Hindari Meninggalkan Anak Tanpa Berpamitan


 

Si kecil awalnya baik-baik saja, ia mau bermain sendiri, bahkan meminta untuk mandi sendiri. Akan tetapi, begitu melihat Anda sedang dandan dan berganti pakaian untuk berangkat kerja, pemandangan yang berbeda pun terjadi. Ia yang awalnya nampak mandiri, tiba-tiba menempel terus pada Anda. Ia tak mau lepas.
 
Beragam upaya ia lakukan untuk mencegah Anda pergi, mulai dari mengajak main, bahkan minta disuapi. Aah, drama seperti inilah yang terjadi hampir tiap hari. Anda pun tak tega meninggalkannya pergi. Lantaran, setiap kali Anda menginjakkan kaki ke luar rumah, tangisnya pasti pecah.
 
Akan tetapi, psikoterapis dari Northeastern University, Boston, Massachusets, Amy Morin, L.C.S.W., mengatakan bahwa sekalipun Anda tak kuasa melihat pemandangan itu, jangan pernah berpikir untuk meninggalkannya sembunyi-sembunyi. Misal, berangkat diam-diam saat ia sedang bermain atau di toilet.
 
Mengapa?
Anak susah ditinggal adalah fase yang umum muncul dan justru menjadi pertanda baik tentang hubungan Anda dan anak. “Clinginess bisa menjadi pertanda hubungan yang sehat. Artinya anak Anda merasa aman dan nyaman bersama Anda,” ujar Amy.
 
Amy menuturkan bahwa ada saatnya anak-anak merasa selalu ingin di dekat orang tuanya. Meninggalkan mereka tanpa berpamitan dapat mengecilkan hati mereka dan membuat jarak. “Hal itu dapat memiliki efek pribadi pada hubungan,” jelasnya.
 
Bagaimana?
Akan tetapi, bukan berarti Anda harus meninggalkan semua pekerjaan Anda untuk terus bersamanya. Anda hanya perlu melakukannya dengan cara yang tepat. Amy menunjukkan 3 cara saat Anda akan pergi meninggalkan anak-anak:
 
1. Dapat diprediksi
Anak-anak akan mulai paham rutinitas ketika setiap hari mereka menjalani hal yang sama di waktu yang sama. Prinsip konsistensi ini yang akan menjadi pertanda tentang apa yang akan terjadi dan mereka lalui. Oleh karena itu selalu beri mereka peringatan setiap Anda akan berangkat. Misal, dengan menggendong mereka dan membuka pagar rumah sebagai pertanda mengantarkan keberangkatan Anda. Katakan pada mereka bahwa Anda akan pulang menemui mereka lagi.
 
Lakukan hal tersebut di waktu yang sama setiap hari dan upayakan untuk selalu pulang tepat waktu setiap hari. Dengan demikian, kepergian Anda menjadi lebih dapat diprediksi dan bisa memberinya perasaan aman.
 
2. Ucapkan Selamat Tinggal
Apa pun yang terjadi, selalu ucapkan selamat tinggal padanya. Anda bisa mencium dan memeluknya serta berpesan agar ia bersikap baik di rumah.
 
3. Beri Janji
Jangan lupa selalu sampaikan bahwa Anda akan pulang. Banyak orang tua menjanjikan akan membelikan anaknya beragam oleh-oleh saat pulang agar anaknya berhenti menangis. Akan tetapi, hal ini juga bisa jadi bumerang. Anda cukup menjanjikan bahwa Anda akan bermain bersamanya setelah tiba di rumah.
 
 
Baca juga:
Perasaan Bersalah Ibu Bekerja Pemicu Stres Kronis
Anak Marah Saat Mama Bekerja? Ini Solusinya!
Dampak Positif Mama Bekerja
Antara Pekerjaan dan Anak
Kembali Bekerja Setelah Cuti Melahirkan
 
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO: DOK. AYAHBUNDA

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia