anda menggunakan Firefox). Atau, gunakan pihak ketiga untuk menjadi perantara pembayaran, seperti PayPal. Dengan menggunakan PayPal, maka Anda tidak perlu memasukkan 16 nomor kartu kredit setiap kali melakukan transaksi online. Nomor kartu kredit Anda hanya tersimpan di akun PayPal, yang menjamin keamanan data Anda itu.

Banyak marketplace juga, seperti Prelo, yang saat ini menggunakan rekening bersama (rekber) untuk melindungi pembeli, maupun penjual, dari berbagai bentuk penipuan dalam bertransaksi. Jadi pembeli mentransfer ke rekening atas nama marketplace tersebut, bukan ke rekening pribadi penjual secara langsung. Nantinya si marketplace yang akan meneruskan pembayaran itu kepada si penjual. Selain itu, Anda bisa mencoba cara COD (cash on delivery) yang bertemu langsung dengan penjual – terutama jika transaksi dilakukan via media sosial. Sebaiknya, pilih penjual yang berdomisili sama dengan lokasi tempat tinggal Anda, sehingga kalau perlu, Anda bisa secara langsung mengecek keasilan serta kondisi barang incaran. Pastikan juga barang yang sudah Anda beli dikirim dengan menggunakan jasa paket yang terdata, sehingga Anda bisa melacak keberadaan barang tersebut.

Baca juga: 4 Kesalahan Berbelanja

 

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Beli Barang Secondhand? Cermati 5 Hal Ini

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia