Bolehkah Anak Olahraga Angkat Beban?



Melihat orang tuanya berolahraga angkat beban, anak terutama usia SD, mulai meniru dengan mencoba mengangkat dumbell paling kecil punya Mama. Tapi sudah bolehkah anak lakukan olahraga angkat beban?
   
Beberapa ahli mengingatkan para orangtua bahwa melakukan latihan beban  pada usia anak-anak dapat merusak growth plate pada tulang anak sehingga mengganggu pertumbuhannya.

Michael Mejia, penasihat kebugaran untuk Men’s Health, menyetujui hal tersebut. Namun ia juga menekankan bahwa kerusakan pada growth plate tersebut biasanya akibat dari penggunaan beban yang berlebihan dan teknik yang tidak tepat. Ia juga menambahkan bahwa latihan kekuatan (strength training) tetap diperlukan oleh anak, tapi jenis latihannya harus tepat dan anak harus sudah mempunyai kebugaran, kekuatan serta kemampuan gerak yang memadai.

Mejia menyarankan agar anak menghindari dulu barbel dan sejenisnya, lebih baik melakukan latihan beban menggunakan beban berat badan sendiri seperti push up, pull up, squat dan lunges. Kalau ia sudah dapat melakukan gerakan-gerakan tersebut dengan sempurna, boleh saja kalau ingin menggunakan peralatan beban, tapi sebaiknya:

Hindari weight training machines.
Itu lho, mesin-mesin latihan beban yang ada di gym seperti chest fly, leg extension, leg press. Soalnya latihan beban menggunakan mesin tersebut akan memaksa otot si kecil menjalani pola gerak yang tidak natural, dalam aktivitas sehari-hari atau gerak permainan olahraga, otot tidak akan bergerak seperti itu.

Perhatikan berat beban yang digunakan.
Teknik yang kurang tepat dan beban berlebihan adalah penyebab utama cedera. Begitu mereka sudah dengan mudahnya berlatih dengan beban tubuh sendiri, anak mulai boleh menambah beban. Kecil saja, batasannya ia sanggup mengangkat beban tersebut sebanyak 12 sampai 15 kali dengan teknik yang benar. Satu set gerakan dengan 12-15 repetisi tersebut boleh diulang hingga maksimal 3 kali.

Gunakan berbagai peralatan beban.
Ada medicine balls, resistance bands atau cable based machines yang masih boleh digunakan anak. Gerakan menggunakan alat tersebut lebih natural sekaligus melatih stabilitas dan keseimbangan anak.

Baca Juga: 4 Tips Ajak Anak Olahraga di Gym

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia