7 Keputusan Mama yang Tidak Akan Berdampak Negatif pada Hubungan dengan Anak




Pekerjaan menjadi seorang ibu tidaklah mudah. Banyak kutipan yang menyebut bahwa menjadi ibu adalah pekerjaan terberat di dunia. Sebab, Anda dituntut untuk selalu available untuk anak, tidak ada hari libur, dan tidak ada aturan cuti.
 
Tidak sedikit mama yang mencoba untuk menjadi manusia super dengan mencoba melakukan dan menangani semua hal sendiri. Padahal, coba sadari baik-baik, Ma, Anda bukanlah gurita yang punya delapan lengan. Mama hanya punya dua tangan untuk melakukan pekerjaan yang super banyak itu: memandikan anak, memasak, menyuapi, mengajari anak, membersihkan rumah, setrika baju, mengurus pekerjaan. Mama juga hanya punya satu pikiran dan hati. Tentunya, kita semua punya keterbatasan fokus dan emosi.
 
Tak jarang, sebetulnya yang membuat Mama harus menjadi ‘sempurna’ adalah tuntutan dari masyarakat tentang peran ibu. Di lingkungan sosial kita, ibu dianggap harus serba bisa melakukan semua sendiri dan Anda tidak terhitung sebagai ibu yang baik bila gagal melakukan salah satunya saja.
 
Kalem, Ma, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Jessica Milburn, advokat kesehatan mental dan pemerhati perkembangan anak pendiri Responsive Parenting mengatakan bahwa seorang ibu boleh, kok, melakukan beberapa yang hal yang mungkin bertentangan dengan standar sosial yang ada di masyarakat. Kabar baiknya, hal itu tidak akan memberikan dampak negatif terhadap hubungan Anda dengan anak.
 
Apa saja, sih, keputusan Anda yang tidak akan berpengaruh negatif itu menurut Milburn?
 

1. Mama boleh, kok, tidak harus siap sedia 24/7.
Ingat, berdayakan support system, sehingga Anda tak harus melakukan semua hal sendiri. Yang terpenting menurut Milburn bukanlah harus selalu ada, melainkan harus selalu responsif.
 

2. Mama boleh, kok, meninggalkan anak untuk menenangkan diri.
Anda dituntut untuk selalu siap sedia saat anak menunjukkan gelombang emosi. Padahal, tak mudah untuk tetap tenang saat anak tantrum. Sangat mudah untuk terpancing ikut bersikap emosional.
 
Anda justru bisa kembali ke hadapan anak dengan kondisi lebih tenang dan membantu mereka menenangkan diri kalau sudah mengambil waktu untuk meninggalkan anak sebentar. Ingat prinsip keselamatan di pesawat bahwa orang tua harus mengenakan dulu peralatan keselamatan sebelum memakaikannya kepada anak.
 

3. Mama boleh, kok, tidak selalu bermain bersama mereka.
Di usianya, anak-anak justru seharusnya menjadi ‘pemimpin’ atas permainan yang ia ciptakan sendiri. Mereka juga butuh belajar solitary play atau bermain sendiri. Alih-alih selalu menghibur mereka, membiarkan mereka bermain sendiri juga dapat membantu mereka belajar menghibur dirinya sendiri.
 
Akan tetapi, selalu sediakan waktu Anda untuk bermain bersama anak juga, ya.
 
Bila Anda ingin tahu mengenai jenis bermain yang lain, bisa baca di sini.
 

4. Mama boleh, kok, kembali bekerja.
Milburn mengatakan jika pergi bekerja melemahkan ikatan ibu dan anak, maka kebanyakan orang akan merasa tidak aman. Berada terus menerus di rumah juga tidak menjamin keterikatan yang aman itu. Selama orang tua terus responsif pada kebutuhan anak di sebagian besar waktu bersama dan menyediakan waktu berkualitas, maka tidak akan memengaruhi keterikatan secara negatif.
 
Pada banyak kasus, perasaan bersalah ibu bekerja menjadi pemicu stres kronis.
 

5. Mama boleh, kok, meluangkan waktu untuk diri sendiri.
Mengambil waktu sejenak untuk istirahat atau me time adalah hak Anda. Bukan berarti Anda tak peduli kepada anak. Akan tetapi, anggap itu sebagai waktu untuk me-recharge energi.
 

6. Mama boleh, kok, tidak selalu menyediakan makanan/barang kesukaan mereka.
Makanan/barang favorit yang selalu tersedia memang akan dikenang sebagai bagian dari masa kecil anak Anda. Akan tetapi, percayalah, semua hal itu tidak berkaitan dengan ikatan Anda dengan anak. Anak-anak membutuhkan orang tua yang bisa merespons semua perasaan serta kebutuhan mereka. Itu sudah sangat cukup untuk mereka.
 

7. Mama boleh, kok, pergi tanpa anak-anak.
Pergi sendiri atau hanya bersama suami tidak akan membuat hubungan Anda dan anak jadi buruk. Justru, pergi tanpa anak ada kalanya bisa mengatasi stres seorang mama. Anda pun bisa pulang ke rumah dalam kondisi prima.
 
Memang sangat mudah bagi seorang mama untuk sering merasa bersalah pada anak. Akan tetapi, untuk dapat mengurus seseorang dengan baik, Anda perlu mengurus diri sendiri juga, kan?
 
Baca juga:
6 Penyebab Umum Stres yang Menimpa Mama
Menikmati Me Time Tanpa Rasa Bersalah
Balada Stay at Home Mom (SAHM)
7 Fakta tentang Hubungan Stres dan Pengasuhan
6 Pengaruh Stres Terhadap Kesehatan Fisik dan Emosional Anda
 
 
 
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK

 


Topic

#duniamama #kesehatan #selfcare

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

7 Keputusan Mama yang Tidak Akan Berdampak Negatif pada Hubungan dengan Anak

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia