4 Kebiasaan Buruk yang Mengganggu Pendengaran Anak



Berkali-kali Anda memanggil si kecil yang sedang asyik bermain di teras belakang, tapi ia tak kunjung menghampiri Anda. Jangan langsung naik darah dan menuduh ia tidak mau mendengarkan Anda, Ma. Karena bisa jadi, ia memang benar-benar tidak mendengar panggilan Anda karena ada gangguan pada pendengarannya.
 
Tapi, masih kecil, kok, sudah punya masalah pendengaran?
 
Dilansir dari www.femina.co.id, bisa jadi itu karena si kecil sering melakukan satu dari empat kebiasaan ini, yang mengganggu kualitas pendengarannya.

1. Mengorek telinga menggunakan cotton bud.
Kebiasaan ini dapat mengeluarkan sebagian serumen/kotoran telinga, tapi juga bisa mendorong sebagian serumen ke dalam liang telinga, yang jika dibiarkan, dapat mengganggu pendengaran.
 
Faktanya, serumen/kotoran yang menyumbat telinga ini terjadi 20-50 persen pada anak usia SD.
 
“Gerakan mengunyah secara alami akan mendorong kotoran keluar dari liang telinga dengan sendirinya. Cotton bud sebenarnya ada untuk membersihkan kotoran di lipatan daun telinga,” ujar dr. Soekirman Soekin, Sp.T.H.T.K.L, M.Kes, Ketua Perhimpunan Ahli THT Bedah Kepala Leher.

Baca juga: Berbahayakah Membersihkan Telinga dengan Cotton Bud?
 
2. Menggunakan ear candle.
Menurut dr. Soekirman, terapi telinga dengan membakar ear candle yang terbuat dari bahan lilin/wax tidak disarankan. Bukannya mengeluarkan kotoran, tapi terapi itu justru akan meninggalkan kotoran lebih banyak di telinga. “Malah di Amerika Serikat, ear candle telah dilarang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA),” ujarnya.
 
3. Mendengarkan musik terlalu keras terus-menerus.
Paparan suara keras (>85 desibel) dalam jangka waktu lama dan berulang-ulang dapat menyebabkan kerusakan organ corti (sering disebut rumah siput) yang terletak di telinga dalam. Suara bising ini bisa berasal dari lingkungan (bandara, jalan raya), gadget (menggunakan earphone/headset dengan volume di atas 60%), juga menonton konser musik.

Baca juga: Waspada Penggunaan Earphone Akibatkan Gangguan Telinga
 
4. Menyepelekan batuk pilek.
Batuk dan pilek bisa dibilang merupakan penyakit langganan anak-anak balita atau yang berusia kurang dari 5 tahun. Salah satu alasan mereka gampang terserang sakit batuk pilek adalah sistem kekebalan tubuh mereka belum matang sempurna.
Sayangnya, infeksi yang berkepanjangan dapat menyebabkan radang telinga tengah, atau sering disebut congek. Dan menurut dr. Soekirman, kondisi itu dapat merusak gendang telinga, yang akibatnya mengganggu pendengaran.

Foto Fotosearch

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia