Bila Jadwal Si Kecil Berubah


 

Sebagai imbas social distancing dalam memperlambat penyebaran virus corona, anak-anak pun harus 2 minggu di rumah saja karena sekolah ditutup. Biasanya, kalau anak-anak di rumah, orang tua justru bingung. Bingung mengatur jadwal mereka, bingung memenuhi ini itu, dan belum lagi mengatasi kebosanan anak.
 
Dan lagi, yang ditakutkan orang tua adalah dengan waktu untuk tetap di rumah yang panjang ini anak-anak akan do nothing alias nganggur. Sehingga, mereka jadi butuh penyesuaian lagi ketika sekolah kembali berjalan normal.
 
Tenang, jangan sampai anak-anak “kehilangan arah”, tak tahu apa yang harus dilakukan. Berikut ini Suzanne Bouffard, Ph.D., psikolog perkembangan sekaligus penulis bukuThe Most Important Year: Pre-Kindergarten and the Future of Our Children membagikan tip membuat rutinitas baru selama anak-anak tetap berada di rumah agar mereka tetap “sibuk”, teratur, dan tidak kebingungan:
 

1. Atur Jadwal Belajar

Anak-anak berkembang dengan rutinitas. Kehilangan rutinitas sekolah akan membuat mereka sedikit bingung. Oleh karenanya, atur jadwal belajar di rumah semirip mungkin dengan jadwal sekolah normal anak Anda.
 
Beberapa sekolah membuat panduan belajar di rumah yang diumumkan kepada seluruh orang tua. Di Jakarta misalnya, ada sekolah yang menetapkan jam khusus yang disepakati sebagai waktu belajar. Di jam tersebut, siswa akan mendapatkan tugas melalui online dan harus mengerjakannya.
 
Bila sekolah anak Anda tidak menerapkan sistem terpadu selama periode belajar di rumah ini, maka Anda bisa membuat kesepakatan tentang jam belajar dengan si kecil. Anda dan ia bisa menentukan mata pelajaran apa saja yang akan dipelajari hari ini dan berapa jam yang dialokasikan untuk masing-masing mata pelajaran. Jangan lupa, sepakati juga jam istirahat mereka. “Mereka akan lebih kooperatif dan bekerja lebih keras jika mereka tahu kapan mereka diharapkan untuk bekerja dan untuk berapa lama,” ujar Suzanne.
 

2. Bermain sambil Belajar

Agar anak-anak tak bosan dengan pembelajaran yang serius, Anda bisa mengajak mereka untuk bermain sambil belajar. Dorong anak-anak untuk belajar dari apa yang ada di sekitarnya, misalnya belajar menghitung dari belanjaan, belajar mengenal warna saat Anda ajak masak sayur, dan lainnya.
 

3. Aktif Secara Fisik

Bagaimana pun anak-anak tetap butuh aktif secara fisik. Hal tersebut dapat melepas stres mereka. Di samping itu, bergerak juga dapat menjaga imunitasnya, meningkatkan fokus, dan membuatnya lebih mudah untuk tidur di malam hari.
 
Anda bisa memberi kesempatan untuk aktif secara fisik di pagi hari, sekalian berjemur. Jangan lupa pastikan Anda dan si kecil berada setidaknya 2 meter dari orang lain. Bila tidak memungkinkan untuk keluar rumah, Anda bisa memainkan permainan fisik seperti Simon Says, main engklek di rumah, atau sekadar melakukan gerakan acak bersama seperti berjoget mengikuti irama lagu.
 

4. Praktik Mindfulness

Berita tentang COVID-19 mungkin saja membuat anak-anak cemas. Suzanne menyarankan agar Anda menemukan aplikasi dan aktivitas mindfulness atau baca tip ini tentang cara membantu keluarga Anda menghilangkan stres.
 
Anda juga bisa mengajak anak-anak membuat jurnal keluarga atau buat daftar harian tentang tiga hal yang ia syukuri. Dengan demikian, di tengah kondisi yang tegang ini, anak-anak tetap dapat berpikiran terbuka dan bijak.
 

5. Tetapkan Rutinitas Makan

Berada di rumah saja mungkin membuat si kecil tidak teratur, misalnya saja bangun agak siang dan memulai sarapan lebih lambat, atau nyamil sepanjang siang. Tetapkan rutinitas makan yang sama seperti saat ia beraktivitas normal. Penuhi ia dengan makanan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
 

6. Bila Orang Tua Juga Kerja di Rumah

Ini mungkin hal yang baru bagi anak-anak. Selama ini, ia terbiasa memahami bahwa bila semua anggota keluarga ada di rumah, artinya mereka sedang libur dan bisa main bersama. Oleh karenanya, orang tua juga perlu menyampaikan kebutuhannya selama berada di rumah saja. Bicarakan apa yang harus Anda lakukan dan tunjukkan jadwal yang juga telah Anda buat.
 
Ketika orang tua tidak bisa menemani anak karena harus bekerja, beri anak aktivitas yang bisa ia lakukan sendiri, misalnya saja bermain menyusun balok, screen time terbatas, atau tidur siang. Suzanne berkata, “Anak-anak Anda mungkin berjuang untuk mandiri pada awalnya, terutama jika mereka senang memiliki Anda sekitar 24/7, tetapi mereka secara bertahap akan terbiasa.”
 

7. Tidak Mengubah Aturan

Jika anak-anak Anda biasanya mandi 2 kali sehari, tetaplah di aturan Anda. Jika Anda memiliki batas untuk screen time pada hari-hari sekolah, maka tetap patuhi itu juga. Bila anak Anda harus masuk kamar tidur pada pukul 21.00, maka tetap ikuti kebiasaan itu.
 
Baca juga:
7 Tip Mendampingi Anak Belajar di Rumah Selama Sekolah Ditutup
8 Rujukan Website Belajar Online
Memberdayakan Pengasuh Menemani Anak Belajar di Rumah
4 Aplikasi Belajar Untuk Anak
Kuis Mengenali Gaya Belajar Anak
 
(LELA LATIFA)
FOTO: PIXABAY
 

 
 


Topic

#corona #coronavirus #covid19 #viruscorona

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia