Agresif: si pemukul dan penggigit

Mungkin ini mengejutkan, tapi, sebetulnya normal, kok, anak usia 2-3 tahun memukul atau menggigit orang lain. Tiap anak butuh kesempatan untuk mengekspresikan emosi, dan tiap anak perlu belajar membela diri. Kesempatan pertama untuk melakukan ini adalah di usia 2-3 tahun.

Anak tak perlu dimarahi atau dihukum ketika memukul atau menggigit orang lain. Tapi tidak berarti itu boleh dibiarkan, karena anak tetap perlu belajar mengendalikan diri. Jadi, apa yang bisa Anda lakukan?

  • Berikan konsekuensi sesegera mungkin setelah ia memukul atau menggigit. Konsekuensi yang diberikan sederhana, kok. Ajak anak duduk di pinggir ruangan. Katakan, Anda tak suka ia melakukan itu, dan dia baru boleh main lagi setelah berjanji tidak akan memukul lagi.
  • Tetaplah tegas meski ia terlihat marah karena tak boleh bermain. Peluk atau pegang tangannya agar ia tak bermain dulu. Kemarahan Anda tak diperlukan saat ini.
  • Konsisten. Tiap kali ia memukul atau menggigit, tahanlah ia agar tak bermain sejenak. Minta pengasuh anak di rumah untuk juga menerapkan aturan ini ketika Anda tak di rumah.
  • Ajari cara menyampaikan amarah, misalnya dengan bilang, “Jangan rebut mainanku, dong!” atau dengan minta tolong kepada orang dewasa ketika ia diganggu orang lain.
  • Ajak ia meminta maaf kepada teman atau orang lain yang dipukul/digigitnya. Ini adalah bagian dari mengajarkan disiplin, lho.
  • Usahakan Anda tidak marah. Ingat, kemarahan Anda (apalagi jika Anda sampai berteriak atau memukul/menggigit agar ia mengerti betapa tak enaknya dipukul atau digigit) justru akan jadi contoh yang jelas bagi anak tentang cara melampiaskan kemarahan. Jadi? Tegas, tapi tetaplah tenang.
Mengantisipasi perilaku buruk

Sebelum si kecil tumbuh jadi anak yang suka memukul/menggigit anak lain, coba antisipasi dengan langkah-langkah berikut:
  • Berterimakasih dan pujilah jika ia melakukan sesuatu yang baik. Kadang-kadang kita menganggap kebaikannya adalah sesuatu yang wajar sementara perilaku buruknya perlu diperhatikan. Padahal terbalik, anak perlu mendapat ‘penguatan’ ketika melakukan perbuatan baik. Jika ia dipuji setelah berbuat baik, anak akan mengulangi lagi perbuatan baiknya.
  • Batasi waktu menonton TV tidak lebih dari 1 jam sehari. Kalaupun Anda yakin yang ditontonnya adalah film yang bermutu dan pas buat anak, menonton hanya meredam sebentar ‘hormon aktifnya’ – yang kemudian harus dikeluarkan lagi, terkadang dalam bentuk ‘kenakalan’.
  • Perbanyak kegiatan fisik, apalagi jika anak Anda aktif. Bukan hanya untuk kesehatan, tapi juga untuk dapat mengekspresikan kemarahan atau rasa tertekan secara sehat.
  • Banyak bermain bersama anak. Ini akan menciptakan kedekatan antara Anda berdua. Anak yang dekat dengan orangtuanya akan berusaha menyenangkan hati orangtua, terutama dengan berbuat baik.
Jika ini sudah Anda lakukan, dan tetap saja ia sering memukul atau menggigit, coba datang ke psikolog anak atau dokter anak untuk mencari tahu hal lain yang mungkin jadi penyebab, plus cara mengatasi. Bukan berarti anak Anda bermasalah, tapi mungkin ada hal-hal kecil yang terlewat tanpa Anda sadari.
 
PAR 0208

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia