10 Kalimat Andalan agar Si Kecil Kooperatif

bagaimana membuat anak kooperatif

Punya balita memang tidak mudah. Percayalah, sekalipun lucu dan menggemaskan, sering kali mereka berubah seperti monster kecil yang menyeramkan. Mereka bisa saja berteriak tantrum, menolak apa pun yang Anda inginkan, bahkan membuat Anda merasa tak berdaya mengatasinya.
 
Ya, saat sedang lelah dan si kecil tidak kooperatif, Anda tentu sangat mudah terpancing untuk marah. Akan tetapi, marah dengan berteriak sering kali tak membawa hasil. Justru, malah membuat masalah baru antara Anda dan si kecil. Jennifer Caffelle, M.Ed., pakar pendidikan usia dini dari Concordia University, Canada, mengatakan bahwa ungkapan negatif membuat anak-anak ke dalam mode fight or flight. Mereka bukannya mendengar apa yang Anda katakan, malah sama sekali tidak mempelajari apa pun.
 
Oleh karenanya, Jennifer menyarankan untuk mengubah cara menyatakan sesuatu kepada balita. Alih-alih menggunakan kata negatif seperti “Jangan” atau “Berhenti”, sebaiknya ubah menjadi kalimat positif. “Menggunakan frase positif membuat otak anak dalam pembelajaran dan kondisi kooperatif sehingga ia lebih kooperatif untuk mencapai tujuan Anda."
 
Jennifer merekomendasikan sepuluh kalimat berikut:
 
1. "Tolong, bicaralah dengan lembut."
Ketika si kecil tak mau mendengarkan Anda dan malah berteriak-teriak, alih-alih mengucapkan, “Diam!”, “Berhenti teriak!”, atau, “Jangan teriak, dong!” lebih baik fokus pada perilaku yang Anda inginkan. Bila Anda ingin ia lebih tertata mengucapkan maksudnya, Anda bisa mengucapkan kalimat tadi.
 
2. "Mama ingin kamu ..."
Pastikan Anda secara spesifik menyebut apa yang Anda inginkan darinya. Anak-anak lebih cenderung mengubah perilaku mereka ketika diberi cara yang lebih menarik untuk merespons.
 
3. “Lakukan dengan lembut.”
Alih-alih meminta mereka untuk tidak memukul, berhenti melempar, atau tidak mendorong, berikan mereka permintaan yang spesifik untuk diperagakan. Mereka akan lebih memahami permintaan Anda.
 
4. “Tarik napas sama-sama, yuk.”
Ketika mereka tantrum, tenangkan mereka dengan cara meminta mereka bernapas panjang dan dalam. Bahkan jika Anda sendiri memulai  dengan menunjukkan napas dalam-dalam, mereka mungkin bergabung. Begitu mereka lebih relaks dan tenang, mereka akan dapat fokus pada apa yang Anda minta dan berubah menjadi pendengar yang lebih baik.
 
5. “Itu benar-benar membuat kamu kecewa, ya. Nggak apa, kok, kalau mau nangis.”
Saatnya Anda memvalidasi perasaannya. Tidak mendapatkan apa yang menjadi keinginannya tentu mengecewakan. Dan penting bagi mereka untuk mengetahui bahwa Anda memahaminya. Saat ia merasa dipahami, ia akan lebih menjadi kooperatif dan mencoba mengerti Anda juga. 

Baca juga: Apakah Selamanya Orang Tua Tidak Boleh Bilang, “Berhenti Menangis!” ?
 
6. "Apakah kamu ingin melakukannya sendiri atau minta Mama membantumu?"
Ketika diberi pilihan, anak akan menghargai bantuan; namun jika kita selalu melompat dan melakukannya untuk mereka, mereka tidak akan mendapatkan kepercayaan dan kemandirian untuk menyelesaikan tugas mereka sendiri ketika diminta.
 
7. "Kita semua melakukan kesalahan. Apakah kamu ingin pelukan sampai kamu merasa lebih baik?"
Dengan mengakui bahwa kita semua melakukan kesalahan, Anda dapat menghilangkan sebagian dari rasa frustrasi yang dirasakannya sendiri. Mendapat kenyamanan dari orang dewasa akan membuat si kecil merasa lebih tenang dan yakin bahwa ada Anda yang selalu bersamanya. Sehingga, ia juga akan memberdayakan dirinya sendiri untuk berusaha selalu bersama Anda.
 
8. "Tidak apa-apa untuk ..., tapi …"
Anak-anak masih belum punya batasan. Bantu ia mengembangkan batasan dengan mengatakan apa yang tidak apa-apa dan bukan. Misal, “Tidak apa-apa untuk marah, tapi memukul itu menyakitkan. Mama sakit, lho, kalau dipukul.”  Ini akan membuat mereka belajar tentang bagaimana seharusnya mengekspresikan emosinya.

Baca juga: 6 Pedoman Orang Tua Latih Kecerdasan Emosional Anak Sejak Balita
 
9. “Mama kadang-kadang marah. Mari kita selesaikan ini bersama-sama."
Penting untuk memberi tahu mereka bahwa Anda mungkin kecewa dengan perilaku mereka, tetapi Anda masih mencintai mereka. Biarkan mereka tahu bahwa mereka didukung dan bahwa Anda akan membantu mereka menemukan solusi yang lebih baik.
 
10. “Mama berada di sini saat kamu membutuhkan."
Jangan berharap mereka mendengarkan instruksi saat sedang menangis. Sebaliknya, Anda perlu menghibur mereka dan menciptakan koneksi yang membuatnya berpikir bahwa Anda memahaminya. Kadang mereka butuh waktu untuk menenangkan diri sebelum mau melakukan apa yang seharusnya ia lakukan.
 
Untuk mengasuh secara positif, Jennifer menyebut bahwa penting untuk menghargai anak Anda sebagai individu yang memiliki pemikiran, kebutuhan, dan perasaan sendiri. Hanya memaksakan pendapat dan keinginan Anda hanya akan memperburuk ikatan Anda dan merusak harga diri si kecil.
 
Baca juga:
Hadapi Anak Pembangkang
5 Ide Permainan Melatih Anak Berperilaku Baik
Ajarkan 7 Kebaikan Ini Kepada Anak
Cara Ajarkan Anak Berperilaku Baik
5 Cara Bijak Memahami dan Merespon Kenakalan Anak
 
Lela Latifa
Foto: Shutterstock
Updated: Juni 2022

 
 


Topic

#balita #kesehatananak #gizianak

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia