7 Ciri Fake People di Sekitar Anda




Pernahkah Anda punya pengalaman percaya kepada seseorang, ternyata di belakang Anda, dia justru mencari keuntungan dari sana? Pernah jugakah bekerja dengan seseorang atas dasar percaya, tapi dia malah diam-diam menusuk Anda dari belakang? Atau, pernahkah punya teman yang datang dengan baik kepada Anda kalau ada butuhnya saja?
 
Aduh, apes sekali rasanya bertemu dan punya hubungan dengan fake people macam begitu, ya. Bukannya mau egois, tapi alangkah lebih baiknya kalau kita menjaga jarak dari fake people ini, agar tidak jadi 'pohon inang' mereka atau justru jadi sasaran panahnya.
 
Dr. Stephanie Azri, terapis dan penulis buku Unlock Your Resilience mengutarakan bahwa fake people adalah orang bermuka dua yang ingin mengambil keuntungan dari orang-orang di sekitarnya. Mereka adalah orang yang ingin selalu dipandang lebih baik dengan 'menginjak' orang lain menggunakan cara yang tak tampak. Stephanie menyampaikan ciri fake people yang bisa Anda lihat:
 

1. Suka Jadi Sorotan 
Fake people sangat suka mengumumkan segala hal tentang dirinya. “Mereka mengumpulkan foto dan video dari tiap pencapaian dan tiap bagian dari tubuh mereka, dan mengklaim sebagai yang terbaik dalam semua yang mereka lakukan,” ujar Stephanie.
 
Padahal, sebagian besar dari orang-orang ini sebenarnya tidak sebaik itu dalam kehidupan nyata. Mereka melakukan itu hanya untuk tampak lebih dibanding yang lain.
 

2. Gila Perhatian
“Tanda terbesar bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan perilaku seseorang dapat ditentukan oleh seberapa besar mereka menyukai perhatian,” ujar Stephanie. Jika Anda menjumpai orang yang selalu mengarahkan pembicaraan kepada dirinya—apa pun topiknya—bisa jadi Anda sedang berhubungan dengan fake people.
 

3. Hobi Gosip
Bukan hal yang aneh untuk mendengar bahwa orang palsu berbicara terus-menerus di belakang orang lain. “Jujur saja, jika mereka melakukannya kepada orang lain, mereka juga melakukannya kepada Anda,” pesan Stephanie. 
 

4. People Pleaser
Seorang fake people biasanya juga people pleaser. Fake people akan merasa diapresiasi ketika orang lain senang terhadapnya. Oleh karenanya, Stephanie mengatakan bahwa fake people tampaknya selalu mengatakan, “Ya,” dalam mengejar persetujuan terus-menerus. Orang-orang ini akan mengatakan, “Ya,” untuk kepuasan mereka sendiri.
 
5. 
Hobi Mengambinghitamkan
Fake people tidak pernah meminta maaf ketika melakukan kesalahan. Mereka bahkan tidak mengakui kesalahannya. Mereka selalu melancarkan berbagai pembelaan diri dengan kata 'tetapi' ketika melakukan kesalahan. Seolah, selalu ada faktor lain yang salah, bisa jadi  itu orang lain di sekitarnya atau bahkan alasan lainnya.
 

6. Kebahagiaannya Dibuat-buat
Fake people tidak mau terlihat sedih, kecewa karena gagal. Mereka ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa mereka bahagia sekalipun itu dibuat-buat, agar ia dipandang baik.
 

7. Sinis dan Sarkas
Ini adalah paket lengkap fake people. Di balik senyum fake people, mereka juga terkenal suka menyebarkan kebencian, kecemburuan, atau kemarahan. “Sarkasme dan sinisme dikenal berfungsi sebagai mekanisme pertahanan, kadang-kadang bahkan pengalihan apa pun agar mereka tetap merasa di puncak dunia, apakah itu dengan meningkatkan diri mereka sendiri atau menjatuhkan orang,” ujar Stephanie.
 
Menurut Stephanie, lambat laun fake people akan membuat Anda merasa buruk, agar ia terlihat baik di hadapan orang lain. Hal ini karena ia tidak sebaik dan sebahagia yang terlihat. Semakin cepat Anda mengenali cirinya, semakin cepat Anda bisa menyelamatkan diri dari fake people.
 
Baca juga:
Pentingnya Pertemanan Para Ibu
Dos and Don’ts Merespons Curhatan Konflik Rumah Tangga Teman
5 Manfaat Mengatakan Tidak pada Teman
 
LTF
FOTO: FREEPIK

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia