4 Sumber Masalah Pasangan yang Terlalu Kritis




“Kayaknya nggak begini, deh. Ini nggak cocok.”
“Harusnya bukan begitu. Begini caranya ...”
“Masa begini saja tidak bisa, heran, deh.”
“Kapan sih, kamu bisa tidak terlambat.”
 
Semua-semua salah di mata Anda. Anda sangat kritis terhadap pasangan sendiri. Hal kecil pun bisa jadi besar di mata Anda. Bahkan, niatnya melucu untuk menghibur Anda pun malah mendapatkan balasan yang tak diharapkan.
 
Sering kali, Anda mengkritik pasangan tanpa memikirkan dampaknya. David Braucher, Ph.D., psikoanalis di William Alanson White Institute Center for Public Mental Health, New York mengatakan bahwa tidak ada yang suka dikritik terus menerus. Untuk bertahan dalam hubungan, seseorang butuh penerimaan dan apresiasi. Sehingga, kebiasaan Anda mengkritisi bisa menyumbang kerusakan di dalam hubungan Anda.
 
David menyebut bahwa kebiasaan mengkritik berlebihan tersebut mengindikasikan bahwa Anda mengalami kesulitan dengan beberapa aspek keintiman romantis. David menjabarkan penyebabnya, yakni:
 
1. Perfeksionisme
Orang yang perfeksionis memiliki standar tinggi yang sulit untuk dipenuhi. Ia juga akan menerapkan standar tersebut pada orang lain. Mereka menganggap bahwa orang lain harus bisa memenuhinya. Orang yang perfeksionis juga akan selalu mengkritik dirinya sendiri. Dengan begitu, ia kemungkinan besar akan sama kritisnya terhadap orang lain, terutama mereka yang paling dekat dengan kita. Sering kali, Anda tidak menyadari kehancuran yang disebabkan oleh kritik Anda sendiri karena kita sudah terbiasa dengan itu.
 
2. Takut Kehilangan
Beberapa orang merasa rapuh saat menerima cinta. Mendapatkan apa yang benar-benar kita inginkan dari pasangan membuat kita merasa terlalu bergantung pada mereka. Kita menjadi sangat sadar bahwa apa yang diberikan dapat diambil. Akibatnya, Anda tidak mengakui apa yang Anda nikmati dari mereka. Sebaliknya, Anda justru bersikap sebaliknya dan terlalu kritis.
                             
3. Trauma
Trauma dalam hubungan sebelumnya sering memancing emosi negatif kita tentang hubungan masa lalu. Orang dengan trauma sangat mungkin merasa tidak aman tentang hubungannya sehinga terus menerus mengkritiknya agar merasa aman.
 
4. Takut Terluka
Perasaan takut terluka menjadi salah satu penyebab seorang menjadi terlalu kritis kepada pasangan. Hal yang menjadi dasarnya adalah ketika Anda membuka hati dan menerima pasangan kita akan membuat kita terluka bila hubungan berakhir. Akan tetapi, dengan terus menerus mengkritiknya, Anda sedang menjaga jarak—setidaknya dalam memori Anda—agar tidak terluka bila hubungan berakhir.
 
Baca juga:
Kesalahan Umum Merespons Masalah Pasangan yang Paling Sering Terjadi
7 Hal Yang Seharusnya Tidak Dikatakan pada Pasangan
7 Tanda Pernikahan Toxic
9 Jenis Pikiran Toxic dalam Pernikahan
 
 
 
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK

 

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia