Mendengkur Dapat Memperburuk Prestasi


 

“Kayaknya dia kecapekan, deh.” Ini barangkali komentar yang sering muncul saat mendapati si kecil mendengkur saat tidur. Namun, hati-hati, Ma. Sering mendengkur dapat menjadi pertanda gangguan tidur atau sleep apnea.
 
Sleep apnea ditandai dengan mendengkur dengan intensitas rutin, napas terengah-engah atau berjeda saat tidur, sering terbangun karena kesulitan bernapas saat tidur. Balita yang sering mendengkur saat tidur dapat memiliki kesulitan dalam bidang akademik saat bersekolah nanti. Berdasarkan American College of Chest Physicians, anak-anak yang mendengkur dengan keras 2 kali lebih mungkin mengalami masalah belajar.
 
Bagaimana bisa? Michael J. Breus, Ph.D., psikolog klinis yang fokus pada masalah gangguan tidur sekaligus penulis buku Good Night: The Sleep Doctor’s 4-Week Program to Better Sleep and Better Health, menjelaskan mendengkur dan kesulitan bernapas pada malam hari, menyebabkan balita kekurangan oksigen sehingga napasnya terengah-engah. Kondisi ini tentu menghasilkan tidur malam yang buruk bagi balita. Bila terus menerus terjadi, si kecil akan kelelahan dan tidak dapat
berkonsentrasi atau mempelajari hal-hal baru dengan mudah.
 
Menurut Breus, hal tersebut pada gilirannya memperburuk keterlambatan perkembangan, memori buruk, dan masalah perilaku dalam hal perhatian, toleransi frustrasi rendah, dan kontrol impuls yang buruk. Seiring waktu, tidur buruk yang berkepanjangan dapat memengaruhi IQ dan pendidikan anak.
 
Senada dengan pendapat tersebut, Dr. Elaine Reese Ph.D., dosen di Departemen Psikologi The University of Otago, New Zealand, mengatakan bahwa kualitas tidur yang buruk memang memiliki efek nyata pada defisit ringan namun konsisten dalam semua aspek kinerja akademik pada anak yang mendengkur dibandingkan dengan yang tidak mendengkur.

Dr. Reese menyebut anak-anak yang mendengkur berkinerja lebih rendah daripada anak-anak yang tidak mendengkur di semua bidang utama kinerja akademik, terutama membaca, matematika, dan sains. Ia menjelaskan bahwa tidur memungkinkan otak untuk mengkonsolidasikan memori baru. Ia menjelaskan bahwa  tidur setidaknya selama 30 menit dalam waktu 4 jam setelah mengalami peristiwa baru membantu mereka mempertahankan ingatan baru itu untuk jangka waktu yang lebih lama.

Oleh karenanya, orang tua perlu mengamati bila balitanya punya kebiasaan mendengkur. Tindakan medis atau pengobatan perlu diambil untuk menyelesaikan masalah tidurnya agar balita bisa belajar dan kemampuan mengingatnya lebih optimal. Bila Anda mendapati si kecil memiliki masalah tidur seperti sleep apnea, maka sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
 
 
Baca Juga:
Waspada Bila Balita Mendengkur
Penyebab Anak Mendengkur
Anak Mendengkur = Hiperaktif
Mendengkur Saat Hamil
Bahaya Anak Sering Mendengkur
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO: PIXABAY

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia