Pengidap Cacar Api Berisiko Serangan Jantung



Anda pernah sakit cacar air? Kalau iya, sebaiknya Anda lebih berhati-hati. Karena, meski Anda telah sembuh, virus penyebab cacar air, yaitu varisela zoster, bisa tetap menetap di sekitar tulang belakang atau dasar dari tulang tengkorak tubuh, dan dapat kembali aktif di kemudian hari, serta menyebabkan penyakit herpes zoster atau cacar api.

Tak hanya itu, yang lebih parah, menurut penelitian, sebagaimana dikutip dari laman www.medicalnewstoday.com, hespes zoster bisa meningkatkan risiko Anda mengalami serangan jantung dan stroke sebesar 40%!

Penelitian: Cacar Api Tingkatkan Risiko Serangan Jantung dan Stroke

Beberapa tahun belakangan, memang sudah banyak penelitian menemukan hubungan antara cacar api dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke. Di jurnal kesehatan PLOS Medicine yang terbit pada 2015, misalnya, disebutkan bahwa stroke dan myocardial infarction (terhentinya aliran darah yang menuju ke jantung dan menyebabkan sebagian sel jantung mati) meningkat paska terpapar virus penyebab herpes zoster.

Belum lama ini juga, sebuah tim yang dipimpin oleh Sung-Han Kim, Ph.D., dari Departement of Infectious Diseases di Asan Medical Center, Seoul, Korea Selatan, melakukan penelitian besar-besaran.

Mereka menganalisis database medical check-up National Health Insurance Service. Hasil analisis mereka menemukan bahwa memang ada hubungan antara cacar api, stroke, dan serangan jantung. Hasil dari studi itu diterbitkan di jurnal American College of Cardiology.

Dari 520 ribu data pasien (tahun 2003-2013), mereka membandingkan 23.233 pasien yang terjangkit virus penyebab herpes zoster dengan 23.213 pasien yang sama sekali tidak terjangkit virus itu.

Pada para penderita cacar api tersebut, kebanyakan merupakan wanita dan berusia lanjut, ditemukan sejumlah kesamaan yang merupakan faktor risiko serangan jantung dan stroke, antara lain memiliki tekanan darah tinggi, koleterol tinggi, dan mengidap diabetes.

Padahal, kebanyakan dari mereka tidak mengonsumsi alkohol, tidak merokok, berolahraga secara rutin, dan mapan secara ekonomi.

Sementara itu, para peneliti itu mengatakan, orang yang berusia 40 tahun ke bawah dan menderita herpes zoster kemungkinan 3,74 kali mengalami stroke dibandingkan mereka yang tidak terkena penyakit ini.

Periset di Asan Medical Center memperingatkan bahwa virus varisela zoster bisa berpindah melalui kulit dan langsung menyerang pembuluh darah serta saraf tertentu.

Jika virus itu menyerang pembuluh darah, akan menyebabkan penggumpalan darah. Selain itu, virus juga mengatur stadium serangan jantung atau stroke.

Gejala dan Pencegahan Cacar Api

Hampir sama seperti cacar air, gejala cacar api meliputi ruam pada kulit, berupa bintil-bintil merah berisi cairan (lepuhan), kulit terasa seperti terbakar dan perih, sakit kepala, serta demam.

Bintil-bintil itu biasanya hanya muncul pada satu sisi tubuh atau wajah, sesuai dengan saraf yang terinfeksi, dan akan hilang setidaknya setelah 14 hari.
Namun, jika selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, setelah ruam sembuh Anda masih mengalami nyeri yang parah, maka bisa jadi Anda mengalami komplikasi dari hespes zoster, yaitu neuralgia pasca-herpes.

Herpes zoster sendiri bisa dicegah dengan vaksin herpes zoster, yang disarankan diberikan pada usia di atas 50 tahun. Vaksin juga dapat diberikan kepada orang yang pernah menderita herpes zoster, untuk mencegah kekambuhan.
 
Walau tidak mencegah terkena herpes zoster sepenuhnya, vaksinasi itu setidaknya bisa mengurangi keparahan gejala penyakit ini, dan penderita akan lebih cepat sembuh. (Ester Sondang)

Baca juga:
Terkena Cacar Air Saat Hamil
Ibu Cacar Air Ketika Menyusui



 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia