Bila Anak Tidak Naik Kelas


Dulu, setiap menerima rapor, Anda berdebar-debar dan bertanya dalam hati: Naik kelas atau tidak, ya? Nah, kini anak yang akan menerima rapor. Menimbang kembali kegiatan dan hasil belajarnya sepanjang tahun ini, apakah Anda cemas? Sering kali, alasan sekolah meminta seorang anak untuk tinggal kelas karena guru dan orang tua
menganggap ia belum memiliki kemampuan akademik atau ketrampilan sosial yang memadai untuk naik ke kelas berikutnya. Anggapan ini masih menjadi kontroversi.

Sebagian orang percaya bahwa menambahkan satu tahun ekstra akan membuat anak berkesempatan memperbaiki kemampuan-kemampuan yang belum dikuasainya untuk berhasil di kelas berikutnya. Sebagian ahli pendidikan berpendapat bahwa tinggal kelas tidak berpengaruh pada perbaikan kemampuan anak di tahun berikutnya. Di tahun 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pernah mengeluarkan wacana peraturan yang melarang sekolah membuat anak tinggal kelas, namun penerapannya masih perlu dikaji lebih dalam.
  • Penyebab yang Kompleks
Jika seorang anak tidak menunjukkan performa yang diharapkan dalam kelas, banyak hal yang perlu ditelaah. Hindari menghakimi bahwa anak malas belajar. Orang tua perlu berbincang mendalam dengan guru kelas untuk mengetahui permasalahan anak di kelas. Apakah ada kesulitan belajar? Anak belum matang? Ada masalah motivasi belajar? Kumpulkan sebanyak mungkin informasi dari guru kelas dan pertimbangkan untuk berkonsultasi kepada ahli, seperti psikolog. Dengan mengetahui penyebab yang jelas, Anda bisa menimbang dengan tepat apakah tinggal kelas akan menjadi keputusan yang tepat.
  • Keputusan Tidak Naik Kelas
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), setiap sekolah memiliki panduan atau standar untuk menentukan kriteria kenaikan kelas. Orang tua perlu mengetahui hal ini dan membicarakannya dengan guru di akhir semester satu, terutama jika guru menganggap prestasi belajar anak mengkhawatirkan. Keputusan tentang naik atau tidak naik kelas, biasanya menjadi hasil rapat tim guru dan kepala sekolah. Lebih baik lagi bila orang tua diajak berdiskusi sebelum hari penerimaan rapor. Jika sekolah menyatakan anak harus tinggal kelas, apa yang harus Anda lakukan?
  • Dukungan yang tepat
Kesempatan kedua bisa bermanfaat jika anak mendapat dukungan tepat dari orang tua, guru, teman, dan lingkungan sekitarnya. Jelaskan kepada anak tentang penyebab ia harus tinggal kelas dengan bahasa positif. Misalnya, bahwa ia sama pintarnya dengan anak-anak lain, tetapi perlu waktu lebih panjang untuk mempelajari sesuatu, termasuk hal-hal yang harus ia kuasai di kelas ini.
  • Bantu anak belajar di rumah.
Bekerja sama dengan guru dan sekolah untuk memberi penjelasan serupa kepada teman sekelas anak, baik yang akan naik ke kelas selanjutnya, maupun yang akan tiba di kelas ini tahun ajaran baru. Sikap positif dan mendukung dari guru dan orang tua akan ditangkap dan ditiru oleh anak, sehingga anak-anak cenderung mau mendukung teman yang tidak naik kelas. Konsultasikan masalah belajar anak dengan psikolog hingga tuntas, dan lakukan saran-saran yang diberikan. Anda bisa berbagi dengan guru tentang hasil konsultasi tersebut dan tentukan bersama strategi apa saja yang bisa dilakukan di rumah dan di sekolah untuk membantu perkembangannya.
  • Apakah Perlu Pindah Sekolah?
It’s your call, Ma. Nilai kembali seberapa kondusif suasana be lajar di sekolahnya. Jika ia bisa mendapatkan semua dukungan untuk terus berkembang, Anda bisa mempertimbangkan untuk tetap ada di sekolah yang sama. Jika sebaliknya, pertimbangkan untuk pindah sekolah. Yang perlu dihindari adalah pindah sekolah karena malu, sudah tinggal kelas, namun tetap tidak melakukan apapun untuk memberi dukungan pada anak.

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia