Apa itu Mompetition?

Bukan rahasia lagi bahwa banyak ibu diam-diam sering terlibat dalam mompetition, atau istilah untuk kompetisi para ibu. Ini ketika para ibu diam-diam sedang berkompetisi dengan ibu lainnya. Yang diributkan rata-rata adalah pencapaian dalam kehidupan menjadi ibu, cerita tentang kebaikan pasangan, dan tak kalah ketinggalan, prestasi anak. Kalau ini, sih, sudah banyak yang tahu, ya.
 

Akan tetapi, sebetulnya ada lagi bahan mompetition yang kerap diunggulkan para ibu dalam obrolan, yakni tentang siapa yang ‘lebih’. Kata ‘lebih’ di sini bisa dimaknai untuk sesuatu yang positif seperti lebih bahagia, maupun sesuatu yang negatif seperti lebih menderita.
 
Bryce Reddy, LMHC, terapis kesehatan mental ibu di Massachusetts, AS, mengungkapkan beberapa topik di mana para ibu sering terjebak menjadikannya sebuah kompetisi:
 
Siapa yang Lebih Punya Waktu Luang
Ini punya dua pengertian: bisa jadi saat ada yang punya waktu luang lebih banyak, ia bangga bahwa ia bisa mengatur waktu lebih baik. Atau, kedua: ada juga yang bangga saat lebih memiliki sedikit waktu luang lantaran itu artinya bahwa ia lebih sibuk, produktif, dan memiliki anak-anak yang aktif.
 
Siapa yang Lebih Lelah
Poin ini juga punya dua pandangan. Pertama bahwa yang lebih tidak lelah bisa membanggakan diri lantaran lebih pandai menyelesaikan semua tantangan pekerjaan. Poin kedua, yang lebih lelah dapat dipandang lebih sibuk dan itu adalah sebuah pencapaian.
 
Siapa yang Anaknya Lebih Rewel
Bukan hanya prestasi yang kerap dipamerkan oleh para ibu, melainkan juga kesulitan dan tantangan mereka dalam mengurus anak. Anak yang lebih rewel dinilai lebih menantang untuk ‘diselesaikan’.
 
Siapa yang Lebih Produktif
Aktualisasi diri atau produktifitas juga merupakan salah satu bahan yang secara tidak langsung dijadikan bahan kompetisi oleh para ibu.
 
Strategi Disiplin yang Lebih Berhasil
Sejujurnya, masalah disiplin adalah masalah semua ibu. Kadang, para ibu sering membanggakan strategi mendisiplinkan anak yang efektif diterapkan. Ya, kalau mau diakui, strategi apa pun itu, tidak ada yang mudah.
 
Siapa yang Lebih Punya Screen Time
Ini juga punya dua pandangan. Pertama, bila ibu lebih punya waktu untuk scrolling bisa dinilai sebagai ibu yang berhasil mengatur semua jadwal anak-anak berjalan lancar sehingga punya waktu untuk me time sejenak. Sebaliknya, ibu yang lebih punya sedikit waktu untuk screen time juga bisa mengklaim diri sebagai ibu yang ‘baik’ lantaran lebih fokus pada anak-anak.
 
Siapa yang Lebih Sibuk
Kalau mau jujur, kesibukan adalah salah satu poin penilaian terhadap kehidupan para ibu. Sibuk mengurus anak, sibuk ngurus rumah, sibuk ngurus kerjaan. Bukan ibu namanya bila tidak sibuk. Oleh karena itu lah, banyak yang berlomba-lomba menjadi yang paling sibuk.
 
Rumah Siapa yang Lebih Berantakan
Nah, ini juga punya dua poin pandangan. Yang satu bisa jadi beranggapan bahwa rumah yang berantakan adalah pertanda seorang ibu kurang mampu menjaga rumah. Sementara yang satu lagi berpandangan bahwa rumah berantakan bisa jadi tanda anak-anak yang aktif.
 
Apa pun itu, semua ibu telah melakukan hal yang terbaik untuk keluarganya. Mompetition sejenis ini hanya akan membuat masalah bagi kesehatan mental dan relasi Anda. Bila ada yang mulai membahas ini di obrolan, Anda bisa mengalihkannya ke topik lain selain masalah pengasuhan, keluarga, dan kehidupan menjadi ibu.
 
Baca juga:
9 Cara Mengatasi Mental Habit Yang Buruk
Pentingnya Pertemanan Para Ibu
Cara Menyikapi Teman dengan Tegas
Agar Facebook Tidak Merusak Pertemanan
Lari Sebagai Ajang Berkumpul Bersama Teman
 
 
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK

 





Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia