Anak Lebih Cocok di Kelas Akselerasi?


Anak saya (kelas 4 SD) mengeluh bosan bersekolah. Setelah berkonsultasi dengan guru kelasnya, dicurigai ia bosan karena materi pelajaran kelas 4 terlalu mudah baginya. Menurut gurunya, anak saya sering mengajukan pertanyaan yang sifatnya advance dari materi yang sedang dipelajari. Saya jadi terpikir untuk loncat kelas. Sayangnya, sekolahnya tak memiliki program akselerasi. Haruskah saya memindahkannya ke sekolah lain yang memiliki program akselerasi?

— Betty, Bekasi

Sebelum mengambil keputusan apa pun, ada baiknya Mama memahami apa itu kelas akselerasi. Kelas akselerasi adalah kelas khusus yang program belajar mengajarnya dibuat sedemikian rupa, sehingga bisa membuat anak-anak berbakat mencapai prestasi maksimal sesuai dengan potensinya. Program belajar-mengajarnya juga berlangsung lebih pendek dari kelas umum, biasanya dipersingkat 1 tahun. Jadi beban pelajaran yang umumnya diselesaikan 3 tahun, di kelas ini diselesaikan selama 2 tahun.

Tak semua anak bisa masuk kelas akselerasi dengan mudah. Ada syarat khusus yang wajib dipenuhi, yaitu memiliki IQ minimal 130 disertai dengan berbagai prestasi, motivasi, dan kreativitas yang tinggi. Bila syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, sebaiknya jangan memaksakan anak masuk kelas akselerasi. Jika anak memenuhi persyaratan masuk kelas akselerasi, Anda juga harus diwaspadai hal berikut: Murid kelas akselerasi akan lebih cepat waktu belajarnya. Jika anak ikut kelas akselerasi di SD, SMP, dan SMA, maka waktu pendidikannya akan ‘hemat’ 3 tahun, sehingga ia akan memulai masa kuliah di usia 15 atau 16 tahun.

Pada usia ini, perkembangan jiwanya masih masuk dalam masa remaja (masa ABG). Ia bisa saja masih labil dalam banyak hal. Padahal, ketika masuk perguruan tinggi, anak diharapkan sudah menjadi dewasa secara utuh karena ia pun akan bergaul dengan orang-orang yang sudah matang.

Stefani Merdiningsih P, SPd, Kepala Kampus Ora Et Labora

Foto: Foto Search

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia